"5"

672 83 10
                                    

Entah siapa yang terobsesi kepada siapa, sasuke seperti penguntit gila yang sedang dilanda depresi akut.

Siapa yang menyuruhnya berdiri di belakang tembok saat hendak berpapasan dengan si ratu onar?, Terlebih gadis itu terlihat akrab dengan si setan merah.

Sasuke merutuki kebodohannya, ia berdecak kesal, sebelum orang lain menyadarinya ia harus bersikap biasa-biasa saja.

"Teme....". Yah...sebelum sahabat kuningnya memergokinya sedang mengintip.

"...-apa yang kau lakukan disini?".

Sasuke memperbaiki sikapnya, ia kembali ke mode cool dan cuek bebek terhadap pertanyaan sahabatnya, layaknya orang tuli sasuke menganggap pertanyaan naruto seperti angin lalu, ia berlalu begitu saja dan tak menghiraukan sahabatnya.

"Aneh sekali, teme, jawab aku". Lagi-lagi naruto mengejarnya, dia harus punya 1000 ketabahan dalam menghadapi sahabatnya yang satu ini.

"Hm...".

Yah meski akhirnya hanya akan di jawab dengan gumaman aneh seperti itu, naruto tetap menerima sasuke dengan lapang dada sebagai sahabat terbaiknya kok.

....

....

Habis hinata terbitlah sakura, wanita itu terang-terangan mendekatinya, jujur sasuke sedikit muak, berbeda dengan hinata yang tak munafik, sasuke sangat tau tabiat sakura yang selalu bersikap baik padahal aslinya wanita itu lebih buruk dari hinata.

"Sasuke, kau tau, kemarin aku bertemu dengan seorang nenek, aku membantunya menyeberang jalanan lo".

Hah...?.

Menyeberang jalanan apanya, sasuke jelas-jelas melihat nenek itu sampai hampir menangis karena tak ada seorang pun yang membantunya, saat sakura lewat, gadis itu tak peduli sama sekali, dasar rubah.

"Hn....

Merasa sikap sasuke sedikit ketus, sakura hanya berdehem kecil, "oh iya sasuke, kau ingat tidak waktu kecil kita.....".

"Bisakah kau diam sehari saja sakura, kau tidak lihat aku sedang apa?" Katanya sambil menunjukan buku soal, ya sasuke memang sedang mengerjakan tugas sekolahnya.

"Kau ini kenapa sih...". Sakura pun mendengus, dan berjalan pergi meninggalkan sasuke di kelas.

Sasuke pun tidak tau, akhir-akhir ini ia sering marah-marah tak jelas, yang ada dipikirannya hanya satu, apa semudah itu si ratu onar melupakannya?.

....

Merasa kesehatan otaknya telah dirusak fatal oleh si ratu onar, hari ini dengan kesal pria itu mendatangi si pengusik pikirannya, lalu memberikannya sebuah kotak bekal kosong.

"Besok dan seterusnya, buatkan aku bekal, tidak ada tapi, kau harus melakukannya". Bukan pertanyaan, tapi sebuah perintah, hinata yang awalnya diam mendengarkan lagu hanya bisa mendongak dan memasang wajah cengo, apa triknya berhasil?, itu berarti perkataan gaara benar.

"Ken...--".

"Tidak ada pertanyaan, kau hanya harus setuju". Setelahnya hinata mendapati sasuke yang pergi begitu saja.

Melihat kotak bekal itu hinata hanya bisa menahan senyumnya, gaara benar, hari ini dia harus mentraktirnya.

....


"Ayo makan, aku yang traktir".

Pria itu menatap tak biasa pada hinata yang dengan telaten membuatkannya makanan, tadi siang gadis itu tiba-tiba mengajaknya makan bersama.

"Traktir apanya, kau membuatnya sendiri".

"Hei...justru ini spesial aku membuatkanmu masakan rumahan tau".

Kata hinata cemberut sambil menaruh potongan sushi di atas piring gaara.

"Kch...

Hinata pun tersenyum senang, "kau tau, hari ini sasuke mengatakan dia akan makan bekalku setiap hari".

Tak ada hujan tak ada petir gaara tiba-tiba tersedak, dan hinata dengan cepat memberikannya minum.

"Lalu kau mengiyakannya?"

Hinata menggeleng, "aku belum menjawabnya".

"Bodoh, harusnya kau menolaknya".

"Haruskah begitu?, bagaimana kalau dia marah?".

Tanya hinata dengan wajah bertanya- tanyanya....


......

Berbeda dengan saran gaara kemarin, hinata memilih mengenyahkan logikanya dan membuatkan bekal spesial untuk sasuke.

"Dia pasti suka". Katanya dengan senyum sumringah.

Dengan langkah pasti hinata berjalan ke loker pria itu dan menaruh bekalnya disana, "hmm haruskah aku menulis surat untuknya?".

Seraya berfikir, hinata menggeleng cepat , sejak kapan ia menjadi se'alay itu.

Iapun segera menutup loker sasuke lalu pergi ke kelasnya.

Tanpa sadar seseorang tengah memperhatikannya.

....

Sasuke membuka kotak makan itu dengan semangat, entah kenapa perasaan berdebar itu selalu menghantuinya, kemarin-kemarin rasanya tidak seperti itu

Hari ini hinata membuat nasi goreng dengan toping tomat kesukaannya, sasuke mulai menyuapkan makanan itu tapi detik berikutnya wajahnya berubah, rasanya asin, sangat asin, apa hinata sengaja melakukannya?, tidak, sasuke pernah sekali mencicipi masakan gadis itu dan rasanya sangat enak, tapi kenapa sekarang?....

Apa hinata ingin balas dendam padanya?, memikirkannya membuat wajah sasuke memerah, apa ia begitu keterlaluan sampai hinata melakukannya, kembali ia menatap nasi goreng itu, pasti hinata hanya salah memasukan bumbu sehingga rasanya sedikit asin, ya pasti begitu, meyakinkan dirinya sendiri, sasuke tetap menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya.

Hinata sangat menyukainya, jadi dia tidak akan melakukan itu padanya, ucapnya dalam hati, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua hanyalah kesalahan teknis saja.



Up up up

Lanjut gak nih, maaf aku lama upnya ad kerjaan, skrg lagi free, klo msih bnyk peminatnya, aku ngebut upnya🥰..

Lanjut gak nih, maaf aku lama upnya ad kerjaan, skrg lagi free, klo msih bnyk peminatnya, aku ngebut upnya🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang