Feliciano POV
Vee~ mengecewakan sekali aku tidak diizinkan makan pasta kesukaanku. Fratello jahat sekali T~T
Aku pergi ke taman untuk menenangkan diri, aku tidak mau menangis lagi didepan Ludwig hanya karena pasta. Dulu aku memang sering begitu sih padanya, tapi sekarang rasanya kan memalukan
Oh! Gadis itu... aku lupa namanya astaga.., dia mempunyai surai (h/c) dan mata yang indah berwarna (e/c). Ah! Namanya (fullname), sering disapa (name). Dia cantik dan sering tersenyum, tapi... terkadang aku merasakan kejanggalan disetiap senyumannya
"vee~ kau sedang apa, bella ragazza" ujarku menghampirinya. Ia tersentak dan langsung menoleh, dengan nada patah-patah dan terdengar serak ia menjawab
"o-oh Feli. Aku...hanya berdiam diri ditaman, seperti yang kau lihat. Hahaha" ujarnya diiringi tawa, lagi dan lagi... aku merasakan kejanggalan pada senyumannya. Seperti..dipaksakan..?
Meski rasa penasaranku ingin menanyakan tentang dirinya kenapa dan aku selalu merasakan kejanggalan, tapi rasanya tidak enak menanyakan hal yang harusnya ia ketahui sendiri bukan~?
"s-selain itu. Kau kenapa kemari, Feli?" Tanya nya padaku. Aksennya begitu khas ya~ tentu ia berasal dari (countryname) sedangkan aku dari Italia vee~
"hehehe, hanya karena tidak mendapat jatah makan pasta dari fratello" ujarku menjawab pertanyaannya lalu duduk disampingnya. Melihat seekor kucing menggemaskan yang sedang dielus oleh (name)
"apakah Lovi meminta makan pizza? Dan kau tidak mendapat jatah makan pasta? Begitu?" Tanya nya, dia tau ya!? Ah itu bagus sih, tapi rasanya memalukan
"i-iya, memalukan ya?" Ujarku murung dan menatap kebawah. Aku mendengar ia terkekeh dan mengelus rambutku lembut. Elusannya...lembut sekali. Tak heran kucing tadi sangat suka dielus olehnya
"memalukan tidak, tapi aneh saja. Kau itu sudah dewasa Feli. Tapi aku aneh juga, meski kau dewasa kau itu imut" ujarnya dengan kekehan lembut. Aku mendongak melihatnya menatapku lembut. Aku merasakan pipiku memanas
"begitu ya" ujarku dengan usaha menyembunyikan rasa panas dikedua tebing pipiku
"jika kau mau, pulang nanti aku kosong. Aku berencana ingin belajar membuat pasta, jadi kurasa kau bisa menjadi juri dari masakan ku nanti. Apa kau keberatan?" Tanyanya dengan semburat tipis, apakah ia malu dengan pengakuannya sendiri atau karena mengajak anak laki-laki datang kerumahnya?
"vee~ tentu, dengan senang hati. Lagipula kau pernah membuat (f/f) dan aku mencobanya, itu sangat enak! Kupikir pasta yang kau buat juga akan enak!!" Ujarku dengan ekspresi biasa selalu kutunjukkan. Ia mengangguk dan tersenyum tipis, berbeda dari senyuman lainnya. Aku merasa senyuman kali ini...lebih tulus?
Sudahlah, kurasa itu hanya perasaanku saja. Jangan berprasangka buruk dan menuduh orang sembarangan, Feliiii
"terimakasih, senang mendengarnya. Ayo kita masuk dulu" ujarnya beranjak berdiri, sebelum itu ia mengelus dulu kucing tadi. Aku buru-buru menyusulnya
Karena kelas kami yang berbeda, jadi kami berpisah diantara persimpangan lorong. Aku melambaikan tangan. Aku tak sabar menunggu pulang sekolah nanti!!
.
.
.(Name) POV
Haahh... apakah Feli melihatnya? Kuharap tidak. Lelah, sungguh aku lelah sekali...
Astaga (name)!! Jangan sampai kau menangis, cengeng sekali. Kau bilang kau itu kuat, jangan cengeng
Aku menampar pipiku sendiri, tak terlalu keras karena aku tidak mau menjadi bahan tontonan
Bruukk!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hetalia x Female Reader (one-shoot)
FanfictionHanya menceritakan seorang gadis bernama (name) yang terikat dengan para karakter Hetalia, personifikasi masing-masing negara dibagian belahan dunia ini. Chara Hetalia x Female Reader One-shoot (Desk+Konsep book+judul ganti) (slow update) (maaf gaje)