02: Tak Kenal Maka Tak Sayang

494 39 2
                                    

📝: Vote dulu, baca kemudian







"Iya Mbok!" Serentak anak kos.

Hoamm. "Kita tadi disuruh apa sama Mbok?" Tanya pemuda bermata sian.

"Disuruh kenalan sama anak baru," jawab pemuda bermata oranye.

"Yosh! Kalo gitu aku bakal kekamar nya, ku ajak kesini buat kenalan," sahut pemuda bermata biru. Pemuda tersebut langsung saja menuju kekamar Thorn.

'Kalo gak salah yang pintunya ijo ... Ah! Ini!' Pemuda bermata biru itu pun mengetok pintu hijau dihadapan nya.


"Iya sebentar!" Ujar lelaki di balik pintu kamar.
Lelaki itu pun membukakan pintunya, terlihat jika anak itu sudah mengganti pakaian nya.

"Eh, ayo ikut aku," ajak sang pemuda bermata biru kepada Thorn. Thorn pun mengikuti ajakan sang pemuda.

Beberapa langkah dilewati, Thorn dan pemuda itu sudah berdiri didepan para penghuni kos.

"Eh? Masih kepo sama namaku yaa?" Canda Thorn.

"Hehe, tau aja lu," ucap pemuda bermata biru.

"Kalo gitu ... Namaku Thoma Rais Narendra. Panggil aja Thorn!" Thorn memperkenalkan diri dengan antusias.

"Sekarang kenalin diri kalian dong!" Ucap Thorn pada penghuni kos.

"Baru mau perkenalan," ujar pemuda bermata oranye.

"Halilintar Arsenio, panggil aja Hali. Gw yang paling tua disini." Ucap pemuda bermata merah, Hali namanya.

"Salken Li," ujar Thorn pada Halilintar.

"Kalo aku, Taufan Dahayardika! Panggil aja Taufan, salken ya Thorn!" Ucap pemuda bermata biru, Taufan.

"Salken!" Ujar Thorn.
Dilihat lihat, Taufan ini manis juga ya- Eh- ngomong apa sih aku ini?, batin Thorn tersipu malu.

"Namaku Gemilang Mahaprana, panggil saja Gempa. Salam kenal ya Thorn," Ucap pemuda bermata emas dengan sopan.

"Salam kenal Gempa!" Sahut Thorn pada Gempa.

"Tanpa babibu lagi, sini gw kenalin! Nama gw Bara Lionel Abimana Zachery. Panggil gw Blaze!" Ucap sang lelaki bermata oranye.

Tanpa memberikan Thorn kesempatan untuk bilang 'Salken', Blaze lanjut mengenalkan temannya yang ada disebelahnya.

"Yang ada disebelah gw ini namanya Ice, kalo mau yang lebih lengkapnya tanya aja dia," ucap Blaze.

Blaze pun menyenggol Ice sedikit agar ia memperkenalkan dirinya.

"Ivander Candra Emanuel," jawaban singkat dari lelaki bermata sian.

"Salam kenal Ice!" Ujar Thorn pada Ice, Ice membalas nya dengan senyuman tipis.

Gilak, manis banget- duh ini kalo pipiku memerah keliatan gak ya?, Batin Thorn, karena memang benar apa yang ia katakan.

"Jiakh, merah tuh pipi!" Sahut Blaze yang membuat Thorn terkejut.

"E-eh, keliatan ya?" Thorn membalas dengan gelagapan.

"Keliatan jelaaas banget," ujar Taufan.

Setelah Taufan mengatakan itu Thorn langsung saja menutupi mukanya dengan kedua telapak tangannya.

"Hahah! Gapapa kok Thorn! Si tukang tidur ini pesonanya emang gak kaleng-kaleng!" Ucap Blaze sambil merangkul Ice.

"Hmm ...." balas Ice dengan malas.

"Ketinggalan apa nih gue?" Ucap pemuda bermata silver, ia baru saja kembali dari kamarnya.

"Yeu baru balik, kenalan sono!" Ujar Blaze menyuruh temannya yang baru muncul itu.

"Iye iye, ah," balasnya dengan malas.

"Hai, namaku agak panjang, jadi dengerin ya." Sahut pemuda bermata silver.

Thorn langsung mendengarkan apa yang pemuda itu (ingin) katakan dengan seksama.

"Surendra Orion Lucas Argantara. Biasa dipanggil Solar, salam kenal, Thorn." Solar memperkenalkan dirinya, ia mengulurkan tangannya berniat untuk menjabat tangan Thorn.

Pftt-

"Eh?" Heran Solar, apanya yang lucu?

"Jadi keinget pom bensin ... Maap, Sol." Thorn pun menjabat tangan Solar.

"Kirain ...." Solar menatap Thorn dengan heran, kenapa lucu? Yang lain aja namanya kayak bencana alam, lah dia cuma bahan bakar mobil. Sabar Sol.

Pftt-

"Mulai deh ...." Ucap Solar dengan malas.

"HAHAHAHAHAHAH- BAHAN BAKARNYA MOBIL-" Blaze tertawa terbahak bahak mengejek Solar.

"HAHAHAHAHA- LAH IYA- BARU KEPIKIRAN- HAHAHA-" balas Taufan

"Ketawa aja tros, kedengeran Mbok mampus lu pada," ujar Solar, udah capek dia dibecandain ama mereka.


To be continued

Dannn, chapter diakhiri dengan Solar yang ngambek :v
Seperti chapter sebelumnya, chapter kali ini juga pendek yh

Elemental Ngekos | BoboiboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang