03 › sehat.

186 33 1
                                    

semi baku.
written on 25 March 2023.

disease
my heart hurts but yours stopped beating

"Kamu sudah diperbolehkan sekolah. Tapi, ingat selalu jika kamu tidak boleh terlalu lelah, Jia."

Renjian tersenyum senang ketika mendengar pernyataan sang ayah yang baru saja kembali masuk ke kamarnya setelah mengantarkan dokter keluar kamar dan sedikit berbincang mengenai kondisi Renjian yang sudah lebih sedikit membaik daripada beberapa hari lalu.

"Kalau Ayah sampai tau kamu drop lagi karena terlalu lelah dengan aktifitas sekolahan, maka Ayah tidak akan segan mengambil jalur homeschooling untuk kamu."

"A.. Ayah, itu berlebihan." Sungut Renjian yang tidak senang dengan keputusan atau lebih tepatnya sebuah ancaman.

"Tidak berlebihan selagi demi kondisi kesehatan kamu, Jia." Ujar sang Ayah yang kemudian masih berlanjut, "Di sekolah juga kakak kamu tidak bisa memantau kegiatan kamu karena kegiatan dia sendiri terlampau padat dan Ayah khawatir kalau terjadi sesuatu pada kamu."

"Ayah percaya aku?"

si Ayah menggeleng, "Terakhir kali Ayah jawab percaya ternyata kamu ambruk di waktu mapel Olahraga dan sudah berapa kali ayah bilang kalau kamu tidak perlu mengikuti mapel itu?"

Renjian menggigit bibir bawahnya sembari menunduk sebab teringat hal yang membuatnya drop beberapa hari ini; Ya, itu dikarenakan mapel olahraga dengan materi lari maraton dan tentu saja tidak dapat Renjian selesaikan sampai garis finish sebab baru beberapa meter ia sudah ambruk karena nafasnya tidak beraturan.

"Maaf, Ayah.. aku gak akan ulangin lagi."

jari kelingking kanan disodorkan sang Ayah ke hadapan Renjian yang kini melempar senyum tipis, "Janji pada Ayah ya?" Ujar pria paru baya itu.

Renjian menautkan jari kelingkingnya pada sang Ayah, "Janji!"

disease
my heart hurts but yours stopped beating

"Out! fokus, Vam!"

Shivam tersentak, ia memberantaki surainya yang basah karena keringat yang ia hasilkan selama dua jam penuh diarea lapangan futsal sekolah, "Sorry, coach."

"Tiga kali kamu udah gagal ngegollin bola, kamu kenapa gak fokus?" Cerca pelatih futsal yang berjalan mendekati Shivam yang berdiri ditengah lapangan, "Ada masalah apa kamu sampai gak bisa fokus?"

"Ingat kalau lo best player, Vam." Tambah Ryan selaku kapten yang seketika membuat Shivam sadar akan apa yang ia lakukan selama dua jam latihan.

peluit dibunyikan pelatih, "Latihan kita hari ini selesai!" Tegasnya sebelum meninggalkan lapangan futsal dan tanpa menunggu penjelasan Shivam yang belum sempat menjawab pertanyaannya.

tidak memperdulikan tatapan aneh yang dilemparkan rekan timnya, Shivam berjalan menuju tepi lapangan dan mengambil tasnya sebelum benar-benar meninggalkan area sekolah.

"Gini nih kalau main sesuai mood, udah jarang dateng latihan terus sekali dateng latihan malah mainnya jelek." Celetuk Hasan dengan tatapan kesal terarah pada pintu keluar lapangan futsal.

"Biarin dah, yang penting waktu pertandingan selalu menang."

disease
my heart hurts but yours stopped beating

brukkk

Shivam meletakan secara asal ranselnya sebelum membaringkan tubuhnya diatas ranjangnya. Sejenak kedua matanya terpejam menikmati rasa lelah yang berangsur berkurang, tangan kanannya meraih remot AC yang tergeletak diatas meja nakas sebelah ranjang dan setelah menemukan benda pipih tersebut, ia langsung menyalakan AC kamarnya.

Disease› detakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang