Switzerland - Basch Zwingli

103 9 0
                                    

(readernya orang Jepang ya ceritanya~)
Author POV

Tap
Tap

Seorang gadis terlihat berjalan keluar rumah sakit setelah pemeriksaan dan tes yang sudah menjadi kerutinannya setiap 2 minggu sekali

Gadis cantik dengan surai (h/c) selembut sutra dengan mata indah berwarna (e/c) membuat pesonanya semakin bertambah. Tapi meski begitu, sayangnya nasib gadis cantik itu malang

Ia adalah korban penyiksaan orang tuanya, korban bertengkar orang tuanya, dan korban ditinggalkan orang tuanya sendiri. Hingga ia terpaksa harus tinggal bersama neneknya

Ia yang selalu melakukan rutinan pemeriksaan penyakitnya tapi sayangnya siapapun tidak ada yang tau kalau ia memang mengalami hal hal yang membuatnya tersiksa. Bukan semacam penyakit dalam ataupun fisik, hanya penyakit mental yang dapat menimbulkan keadaan ia tidak bisa merasakan hal 'bahagia'

Ditangannyaa kini terdapat sebuah kertas yang berisi hasil tes pemeriksaannya. Terlalu gugup untuk membacanya menurutnya

Padahal gadis itu masih menginjak anak Sekolah Menengah Atas disebuah SMA disana, Hetalia Gakuen. Tempat kedua ia merasa tersiksa dan kesepian

Ia tidak terlalu sering dibully, tapi disana ia sangat sering kesepian. Yaa, ia memang tidak punya teman disekolahnya

Hampir tidak mungkin karena dirinya yang begitu kekurangan dalam bersosialisasi dan bergaul. Ia juga rasanya sangat tertekan dengan keadaan berteman, entah sih kenapa. Tapi dia juga membutuhkan seseorang, siapapun untuk dijadikannya tempat bersandar... agar tidak kesepian

"tadaima..!" Ujar sang gadis saat masuk kedalam rumahnya. Dan terdengar sambutan parau dari arah ruang keluarga "Okaerinasai, (name)-chan"

"nenek, aku membawakan makanan kesukaan nenek. Ini" ujar si gadis dengan senyuman menipunya itu. Si gadis ingin menangis, tapi ia tahan membuat dirinya sendiri tersiksa dengan keadaan itu

"wah benarkah? Arigato, (name)-chan" ujar sang nenek saat (name) menghampirinya diruang tamu sedang menonton tv. Lansia itu sudah sangatlah rentan dalam urusan umur

"kita mendapatkan sesuatu dari tetangga kita" ujar sang nenek. (name) mengernyitkan dahi lalu bertanya "tetangga?"

Sang nenek terkekeh dengan lembut mengelus pundak cucu tersayangnya, ia tau cucunya itu tidak pernah keluar. Tapi tidak tau cucunya kesepian, tersiksa, hingga merasakan buta nya perasaan

"kau ini terlalu sering berdiam diri dan hampir tidak pernah keluar, padahal tetangga baru kita sudah ada sejak 1 minggu lalu loh" ujar sang nenek beranjak pergi kearah kamarnya meninggalkan (name) sendiri diruang keluarga

"benar nek. Aku...memang tidak berguna kan?" Gumam frustasi si gadis tak tertahan. Ia sudah beberapa kali ada niat untuk melakukan hal yang dapat mengambil nyawa nya

Gadis itu beranjak, mematikan tv dan pergi kekamarnya. Setelah mengunci pintu ia berbaring dan menghela nafas berat. Ia melirik kearah jendela dan melihat rumah yang sekarang berpenghuni setelah 1 minggu lalu

Ia tidak tau rumah itu sudah berpenghuni. Efek kesepian dan berpura-pura tak peduli mungkin. Tapi ia penasaran siapa tetangga barunya itu?

Ia mengingat sesuatu yang seharusnya ia lakukan. Membuka kertas hasil tes, hanya itu tapi membuatnya gugup. Ia takut setelah membaca kertas itu akan membuatnya frustasi dan lebih parah dalam merenung lagi

Srek

Suara jendela ia buka untuk membiarkan semilir angin masuk kedalam kamarnya agar ia merasakan ketenangan dari angin tersebut. Sejak kapan ia menjadi anak berpenyakit mental ya..?

Hetalia x Female Reader (one-shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang