BAB 2

10 0 0
                                    

Setibanya Ed dimeja yang sudah diduduki oleh beberapa temannya, ia melihat tatapan yang berbeda dari teman-temannya. Hening selama beberapa saat sebelum suara Deo mengalihkan atensi para penghuni meja itu.

"Lo aman bro ?" pertanyaan singkat yang dilontarkan Deo saat melihat kemeja Edd sudah berubah warna itu, mereka melihat dengan jelas saat Edd bertabrakan dengan Carisa saat akan membawakan cofe latte panas untuk nya. Jika orang diluar sana mungkin akan mengeluh kepanasan namun tidak dengannya seolah tidak terjadi apa-apa padanya.

Yang membuat Deo lebih heran adalah Edd membiarkan Carisa lolos tanpa bersyarat, biasanya orang yang sudah menggangu ketenangan Edd pasti ia akan bermain fisik paling amannya hanya akan dimarahi abis-abisan. Tidak pandang bulu baik perempuan maupun laki-laki ia akan bermain kasar apalagi pada wanita yang mencoba menyentuhnya ia benci disentuh oleh sembarang wanita, tapi tidak dengan Carisa mungkin nasib Carisa sedang baik sehingga tidak terjadi apa-apa padanya.

Pertanyaan Deo hanya dibalas deheman dingin saja oleh Edd

"Yakin aman bro, badan lo kesiram kopi panas tadi" Ujar Nicholas membuka suara

"Nyawa Lo semua yang gak akan aman ko lo pada banyak tanya" balas Damian, Damian hampir sama dengan Edd dingin sama-sama tidak tersentuh namun Damian tidak pernah bertindak kasar pada sembarang orang.

"Iya deh si paling senggol bacok" jawan Deo sambil mengangguk anggukan kepala tanda setuju, sebelum ia membuka mulutnya kembali sebuah kunci mobil mendarat tepat dikepalanya. Ia melayangkan tatapn bengisnya sebelum membuka mulut ingin protes namun Edd kembali menyelah

"Take a new shirt in the car" (Ambil kemeja baru di mobil) ucapnya dingin

Tidak sempat mengeluarkan kalimat protesnya Edd kembali menyelah

"Now !" (Sekarang)

Deo yang sudah kepalang kesal hanya bisa mengehelas nafas selain moodyan Edd juga memiliki sifat pemaksa.

"Monyet" Kesalnya Sebelum Deo pergi menuruti perintah Edd ia menujukkan jari tengahnya kepada Edd sambil menghentakkan kakinya. Mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Deo pelawak dan cerewet namun siapa sangka skill bertarungnya paling jago diantara mereka lima.

Setelah Deo hilang dari pandangan Edd mengalihkan tatapannya pada seorang yang dari tadi hanya terdiam memperhatikan tab ditangannya. Lebih tepatnya sedang memantau seseorang dibalik sana. Sadar bahwa ia sedang diperhatikan ia mengangkat kepalanya dan ia langsung tertuju pada tatapan elang dari Edd, paham akan tatapan itu iya berdehem singkat sebelum mulai berbicara demi merilekskan dirinya

"Target masuk perangkat" ucapnya setelah lama berdiam diri, Edd menyeringai dingin mudah saja baginya memancing tikus got. Ia sangat membenci pengehianat siapapun yang berani menghianatinya maka tidak akan ada harapan untuknya hidup damai.

"Let's start the game ?" (kita mulai permainannya?) tanya Hariz dengan senyum sinisnya

"Relax dude, beri dia waktu untuk bersenang-senang" balas Edd tersenyum sinis. Sepertinya akan ada kejutan besar yang dia berikan.

Semua yang berkumpul dimeja itu menganggukan kepalanya tidak ada yang berani membantah perintah seorang Edd dan nantikan pertunjukan yang akan dibuat olehnya. Setelah pembicaraan singkat itu berakhir semua terdiam dengan pikirannya masing-masing sebelum kedatangan Carisa mengalihkan atensi mereka. Carisa datang dengan membawa nampan berisi cofe latte panas menggantikan pesanan Deo yang sudah tumpah tadi.

"Kopinya tuan, maaf terlambat ada accident sedikit tadi" ucapnya sambil tersenyum menampilkan lesung pipinya. Mereka hanya terdiam menganggukan kepalanya seolah terpana dengan senyum itu

Tuanku Eddgar ZhariefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang