Aku ingin memperpanjang cerita tentangnya ini tapi tidak bisa. Membuat cerita ini juga menyadarkanku akan sesuatu, bahwa aku tidak benar-benar mengetahui dan mengenalnya. Sebenarnya cerita yang ku buat tentangnya ini, apakah benar tentangnya atau seseorang dalam imajinasiku saja?
Jujur aku mulai takut akan perasaanku sendiri. Namun seperti kebanyakan cerita, aku ingin akhir indah dari cerita ini. Bukan hanya akhir cerita yang mengantarkanku padanya. Tapi akhir yang baik dari perasaanku ini.
Keinginan agar dekat, lebih mengenalnya dan lebih dari seorang teman ini juga membuatku semakin takut.
Aku menyukainya karena jarak dan batas yang dibuatnya itu. Tapi bagaimana jika perasaanku ini malah menghancurkannya.
Dan sebenarnya bahkan aku tidak mempunyai keberanian untuk meminta kepada Tuhan agar aku bisa bersamanya. Bersamaan dengan perasaanku yang semakin bertambah setiap waktu, rasa takutku pun mulai mengikuti.
Bagaimana jika perasaan ini membesar tanpa kendali? Bagaimana jika perasaan yang baik ini malah ternodai? Terlalu banyak hal yang aku khawatiri.
Namun dibalik semua itu aku bersyukur karena menyukainya. Bila perasaan ini tidak berakhir bahagia bersama dengannya, setidaknya dia memberi semangat untukku memperbaiki diri.
Aku akan mengikuti takdir sang Ilahi, walau tentu saja rasa sakit dalam hati ini tidak dapat dihindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are in my eyes
Non-FictionIni tentang dia yang disana, atau dia di mataku, atau mungkin keduanya _Kemungkinan akan ada banyak perbaikan cerita. Karena saya sendiri masih pemula dan amatiran. Jika ada yang salah dalam kejelasan cerita ataupun kepenulisannya mohon di komen, ka...