(Name) POV
Kata-kata bijak yang selalu terlintas dalam postingan instagram. Ada yang benar dan ada yang tidak
Ting!
Suara notifikasi terdengar dan memperlihatkan notifikasi dari seseorang
(lastname), besok pemeriksaan kerutinan tolong. Jangan lupa untuk membawa obat penenang beserta resep dokter yang telah kami berikan
Pesan tersebut bertuliskan. Besok...ya, aku mengidap penyakit mental lumayan parah. Aku sudah mengidap penyakit menyakitkan yang terasa dalam mental ini dari umurku 12 tahun
Apa penyebabnya?
Hanya karena pertengkaran orang tuaku lalu mereka bercerai dan salah satu dari mereka merawatku. Keluarga ayahku, kupikir aku tinggal bersamanya akan membuatku bahagia
Nyatanya tidak, aku malah menjadi bahan siksaan dan olokan ibu tiri dan saudara sambungku. Mereka menyakitiku, bagaimana dengan ayah? Dia sama saja. Karena termakan omongan manipulatif wanita itu
Alhasil aku tinggal bersama nenekku. Tapi sayangnya ia meninggal karena faktor usia, aku diwariskan lokasi tanah. Ia bilang jual saja untuk memenuhi kebutuhanku. Karena aku memang butuh dan sudah diizinkan maka aku menjualnya
Aku mengedarkan pandangan kedepan, terlihat beberapa orang yang sedang ribut. Jam pelajaran ketiga dan keempat ini akan jam kosong karena guru yang rapat
Aku... hanya sendiri. Sebenarnya saat aku pertama masuk aku mendapatkan sahabat. Sayangnya ia pindah negara dan meninggalkanku. Ia juga tidak menghubungiku atau sekedar berbagi cerita
Berisik..
Suara mereka sangat mengganggu telingaku. Telingaku berdenging. Tch, si albino dan si pirang itu benar-benar tak warasHampir tiap hari mereka berbuat ulah dan ditegur oleh orang dari kelas lain. Aku... lupa namanya. Aku juga tidak tau nama siapapun dikelas ini
Kecuali si albino saja sih. Karena dia yang paling sering menyebut namanya dengan tambahan luar biasa atau keren
Kalau tidak salah... um.., Gilbert. Ya, Gilbert Beilschmidt. Menurutku ia tidak waras karena kelakuannya yang begitu tak masuk diakal. Dia sering menjahili orang-orang
Untungnya aku tidak pernah karena aku selalu sendiri dan menatap apa yang dilakukan orang-orang disekitarku. Hanya diam dan menatap buku, jendela atau memainkan ponsel
Aku berdiri dan keluar untuk pergi ke toilet. Disisi pintu aku melihat seorang pemuda, bukankah dia biasanya bersama si albino dan si pirang? Dia tidur dengan keadaan... punggungnya bersandar dipintu. Itu menghalangiku untuk ke toilet
Aku tidak kebelet atau apapun. Hanya ingin tenang dari kebisingan yang ada dikelas
Aku mengguncangnya. Perlukah aku memanggilnya? Tapi aku tidak tau namanya... bagaimana ya..? Lagipula aku malas berbicara, tatapanku selalu datar meski terkadang aku tersenyum jika memang perlu
"umhh?" Lenguhnya membuka mata. Aku melihat iris mata hijau zaitun yang indah. Apa? Aku jatuh cinta? Tidak, aku tidak akan ada waktu untuk merasakan emosi tak bermanfaat untuk hidupku
"eh?" Beonya menatapku. Aku menatapnya datar. Aku mengulurkan tangan untuk bermaksud membangunkannya dari duduk tidurnya itu
Dia menerimanya, dengan sekuat mungkin aku menariknya. Dia terlihat linglung dan masih lemas. Dengan sengaja aku mendudukkannya saja dimeja. Entah meja siapa, aku tidak peduli
KAMU SEDANG MEMBACA
Hetalia x Female Reader (one-shoot)
Fiksi PenggemarHanya menceritakan seorang gadis bernama (name) yang terikat dengan para karakter Hetalia, personifikasi masing-masing negara dibagian belahan dunia ini. Chara Hetalia x Female Reader One-shoot (Desk+Konsep book+judul ganti) (slow update) (maaf gaje)