Hinata masuk ke mobil miliknya dengan kesal, hanya karena ia berpakaian sexy malam ini bukan berarti sasuke bebas mengatainya jalang, apa semua jalang berpakaian sepertinya?, Apa iya hinata harus menggunakan baju serba tertutup di tempat lucknat seperti club?.
Semua orang akan menatapnya aneh, dan mungkin beberapa orang akan meng'capnya gadis lugu dan bersiap mengolok-ngolok dirinya karena mereka akan berpikir hinata tak pernah datang ke tempat seperti itu kan.
Apa sasuke tidak berpikir dulu sebelum berbicara?, Dia mengatainya seenak jidat, "dasar pria bajingan".
Hinata mendesis kesal, ia bersiap mengemudikan mobilnya, sebelum ia melihat shikamaru di luar kaca mobilnya, hinata enggan, namun ia tetap menurunkan kaca mobilnya dan melihat pria itu.
"Mau mengejekku?".
"Tidak".
"Lalu?".
Shikamaru tersenyum miring, ia melambaikan tangannya ke dalam mobil, "jasku?".
Hah...
Hinata mendengus sebal, ia melempar jas itu keluar lalu cepat-cepat pergi dari sana, kenapa semua orang sangat menyebalkan malam ini, dan sialnya ia tidak bertemu para sahabat terkasihnya, seharusnya para gadis itu menghiburnya, sial....
....
......
........
"Kau tau hinata, kudengar kelas XII A akan ada murid baru".
Hinata yang sibuk dengan ponselnya hanya mendengus, ia menatap tanpa minat sahabat pirangnya.
Ino yang melihat tatapan yang seakan mengatakan, "lalu, apa hubungannya denganku", itu hanya bisa menghela nafas.
"Katanya sih seorang gadis, dia pintar dan.... Cantik". Celetuk ino membayangkan betapa gadis pindahan itu menjadi perbincangan di kalangan para pria bajingan yang ia lewati tadi pagi, memangnya secantik apa sih.
Hinata menggigit bibir bawahnya, lalu dia harus peduli begitu?, Terserah mau yang pindahan malaikat, atau iblis sekalipun hinata tidak akan peduli, dan tak akan mau tau.
"Begini, kau tidak takut pangeranmu itu tergoda?". Ino duduk di samping sahabatnya itu sambil mengedipkan sebelah matanya, dan hal itu membuat hinata mendengus sebal, suasana hatinya belum kembali dari seminggu yang lalu, kenapa ino malah semakin membuatnya marah.
tak mau ambil pusing, hinata memilih mengabaikan ino, dan berjalan keluar kelas, ino pun hanya bisa mendengus sebal, tapi ia tetap mengejar sahabat indigonya itu.
"Kau melihat karin dan tenten?".
Ino hanya menggeleng, mereka kini berjalan ke kantin, kebetulan sudah jam istirahat.
Tak berapa lama, mereka sampai di kantin, dan kedua sahabatnya yang memang berbeda kelas itu ternyata sudah menunggu mereka di pintu kantin.
"Ada apa?, Kenapa kalian tidak duduk?".
Ino menatap heran karin dan tenten, karena kedua sahabatnya malah memilih berdiri di ambang pintu sambil menunggu kedatangan mereka.
"Kau tidak lihat?,. Kantin penuh dan.....".
Karin tak melanjutkan ucapannya, ia hanya mengisyaratkan lewat pandangan matanya.
Mereka berempat kini berfokus menatap bangku yang biasa mereka duduki, kini di duduki seorang siswi cantik bermahkotakan bunga sakura.
"Siapa gadis musim semi itu?". Ino menerka, ..."ah...dia pasti murid baru itu". Dan pada akhirnya ia menjawab sendiri pertanyaannya.
Hinata nampak tak peduli, ia pun mengisyaratkan agar ketiga temannya mengikutinya, kini mereka duduk di bangku biasa mereka makan, tanpa peduli ada seorang gadis yang masih sibuk menyantap makanannya.
Karin dan ino yang duduk disisi kiri dan kanan gadis itu hanya saling menukar isyarat, hal selanjutnya yang terjadi adalah jeritan tak terima si siswi baru.
"Apa-apaan kalian!".
"Tidakkah kau melihatnya, aku hanya ingin makanmu jadi lebih cepat, maka dari itu aku mencampur ice tea mu dengan makan siangmu, bukankah aku baik?". Karin mengatakannya dengan senyum meremehkan, ia lalu mengedipkan satu matanya ke arah ino, dan gadis itu seakan mengerti maksud temannya.
"Upsss....".
Makanan itu tumpah membasahi baju si gadis musim semi, hal itu seolah menjadi tontonan semua siswa yang berada di kantin.
"Sorry, sepertinya aku sengaja". Ino tersenyum kecil, lalu mengelap tangannya dengan tissue, mereka lalu tertawa senang setelah si gadis baru itu pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
...
"Kch....pemberontak". Di seberang meja, sang pangeran yang melihat kejadian itu hanya mendecih tak suka, lagi dan lagi pembulian di sekolah ini dilakukan oleh orang yang sama, hyuga hinata, si pembuat onar.
"Tidakkah mereka keterlaluan". Celetuk naruto sambil memakan ramennya.
"Bagaimana lagi, siapa yang berani melawan putri pemilik yayasan?". Sai, pria pucat itu berkomentar pedas, adalah fakta bahwa tak seorangpun berani melawan para gadis pemberontak itu.
"Atau....hinata mungkin akan berubah jika dia berhasil memilikimu". Pria bertato segitiga berbalik itu melayangkan tatapannya pada sasuke, namun sepertinya sasuke tak mau meresponnya, sasuke ingat apa yang terjadi malam itu, yah pertengkarannya dengan hinata, bagaimana mungkin gadis itu masih menyukainya setelah mereka adu mekanik seperti itu.
Terlebih hinata memang sudah semingguan lebih tak mencari perhatiannya lagi.
...
Oh salah, sasuke salah, sepertinya kemarahan gadis itu sudah lenyap entah kemana, sekarang gadis itu, hyuga hinata sudah duduk di bangkunya dengan senyum yang terpatri di bibirnya.
Hinata menepuk kursi di sebelahnya, mau tak mau sasuke hanya menatap tanpa minat, dan duduk tanpa mengatakan apapun, pria itu hanya menghela nafas lelah, lagi-lagi ia dihadapkan dengan gadis pemberontak ini.
Hinata tersenyum senang, ia dengan tanpa malu menggeser bangkunya agar lebih dekat dengan sasuke, lalu merangkul tangan pria itu.
Detik kemudian, kakashi sensei datang dan hanya menghela nafas melihat hinata yang masih setia merangkul tangan sasuke.
Mendecil kesal, sasuke melepaskan rangkulan itu, "tidakkah seharusnya kau kembali ke kelasmu, hyuga?".
"Oww...ini akan menjadi kelasku, untuk seterusnya, tidakkah menyenangkan?".
Mendengar itu sasuke hanya menghela nafas kasar, sial, dia bisa mati jika terus berurusan dengan gadis pemberontak seperti hyuga hinata.
........
"Aku yakin gadis sialan itu pasti sudah gila".
"Siapa maksudmu?, Hinata?". Tanya naruto antusias, ini pertama kalinya sasuke sekesal ini, apa karena hinata pindah kelas secara mendadak?.
"Hn".
"Kau yang paling tau sasuke, dia tergila-gila padamu, tidakkah kau kasihan padanya, lagipula dia cantik, kenapa tidak kau pacari saja dia".
"Hhh....kenapa tidak kau saja?".
.........
50 vote, lnjuttt
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
Teen Fictionentah dimulai darimana, sejak hari itu hinata mulai mendambakannya.....