Chp 2

17 3 0
                                    

Seseorang menepuk bahu Serly dari belakang.  "Echa?"  Serly hanya bisa memandang Echa keheranan, pasalnya anak itu saat ini pucat pasi.

Anak-anak lain saling melempar pandangan, Dion dan Adit diam-diam memperhatikan gelagat kak Olive. Kedua sudut bibir itu jelas terangkat dalam tundukan kepalanya.

"Siang anak-anak!"

Ibu Maya tiba-tiba datang dan memecah ketegangan suasana yang makin lama makin menjadi.

Siang itu mereka pulang ke rumah masing-masing dengan berbagai beban pikiran yang menghantui, serta cerita kak Olive masih melayang di pikiran mereka.

*
*
*

Seminggu setelahnya, semua hal berjalan semestinya. Banyak anak mulai melupakan kisah "dia". Bahkan Echa yang terlihat paling ketakutan saat itupun sepertinya sudah pergi meninggalkan cerita seram kak Olive.

Beberapa bisik-bisik terdengar di kalangan anak-anak penggosip.  "Kalau kak Olive benar, tentu sudah terjadi sesuatu pada kita. Sepertinya itu hanya lelucon"

"Benar, buktinya semua baik-baik saja"
Seorang anak lainnya turut menimpali.

Tepat di hari setelahnya, terjadi peristiwa aneh dan menyedot perhatian besar seluruh siswa.

Dimana-mana Para Siswa terutama anak-anak baru banyak yang kesurupan, berteriak-teriak, dan meracau tidak jelas.

Bahkan Echa pun juga termasuk di dalamnya. Adit dan Dion kewalahan memegangi kedua tangan Echa Sedangkan Serly memeluk pinggangnya sambil ikut berteriak-teriak mengingatkan Echa akan keberadaan Tuhan.

OSIS berkeliling dan mendata para siswa yang kesurupan. Setelah dicek, untungnya hanya ada satu siswa yang mengalami cedera serius. walau ada beberapa siswa lainnya yang terdata memiliki luka seperti bekas cakar di tubuhnya.

____
Pagi itu, Dion menjadi yang pertama datang ke sekolah dan tidak Sengaja mendengar percakapan Para anggota osis.

Tubuhnya refleks merapat pada dinding, Dion mulai menajamkan telinganya sambil beberapa kali menengok ke belakang.

Sekitar 20 menit kemudian. Setelah semua temannya datang dan berkumpul di tempat mereka biasa nongkrong, Dion berencana membocorkan informasi yang ia dapat pagi tadi. Namun ternyata sudah keduluan Serly.

"Teman-teman, sebenarnya aku penasaran sekali dengan kejadian kemarin"

Tidak mau kalah, Adit ikut menimpali dan mengajak yg lainya untuk main detektif-detektifan dan mencaritahu penyebab kejadian kesurupan masal itu.

Disisi lain, Dion malah mengkhawatirkan Echa yg hanya diam mematung.

Siang itu mereka menyampaikan rencana yang sudah mereka susun pada teman-teman kelas lainnya.

Misi permainan detektif-defektifan ini adalah mencari penyebab dan solusi kejadian kesurupan masal kemarin. Di luar dugaan, hampir semua siswa kelas X Mipa IV ingin ikut. Bahkan beberapa anak kelas lain juga menawarkan diri ikut ke dalam permainan.

Para pemain bergerak berkelompok dengan Anggota 3-4 orang tiap kelompok. Mereka mencatat semua data yang mereka temukan di lapangan dan mengumpulkanya menjadi satu saat semua pemain kembali berkumpul di tempat yang sudah mereka tentukan.

Solah mendapat trauma dan mimpi buruk karena cerita kemarin, Echa menolak mentah-mentah saat diajak serly dan Adit.

Sebagai gantinya. Bihan cowok dari kelas X Mipa I bergabung dalam kelompok. Hanya ada dua orang anak X Mipa IV yang tidak ikut dalam permainan. Echa dan Yudha.

*
*
*

Permainan dimulai!
Kelompok Serly langsung memulai penyelidikan setelah menyadari kelas terakhir mereka jam kosong, tak lupa Bihan turut hadir di sana setelah izin ke toilet pada gurunya.

"Kau pergi ke toilet sampai pulang saja, Hahaha"
Ejek Serly ke temannya yang berbadan tinggi itu.

Mereka menyusuri lorong demi lorong sekolah. Mendatangi tempat-tempat kesurupannya para siswa, dan Uks. Ternyata kebanyakan siswa kesurupan di wilayah sekitaran kelas mereka.

Bulu kuduk Serly mulai berdiri mengingat cerita menyeramkan kak Olive.

"Apa  dia,  benar-benar ada?"



A Mysterious ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang