Meski terlihat berantakan, aku bersyukur kau pulang.
-Ratih Gloria.••• HAPPY READING •••
Pagi sudah tiba, matahari sudah naik dan subuh sudah lama berlalu. Ratih keluar dari kamarnya dengan gamis kesukaan nya. Gadis itu menuruni tangga dan pergi kedapur.
"Boleh aku membantu?" Tanya Ratih sesampainya disana.
"Tidak ada, nyonya."
"Jangan berbohong, bi." Ratih tersenyum pada kepala pelayan mansion ini, Bibi Nahla namanya.
"Tapi nyonya, anda tidak boleh masuk ke dapur. Ini tugas kami sebagai pelayan, dan kami harus melayani anda dan tuan."
"Bibi, kita ini. Manusia yang bernilai sama di mata Allah, Allah tidak membeda-bedakan makhluknya. Semua sama rata, meski derajat seseorang itu lebih tinggi dari kita, akan tetapi di hadapan Allah sama."
"Nyonya.."
"Jangan panggil aku nyonya, bi."
"Tapi.."
Ratih tersenyum dengan memotong ucapan Bibi Nahla, "ya sudah, kau boleh panggil aku nyonya, tapi izinkan aku untuk memasak."
Bibi Nahla diam sejenak sebelum mengangguk, "baiklah nyonya."
Ratih tersenyum, dan dia mulai berjalan ke arah jajaran maid yang memasak. Entah itu untuk tuan rumah, atau mereka sendiri.
"Boleh membantu?"
Semua para maid disana menoleh pada Ratih, mereka mengangguk samar.
"Kalian masaklah untuk kalian sendiri dan para bodyguard, biar aku memasak untuk tuan."
"Baik, nyonya." Patuh mereka.
Ratih mulai memotong-motong sayuran dan mengulek bumbu masaknya.
"Bibi Nahla."
"Ya nyonya?" Bibi Nahla, yang sedang membereskan piring yang sudah di cuci menoleh padanya.
"Apa tuan Leonard sudah pulang?"
"Belum, nyonya," katanya menggeleng.
"Boleh aku bertanya?" Di sela-sela memotong sayuran, Ratih mengajak bi Nahla untuk mengobrol. Kebetulan juga pekerjaan bi Nahla sudah selesai.
"Ya nyonya, anda ingin bertanya apa?"
"Kau tau tuan Leonard kemana?"
Lagi-lagi bibi Nahla terdiam, berpikir-pikir ia akan menjawab apa?
Wanita tua itu menggelengkan kepalanya, "saya tidak tau, nyonya."
"Apa setiap hari seperti ini? Setelah pulang kerja dia pergi lagi?"
Bibi Nahla mengangguk, "ya, nyonya. Dia jarang di mansion."
"Jadi-"
Bibi Nahla mengangguk, "ya, kamar yang anda pakai jarang di gunakan oleh tuan muda. Dia jarang tidur di sana, kecuali ada nyonya besar kesini dan adiknya tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serayu | Berlanjut
SpiritüelSegudang luka yang di alami seorang gadis berusia 18 tahun. Saat nenek dan kakek yang mengurus nya sejak lima tahun lalu ketika orang tuanya pergi untuk selamanya, membicarakan keinginannya untuk menjodohkan ia dengan cucu sang nenek, di sanalah pen...