CHAPTER 11

150 21 1
                                    

Mark dan Jeno berjalan-jalan santai menikmati suasana kota New York dan sejenak mereka berdua beristirahat di taman dan duduk disalah satu kursi taman disana.

"Kamu haus?" tanya Mark

"Hmm, sedikit" jawab Jeno

"Kalau begitu, tunggu disini sebentar" Mark beranjak manuju ke café dan Jeno menunggu Mark kembali.

Mark kembali dengan membawa dua cup coffee, "Ini untukmu" memberikan salah satu cup coffee ike Jeno.

"Terimakasih!" Jeno minuman coffe, "Tapi aku bukan Herin yang suka Salted Caramel Coffee" 

Mark menatap Jeno tak enak, "Maaf. Tapi yang ini rasanya enak, pasti kamu suka! Coba deh!"

Jeno mengangguk, "Iya, ini tidak terlalu manis"

Mark tersenyum, "Mungkin suatu saat aku akan suka coffee kesukaan kamu"

'Mungkin suatu saat atau tidak sama sekali, Mark' Jeno meminum coffe

"Mark, apa kamu percaya dengan kebahagiaan?" tanya Jeno

Mark mengangguk, "Tentu saja, aku percaya pada kebahagiaan"

"Sekarang atau dulu?" tanya Jeno

Mark melirik Jeno, "Aku rasa kamu udah tahu jawabannya"

"Thank you, Mark" sahut Jeno

Mark menoleh ke Jeno, "Makasih? Untuk apa?"

Jeno menoleh ke Mark, "Karena tidak menjawab pertanyaanku tadi, karena aku tahu itu akan menyakitkan"

Mark menundukan kepala, "Maaf" 

Jeno mengusap pipi Mark, "Tidak apa-apa. Sekarang apa lagi yang kamu mikirin, Mark?!"

Mark menggeleng pelan, "Terimakasih, yah!" 

"Huh?! Terimakasih?!" tanya Jeno

Mark mengangguk, "Iya, karena menemaniku menjalani ini semua dan dengan sabar menungguku sampai saat ini"

"Aku akan selalu menunggumu, Mark" Jeno terkekeh kecil, 'Walaupun aku tidak tahu  akan samapai berapa lama berada di sisimu, Mark' batin Jeno

Mark mendekatkan wajahnya ke wajah Jeno dan menempelkan bibir beruda tanpa melumat sekalipun, memberikan ciuman lembut pada Jeno, "Terima kasih" mengusap pipi Jeno dengan lembut

Jeno mengangguk, "Kalau gitu, ayo sekarang kita pulang"

oOo

Jeno dan Mark sampai di rumah Haechan tapi saat memasuki rumah Haechan tidak ada satupun lampu yang menyala, melainkan banyak lilin yang menyala sebagai cahaya di rumah itu.

"Hei, bagaimana dengan kencan kalian? Jangan heran dengan kondisi rumahku sekarang, karena aku lupa membayar tagihan listrik bulan ini" Haechan menyengir

"Pantas saja, romantis sekali rumahmu ini" sindir Jeno

Haechan berdecak kecil, "Dasar tamu tidak tahu diri"

"Huh? Kau bilang sesuatu, Lee Haechan? Siapa yang kau bilang tidak..." sahut Jeno

"Aku akan ke kamar duluan, yah" Mark beranjak menuju ke kamar

"Mark, tunggu sebentar! Tadi tukang pos datang mengantarkan paket dan sekaligus surat untukmu, aku meletakkannya di atas meja..." teriak Haechan

'Pasti surat balasan dari Herin?' Mark dengan cepat masuk ke dalam kamar

"Padahal aku belum selesai bicara..." Haechan dan menoleh ke Jeno "Apa dia selalu seperti itu?" tapi tidak ada tanggapan dari Jeno

oOo

Me, You, And NostalgiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang