431. I'm Not Plum Blossoms Sword Saint! (1)

493 101 8
                                    

.

「Aku Bukan Saint Pedang Bunga Plum!」

»-R-O-M-H-S-«


Merah membara.

Merah seperti matahari terbit, sangat merah.

Permata bulat memerah....

"Ugh."

Hye Yeon, yang kepala botaknya memerah, berkerut.

'Bagaimana bisa dia memiliki....'

Dia yakin jika energi internalnya tidak ada duanya dalam anak sesusianya. Dan kepercayaan diri ini bukan tidak berdasar. Nyatanya, dia berasal dari Shaolin, yang tidak pernah longsor dari posisi tertinggi di dunia.

Sekarang, berdiri di sampingnya, mutid Hwasan terlihat lebih santai dibanding Hye Yeon, meski menyuntikkan energi internal yang besar.

'Apa energi internal Jo Gul and Yoon Jong Dojang begitu kuat?'

Kalau mereka tidak pernah memakan ginseng di suatu tempat, bagaimana bisa mereka menjelaskan energi internal ini pada dunia?

Di samping itu...

"Bajingan ini, kau! Apa kau makan bubur? Kenapa kau hanya mengeluarkan energi segitu?!"

"......Kau menyuruhnya hanya makan rumput."

"Tentu saja aku memberi makan biksu itu rumput! Haruskah aku memberinya makan daging?"

"...Bukan itu maksudku."

Sudut mata Hye Yeon berair saat mendengar percakapan itu dari belakang. Tentu, itu dengan cepat dikeringkan karena panasnya tungku.

"Pria yang seperti iblis."

Kalau Buddha benar-benar mengamati dunia, kenapa dia mengabaikan iblis sepertinya?

Tidak, ini bukan tentang Buddha. Bukankah pria itu Taois?

'Apa yang leluhur lakukan hanya dengan mengawasinya? Harusnya mereka menurunkan petis atau sejenisnya untuk mengatasinya! Mengatasinya!'

"Hey, hey! Lihat kau memikirkan hal lain lagi!"

Tersentak.

Hye Yeon langsung fokus menyuntikkan energi internalnya.

"Di masa lalu, anak Shaolin sangat fokus saat memasuki meditasi, mereka bahkan tidak akan sadar meski burung membangun sarang di kepala mereka! Shaolin zaman sekarang, cih!"

"Mana mungkin burung membangun sarang saat kepala mereka licin? Kau harus mengatakan sesuatu yang masuk akal."

"Di masa lalu, bahkan burung punya keberanian!"

"......gila."

Mendengar percakapan itu, Hye Yeon menutup matanya rapat-rapat.

Bukankah itu aneh. Dia membenci Baek Chun, yang berdiri di sampingnya lebih dari Chung Myung, yang menghina dan membuli orang dengan terbuka.

Kwaaa!

Hye Yeon membuka mata dan menatap tungku sambil berkerut. Panas yang membara membuatnya sesak.

'Berapa lama aku harus melakukan ini?'

Ini sudah dua hari sejak dia memulai api tanpa tidur. Semua orang kelelahan sekarang, tidak peduli siapa.......

"Wow! Ini minuman yang enak!"

"......."

'Oh, aku membencinya, aku sangat membencinya.'

Cho Sam [ 3 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang