440. If you're going to do it, you should do it properly! (5)

467 98 4
                                    

.

「Kalau Kau Akan Melakukannya, Kau Harus Melakukannya Dengan Benar!」

»–R–O–M–H–S–«


“Hiaaat!”

“Ahhhhhhhhhh!”

Kereta melaju kencang bak kuda yang ekornya terbakar.

Berlari kencang di jalan yang berbatu, kereta berguncang layaknya bola yang dipantulkan ke tanah, tapi berkat perbaikan dari Keluarga Tang, kerta itu lebih tahan banting daripada saat masih baru.

Meski keretanya tahan banting, mana mungkin manusia dengan mudah melakukannya?

“Aduh!”

Chung Myung berteriak saat punggungnya terbentur.

“Jalan yang lembut! Kalian akan mematahkan punggungku!”

Kemudian Jo Gul, yang menyeret kereta menggertakkan gigi dan berbalik.

“Kenapa kau mengomel saat kau bahkan tidak ikut menarik kereta?”

“Apa urusan mendesak sampai kalian berlari seperti ini!”

“Apa bagusnya telat?”

“Tidak, bukankah kau mengatakan dirimu sekarat di sepanjang perjalanan menuju Keluarga Tang?”

Setelah Chung Myung berbicara dengan masam, Jo Gul mengangkat bahu dengan wajah nonchalant.

“Sekarang ini layak dilakukan.”

“…Hah?”

Chung Myung terdiam karena balasan yang tak terduga. Yoon Jong, yang menarik kereta di samping Jo Gul, juga mengangguk.

“Hmm. Sekarang ini mudah. Rasanya sedikit lebih ringan.”

Keduanya gemetar saat mereka mengangkat dan melepaskan kereta.

“…gila? Muatan kita bertambah, dan ditambah dengan pedang, mana mungkin bertambah ringan.”

“Nah kan? Tapi aku merasa begitu.”

Saat itu, doa keluar dari mulut Hye Yeon, yang menarik kereta dari depan.

“Amitabha.”

Dia melakukan Banzhang dengan satu tangan dan berbicara dengan hormat.

“Siju mengatakan tentang makna Dharma yang sebenarnya. Segala sesuatu di dunia bergantung pada pemikiran seseorang. Jika kau pikir itu berat, it akan berat. Jika kau pikir itu ringan, maka itu ringan. Begitulah….”

“Apa? Kepercayaan palsu semacam itu.”

“…….”

Hye Yeon menatap Chung Myung dengan wajah terluka.

“Si-Siju, aku masih biksu Shaolin, dan ini bukan kepercayaan palsu.”

“Kau kabur dan tidak mendengarkan Bangjang. Bukankah itu cocok untuk biksu gadungan?”

T/n: sebenarnya biksu murtad/nyeleweng agama, tapi saya lebih srek biksu gadungan

“…….”

“Biksu gadungan keyakinannya palsu.”

Wajah Hye Yeon mulai runtuh. Dia tidak tahu harus menjelaskan mulai dari mana dan bagaimana menyangkalnya.

“Ga-Gadungan… Gadungan…. Bangjang…. Kenapa anda membiarkanku pergi? Bangjang….”

Chung Myung menggelengkan kepala saat melihat Hye Yeon yang menjadi layu seperti sayur rebus.

Cho Sam [ 3 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang