Semesta dan lukanya [ On Going ]

halaman ketiga : akankah terjadi 🌎

happy reading‼️

pagi ini pandega di bangunkan dengan suara alaram yang berbunyi sangat nyaring dari benda berbentuk persegi dan pipih yang ia letakkan di atas meja belajar.

jam sudah menunjukkan pukul 6.30 sebentar lagi sekolah akan mengadakan pembelajaran,tapi pandega baru saja bangun dari tidurnya,sebenarnya taadi itu pandega sudah bangun untuk melaksanakan sholat subuh,tapi malah tidur lagi.

setelah selesai pandega mandi dan beberes,pandega langsung berangkat menuju sekolah.

sesampainya pandega di sekolah pandega langdung memarkirkan motornya di parkiran sekolah,lalu pandega bergegas menuju ruang kelas yang seperti biasa sudah di penuhi oleh murid-murid yang sedang menunggu jam pelajaran di mulai.

setelah jam pertama dan kedua pun selesai tiba di mana semua murid-murid seperti biasa sudah berdesak desakan untuk membeli makanan di kantin sekolah,terutama pandega,sedari tadi pandega sudah berada di sana bersama nahen,estu,dan haydan.hari ini mahesa tidak bergabung,dikarenakan mahesa tidak hadir di sekolah sedari tadi.

setelah selesai mereka makan makanan yang di hidangkan oleh ibu kantin mereka tidak langsung menuju kelas,melainkan mereka masih sibuk bercerita tentang pelajaran yang mereka lewati setelah 4 jam lebih saat berada di lama ruang kelas.

tidak lama kemudian saat mereka masih asyik bercerita,mata pandega tertuju pada seorang gadis cantik dengan rambut yang digerai begitu saja yang di biarkan tertiup angin,iya itu nindya cewe yang selama ini di idam-idamkan oleh pandega.

mata pandega tidak berbalik ke arah manapun melainkan masih menatap nindya sedari tadi,saat nindya mulai masuk ke dalam kantin.

tiba-tiba pandega di kagetkan dengan estu yang yang memukul pundak pandega.

"eiiii....!!ceilah ngeliatin dia mulu" dengan nada meledek estu memukul pundak pandega.

"astagfirullah!!kaget gw ceog" dengan nada yang sedikit meninggi akibat di kagetkan tadi pandega menjawab estu.

"tumbet amat istigfar bang" sahut nahen yang mulai mengikuti pembicaraan estu dan pandega.

"ceilah tobat bang tobat" sahut pandega membalas nahen.

"so so an tobat lo ntar juga udah mulai lagi" ledek nahen.

seketika rungan kantin di penuhi dengam suara mereka dan di barengi dengan suara murid-murid yang sedang berdesak ingin membeli makanan.

lalu bel masuk pun berbunyi.

ringgg..... ringgg.....