"jaemin -na, jeno -ya, jika sudah selesai siap siap turunlah sarapan"
panggil hyurin dari lantai bawah dekat
"ya ommah.... "jawab keduanya, tak perlu menunggu lama jaemin dan jeno sudah turun dengan setengah berlari berebut disertai suara tawa keduanya, hyurin yang meliha, langsung menoleh ke sumber suara danendapati dua putranya tengah berlari ke arah nya, hyurin yang melihat hanya tersenyum melihat kelakuan putranya.
Hingga keduannya menghampiri hyurin sambil tertawa dan duduk di kursi makan, hyurin yang meliha kini hanya dapat menggelengkan kepala.
" kali ini ku biarkan kau menag jeno ya"
sambar jaemin yang masih mengatur nafas di kursi karna merasa lelah begitupun jeno yang ikut melakukannay, hinga jeno mengeluarka nafas berat dan memerhatikan meja makan, saat ia mendapati keganjalan dimeja makan.
"hmmm.... Ibu dimana ayah," tanya jeno
" ayah ada di ruang kerjanya"
"kalou begitu aku akan memanggil ayah "
tawar jeno dan melangkah pergi ke lantai dua tempat ruang kerja sang ayah.
""""tok.....tok.....tok.... """
"ayah, aku masuk ya"
kata jeno yang perlahan membuka pintu ruang kerja. Hanseok yang tadinya sementara mengetik, saat itu ia langsung menoleh ke arah pintu dan memdapati putranya yang tengah menutupbpintu dengan perlahan, seakan takut mengganggu kosentrasi sang ayah,jeno yang belum menyadari jika han-seok memerhatikannya.
Saat mata jeno berpapasan dengan mata sang ayah, ia merasa malu karna di perhatikan. Jeno menghampiri han-seok dan berdiri di samping nya memerhatika komputer yang ada dibhadapanya, namu sayng ia sama sekali yak mengeeti dengan semua tulisa yang ada, kar yang ada di sana hanya ada pekerjaan milik sang ayah.
Han-seok tersenyum melihat wajah mengemaskan jeno yang meneliti setiap seluk nya, pekerjaan
"ayah... Apa yang sedang ayah buat"
tanya jeno meliha ke arah sang ayah.
"ayah menyelesaikan pekerjaan ayah yang semalam"
" apa semalam ayah lembur lagi"
"Ya .... Begitulah tapi tak lama "
" ayah ... Ini sudah terlalu sering lembur, kalou begitu terus nanti ayah bisa sakit,"
omel jenopada han-seok, han-seok yang mendengar hanya tertawa mendengar hal otu dari mulut putranya sangat lucu, sekaligus merasa senang kar merasa jika sang anak juga memerhatikan nya. Jeno yang heran melihat sang ayah tertawa, langsung mengerutkan keningnya, heran apa ada yang salah dengan ucapanya.
Han-seok menghentikan tawanya, dan kembali meliha jeno yang tampaknya keheranan.
" apa ada yang salah ayah...."
"tidak sayang hanya saja ayah merasa lucu mendengar mu begitu perhatian." jelas sang ayah jeno yang mendengar malah memonyonngkan bibirnya.
" sudah lah, sayang maaf kan ayah, bagaimna jika kita turun untuk makan, pasti ibu dan jaemin dudah menunggu," kata han- seok sambil mengusap pucuk kepala jeno"ah... Ayah " kata jeno yang berjalan beriringan dengan han-seok
Selesai makan keduanya bersiap untuk berangkat. Han -seok tak pernah mengizinkan mereka menaiki bus angkutan umum, hal itu karna sebab yang penting, maka dari itu han-seok menyewakan mereka supir pribadi dan membelikan mobil masing masing.
Dulu han-seok hanya membelikan mereka satu mobil saja. Namun karna keduanya semakin dewasa dan memiliki banyak aktifitas pribadi jadi han-seok membelikan putranya masing masing, bukan hanya itu saja alasan nya, alasan yang paling kuat juga adalah, karna dulu keduanya sempat bertengkar hebat dengan alasan memiliki keperluan di tempat yang berbeda, akhirnya membuat jeno mengalah dan ia tak ingin bicara pada jaemin hampir satu pekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IVANDER
Детектив / ТриллерPerlahan diri ini mulai mengerti, arti dari kata saling peduli, walau dunia tak mau mengerti lebih dulu. Karna menunggu dunia mengerti tidak akan pernah terwujud, alasanya sederhana, karna giliran kita masih sangat jauh jika harus menunggu. "ayah, i...