31.| Drama Misteri

61 15 10
                                    

✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿⁠


   "Manusia hidup hanya menilai apa yang mereka lihat, tanpa mengetahui bahwa semua yang tercipta pasti memiliki arti."

A novel by Ade Bintang 🌟

_____________________________


       Tepat satu Minggu berlalu sejak sumber duka mengerikan itu berlaku. Kini semua yang ada di Carlotte sudah jauh berubah. Seakan para warga menciptakan kebiasaan baru. Mereka yang sebelumnya selalu bergandengan pada sore hari di sekeliling kastil dalam sekejap hening bagai tak berpenghuni.

Hal yang sama terjadi pada para pelayan, mereka tampak lebih pendiam, biasanya canda gurau akan terdengar pada lorong kastil yang sunyi.

Apa lagi nuansa negeri damai ini terasa lebih dingin dan gelap. Padahal dahulu dipenuhi kehangatan dengan rerumputan hijau kekuningan serta langit biru cerah. 

"Mama?" panggil Aluna dari kejauhan, menghampiri Isabella yang hanya memandang jenuh ke arah luar kaca jendela kastil. Ia menatap bunga-bunga yang tampak bermekaran.

Sekejap, panggilan itu mematahkan lamunan Isabella. Ia menatap Aluna lalu tersenyum hangat, mengulurkan tangannya mengajak gadis itu menghampiri dirinya.

Aluna menatap mata Isabella, ia merasakan hati wanita ini benar-benar terkoyak-koyak. Jelas, Isabella belum sepenuhnya ikhlas akan kematian suaminya ini. Namun, mau tidak mau ia harus menjalani kehidupan seperti tak terjadi apa pun.

"Aluna, sudah sarapan?" tanya Isabella dengan suaranya yang lembut.

Aluna menggeleng.

"Kenapa?" tanya Isabella mengerutkan dahinya.

Namun, Aluna tidak menjawab. Setelah kepergian Alhandra, keluarga mereka kehilangan kehangatan. Tak pernah lagi mereka melangsungkan makan bersama seperti dahulu, apa lagi satu hal yang membuat Aluna tersentak. Setelah Minggu kemarin, tak pernah sekalipun ia melihat Hiro berkeliaran di seluruh kastil rumah kerajaan. Tampaknya ia benar-benar terpukul karena ini.

Isabella pun berdiri dari tempat duduknya. "Baiklah, ayo..." ajak Isabella, dijawab tatapan bingung oleh Aluna. "Mama masakkan makanan yang kamu suka," ucap Isabella dengan senyum tulusnya.

Senyum lebar merekah di wajah Aluna. Dengan cepat ia mengangguk lalu berjalan mengikuti Isabella.

"Oh iya, di mana Hiro?" Isabella kembali bertanya.

Mendengarnya, Aluna ikut kebingungan. "Aku juga tidak pernah melihat Hiro belakangan," jawab Aluna mengangkat bahu.

"Nanti, ajak Hiro datang, sudah lama kita tidak makan bersama," kata Isabella dan dijawab anggukan oleh Aluna.

*****

Dalam sekejap tanah hening di hutan Arlan bergaduh tepat ketika langkah dari larian kecil Jiggen menghantam. Wajahnya begitu pucat pasi, ia benar-benar harus cepat kali ini. Tak ada waktu karena ia tahu betul bahwasanya sekali ayahnya memutuskan sesuatu maka selamanya keputusan itu mutlak.

Jiggen tak ingin menerima kabar perih dari kematian teman-temannya. Bahkan ia bersedia menukarkan seribu kehidupan miliknya hanya agar peperangan antar Carlotte dan Alcira tak terulang lagi.

Terlebih raja dari Carlotte telah tewas, jelas akan memudahkan bagi Alcira untuk menyerang secara telak. Sehingga dapat dipastikan Carlotte binasa dalam sekejap.

Jiggen sebenarnya tak terlalu tahu apa yang harus ia lakukan. Karena ia bahkan tak mengerti jalan mana yang harus ia pilih agar bisa sampai secepat mungkin menuju Carlotte. Itu sebabnya ia sekarang melangkah menuju bekas kastil Pliotoda guna bertemu dengan Annabelle sang gadis peta. Dikarenakan Annabelle seakan mampu mengingat setiap jalan pendek menuju segala tempat.

ALLETHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang