***
Dita tercengang. Ia bertingkah seperti orang bodoh. Bagaimana tidak terkejut? Pagi pagi Bagas datang menjemputnya lalu membawanya ke sebuah rumah sakit untuk memeriksa kandungannya. Dita lupa kalau ia belum sempat periksa ke dokter kandungan mengenai kehamilannya karena ia pun terkejut dengan hasil tespek kemarin.
Dita tidak banyak bicara selama pemeriksaan. Dokter wanita yang di pilih Bagas untuk memeriksa kandungannya itu lebih banyak berinteraksi dengan Bagas karena ia yang terlihat lebih antusias mendengar setiap detail yang disampaikan oleh dokter tersebut.
"Tolong di jaga isteri dan calon buah hatinya ya Pak," ucap dokter Melda sebelum keduanya keluar dari ruangan.
"Pasti dok." Untuk pertama kalinya Dita melihat senyum manis Bagas.
"Pastikan vitaminnya di minum. Kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi saya. Dan jangan lupa kontrol lagi minggu depan."
"Baik, dok." Sahut keduanya. Bagas mempersilakan Dita keluar dari ruangan dokter Melda. Bagas terlihat senyam senyum menatap foto hasil usg calon anaknya.
Kedua sempat mampir ke bagian Farmasi untuk menebus obat dan vitamin yang sudah di resepkan oleh dokter. Bagas meminta Dita duduk di kursi pengunjung di depan loket farmasi, sementara dirinya yang antri mengambil obat.
"Eh, eh, itu bukannya si Bagas ya?" Seorang wanita berambut pirang tak sengaja melihat Bagas berdiri di loket farmasi dan ada seorang wanita yang tengah duduk menunggu Bagas mengambil obat.
"Mana?" ucap wanita berambut pendek dan ikal sambil celingukan. "Itu. Di depan loket farmasi," ucapnya.
"Eh, iya itu si Bagas suaminya Winda. Ngapain dia di loket farmasi? Dia sakit? Tumben si Winda ngga nganter suaminya berobat."
"Ngga tahu juga. Yuk samperin dia, Cit." Cathy mengajak Citra untuk menghampiri Bagas. Namun baru akan menepuk pundak Bagas, keduanya di hadang oleh seorang perawat yang menyodorkan berkas asuransi milik Cathy yang harus di tanda tangani.
Saat keduanya telah selesai, Bagas sudah tidak ada disana. Cathy dan Citra mengumpat kesal. "Anjir!" Maki Cathy kesal.
Citra segera menghubungi Winda untuk menanyakan tentang Bagas. Dan sialnya Winda tidak tahu kalau suaminya sakit dan berobat ke rumah sakit.
***
"Siapa tadi, Pak?" tanya Dita saat keduanya sudah ada di dalam mobil.
"Teman-teman Winda. Untung tadi kita berhasil kabur. Kalau ngga bisa bahaya." Bagas buru-buru menyalakan mobil dan tancap gas meninggalkan rumah sakit.
"Ooh.. untung saja berhasil kabur ya."
Bagas mengangguk. "Oh iya kandungan kamu gapapa kan? Soalnya tadi saya ajak kamu lari lari," ucap Bagas khawatir seraya menempelkan tangannya ke perut Dita.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M PREGNANT BABY BOSS (VERY SLOWLY UPDATE)
Romance"Aku ngga nyangka kamu menusuk Mba dari belakang, Dit!" "Bukan begitu, Mba. Aku minta maaf," ucap Dita disela sela tangisnya. *** Karena pengaruh alkohol saat acara ulang tahun perusahaan, Dita terbangun dalam kondisi tanpa pakaian bersama seorang...