4

657 94 6
                                    

Jenny sudah sampai di sebuah restoran. "Benar disini alamat nya? Ya udah lah aku masuk saja" Ia sedikit keheranan dengan tempat yang sudah ditentukan Brayan untuk memberikan proposal kemaren kepadanya. Pasalnya restoran tersebut Intimate seperti tempat kencan sepasang kekasih.

Siang itu Jenny mengenakan kemeja putih dipadukan dengan rok pensil dengan warna peach perpaduan yang lembut dengan kulit putih mulusnya. Rambutnya diikatnya separuh. Dan kaki jenjangnya mengenakan higt heels berwarna cream.

Jenny sampai disebuah ruangan. Didepannya telah berdiri seorang perempuan, Hanna sekretaris Brayan. "Nona sudah datang. Tuan menunggu anda di dalam" Hanna membuka pintu dan mempersilahkan Jenny masuk.

"Terimakasih" Jenny membalas dengan senyuman.

Setibanya didalam, Jenny agak terkejut melihat seisi ruangan. Pasalnya, ruangan tersebut benar-benar Intimate. "Aku harus menyelesaikan nya ini dengan cepat!. "Gumamnya dalam hati " Pak Brayan. " Sapa Jenny.

"Kau sudah datang, duduklah disini" Brayan menarik kursi yang ada dimeja makan dan mempersilakan jenny duduk.

"Terimakasih, bukankah ini berlebihan? " Jenny duduk dengan perasaan sedikit canggung.

"Tidak, santai saja kita lunch dulu lalu kita bicarakan tentang pekerjaan" Brayan tersenyum manis.

Mereka berdua menyantap makanan mereka masing-masing. Terlihat jenny sedikit canggung, "Kau sangat cantik hari ini, Jenny" Puji brayan ditengah mereka menyantap hidangannya.

"Terimakasih pak" Membalas pujian brayan dengan senyuman nya.

"Apa kau sudah punya pacar? " Brayan sedikit penasaran.

"Tidak. Saya tidak ada waktu untuk berkencan, saat ini saya hanya memprioritaskan diri untuk karir saya" Jawab Jennye lugas.

"Sepertinya pak Stiven sangat kejam kepada mu, membuat mu hanyut dalam pekerjaan mu" Brayan terus memberi kan banyak pertanyaan.

Jenny hanya membalas senyuman. "Pak Stiven adalah bos yang baik Pak"

"Bagaimana jika ada pria yang tertarik pada mu?, apakah kau akan menerimanya? " Brayan tersenyum sinis.

Jenny menghentikan makanan nya dan berkata "sepertinya kita tidak cukup dekat untuk membicarakan kehidupan pribadi saya pak Brayan"

Brayan tersenyum mendengar jawaban dari wanita dihadapannya. Dia memperhatikan expresi Jenny yang tidak senang atas pertanyaan yang dilayangkan nya kepada wanita itu. Brayan mengambil serbet putih yang ada di atas meja lalu berdiri dan melangkah menuju kursi dimana jenny duduki, diletakkan nya tangan gagahnya itu dimeja dan menundukkan sedikit hadapan nya kepada jenny.

"Tidak perlu emosi, makanlah dengan pelan. Noda makanan ini ternodai dibibir indahmu" Brayan menyeka makanan yang menempel dibibir jenny.

Terlihat sangat jelas, wajah jenny merona merah. "Maaf Pak, saya bisa bersihkan sendiri" Jenny langsung mengambil serbet nya dan membersihkan bibirnya.

Brayan kembali ke tempat duduknya. "Makanlah yang banyak, setelah itu. Serahkan proposal yang kemaren lkepada ku" Brayan tersenyum arti memandangi jenny.

Mereka kembali menyantap makanannya. Setelah makan jenny menyerahkan proposal yang dibawanya, brayan menerimanya dan terlihat brayan tidak bertele-tele dengan proposal itu. Mereka pun berlalu meninggalkan ruangan tersebut menuju keluar dari restoran. "Terimakasih atas makan siang pak, saya juga sangat berterimakasih karena menyetujui kerjasama nya" Kata jenny tersenyum dan sedikit menundukkan kepalanya.

Brayan kembali membalas senyuman jenny. Kamu mau diantar? " Tanya berharap brayan bisa mengantar jenny.

"Saya bawa mobil pak, dan saya juga harus kekantor lagi"

Dia lesu mendengar nya. "Baiklah" Brayan sedikit kecewa, mereka pun berlalu menuju ke arah masing-masing.

Pukul menujukan waktu sembilan malam. Mobil yang dibawa jenny telah sampai diparkiran apartemen dan memakirkan mobilnya. Dia berjalan keluar dari mobil itu dengan sedikit ketakutan menatap sekilingnya, pasalnya. Suasana tempat parkir sedikit sunyi dan agak gelap. Terdapat beberapa bola lampu mati dan beberapa kedip-kedip. "Pasti pengurus apartemen belum memeriksa bola lampu parkiran ini!. " Keluhnya kesal.

Jenny berjalan menuju ke lift namun. Tengah dijalan jenny di hadang dengan sosok pria dan memegang pisau kecil. "Jenny. Kau sudah pulang? " Tanya pria itu.

"Mau apa kau?! " Jenny ketakutan dengan pria yang bernama handry itu sedang melihat pisau "lepaskan aku!! "

"Aku menginginkan mu baby, apa kurangnya aku sehingga kau menolakku? Hah!! " Bentak handry kepada jenny.

"Kau gila!. Sudah berapa kali aku bilang padamu hah?! Aku tidak menyukai mu, aku hanya fokus pada karir ku! " Jawab jenny sedikit berontak.

"Atau kau memiliki laki-laki lain?, bagaimana kau mati saja baby. Jika aku tidak bisa mendapatkan mu maka yang lain tidak ada yang boleh mendapatkan mu! " Tatapan handry penuh kemarahan.

Handry adalah laki-laki satu-satunya yang ditolak oleh jenny dengan sakit hatinya. Dia ketakutan. Jenny berlari secepat mungkin di sebrang sana, namun tiba-tiba lampu padam semua dan ketakutan jenny bertambah. Tapi tiba-tiba sosok pria memeluk jenny dari belakang dengan lembut.

"Siapa kau? Lepaskan aku mohon" Jenny masih terlihat ketakutan.

"Tenanglah jenny ini aku. Jangan takut" Jawab pria itu, suaranya yang tidak asing bagi jenny.

"Pak Brayan? " Ucap jenny sedikit tenang.

"Tenanglah, aku ada disini" Jawaba brayan yang masih memeluk erat jenny.

Jenny yang tadinya di kuasai ketakutan nya, Sedikit demi sedikit rasa takutnya memudar. "Nyaman! " Lirinya dalam hati dan membalas pelukan Brayan.

Dua jam diparkiran apartemen jenny, Brayan masih berada di ruang kerjanya dia menunggu sekretaris nya. Hanna,

Toktok. "Masuk! " Brayan masih duduk di bangku meja kerjanya dengan wajah menunggu.

"Ini berkas yang Anda inginkan Tuan! " Hanna menyerah kan map beberapa isi lembar kertas.

"Oke good" Brayan meraih map tersebut dan memnukanya.

Brayan membaca demi lembar demi lembar isi map tersebut. Tiba-tiba dia tersenyum, "Hanna, Bukankah saya memiliki sebuah hunian di alamat ini? " Brayan kelihatan senang.

"Benar tuan" Jawab Hanna.

"Bilang pada nyonya malam ini aku tidak pulang ke rumah. Bilang saja kepada nya kalau aku meeting dadakan di luar negeri" Brayan masih ttersenyum

Dibalik senyumnya ada rencana. "Apakah malam ini akan ke apartemen yang di alamat tersebut? " Tanya Hanna seperti sudah bisa membaca isi pikiran tuannya saat itu.

"Kau begitu pintar, Hanna. Sebentar lagi antar aku kesana" Kata brayan lalu menyuruh sekretarisnya itu untuk keluar dari ruang kerjanya.

Ya. Map itu berisi tentang informasi jenny, Wanita ini mampu membuat ia tergila-gila. Brayan merupakan perusahaan tampan yang susah membuka hatinya. Saat bekerja ia orang yang profesional, tapi entah kenapa pesona jenny mampu mengecohkan sikap profesional nya itu.

Beberapa kemudian mobil yang Brayan tumpangi sudah terparkir di halaman parkir apartemen. Sebuah apartemen yang dimana jenny tinggal dan ternyata dia memiliki hunian di apartemen itu. "Tuan.. Bukan kah itu Nona Jenny? Sepertinya pria dibelakang yang mengikutinya ada niat jahat tuan. " Hanna memberitahu tuanya yang duduk di belakang.

"Kurang ajar! " Brayan bergegas turun dari mobil tersebut dan berniat menyelamatkan jenny dari pria jahat dibelakangnya. Dilihat nya jenny sudah berlari ketakutan, namun tiba-tiba hentakkan aliran listrik menggelap gulitakan nya. "Listrik sialan! " Umpatnya, "Dimana kamu jenny? " Brayan terlihat resah. Mencoba cari wanita itu dalam gelap,  tidak lama kemudian dia mendengar suara wanita menangis.







Sampai sini dulu cerita nya

Vote kalau suka cerita nya

Vote cerita nya kalau udah baca satu kali, karena kalian sudah membaca ceritanya. Tolong hargai mimin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gairah Perselingkuhan Presdir ; Taennie✔️ (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang