Prolog

18 0 0
                                    

 Maaf atas segala kekurangan 

"You know I really hate traitors" (Kamu tau aku sangat benci penghianat)

Dalam tubuh yang lemah diambang kematian sayu-sayu ia mendengar manusia iblis itu berbicara padanya. Dipandangnya sekilas orang itu sebelum ia memejamkan matanya kembali namun dalam berapa saat ia merasakan sentuhan dingin disebelah pipi kanannya dengan berat ia membuka kembali matanya dan langsung beradu pandang dengan mata elang itu. Ya pemilik mata elang itu ibarat malaikat maut yang siap membunuhnya kapan saja. Ia tidak dapat mengelak bahkan untuk menggerakkan tangannya saja sudah tidak sanggup tubuhnya sudah lemah kebas seolah mati rasa.

Pistol Glock 17 ditangannya dilirik sekilas sebelum mengarahkannya tepat kehadapan manusia yang sudah diambang kematian itu, ia sangat benci penghianat. Karena penghianatanlah ia menjadi sosok yang dingin, ia hanya melihat kegelapan dalam dunianya menjadikan iblis dalam dirinya buta dan tidak perasa.

"Welcome to the Hell" Ia tersenyum sinis sambil menarik pelan pelatuk pistolnya 

DOR

"Arghhhh" Nyaring bunyi tembakan itu bersautan dengan jeritan kesakitan

Dalam sekali tarikan peluru itu menembus kepala musuh dihadapannya, akibat dari tembakan itu menghasilkan lubang yang estetik bahkan hampir memecahkan isi kepalanya tubuhnya yang terikat dikursi pun ikut terjatuh menandakan kuatnya tembakan itu. Percikan darah mengenai wajahnya tidak ia hiraukan, seolah belum puas ia kembali menarik pelatuk pistolnya dan mengarahkan tepat kearah dadanya

DOR 

Saat ingin menarik kembali pelatuk pistolnya jeritan kecil seorang wanita mengalihkan atensi makhluk yang berada diruangan itu. Ia tersenyum sinis rupanya ada nyamuk kecil yang menyaksikan keseruan mereka

"Bersihkan!" ucapnya dingin sebelum melenggang pergi 

------------------------------------

"Babe" wajahnya memelas

"You need a hug husbaby"(Kamu butuh pelukan suami?) tanyanya tersenyum sambil merentangkan kedua tangan ia tau laki-laki dihadapannya ini sedang lelah terlihat dari wajah tampannya yang kusut 

Laki-laki itu hanya mengangguk menjawab pertanyaan wanitanya sambil melangkahkan kecil kearah wanitanya

"Come" tambahnya lagi sebelum memeluk tubuh tegap suaminya ia mengusap punggung lebar itu dengan sayang. 

Wangi dan nyaman itulah kesan pertaman yang diberikan wanitanya. Tubuh kecil wanitanya dipeluk erat ia membenamkan wajahnya diceruk leher jenjang wanitanya. Candu itulah definisi yang tepat untuk menggambarkan wanita kecilnya, lelahnya saat bekerja dikantor seakan lenyap begitu saja digantikan rasa nyaman.

"I want you babe" setelah lama terdiam akhirnya ia mengeluarkan kata-kata mutiaranya tanpa persetujuan wanitanya ia menggendong tubuh kecil itu ala koala. Wanita itu hanya bisa pasrah seperti inilah cara menghilangkan rasa stress lelakinya.

Tuanku Eddgar ZhariefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang