"Aku ngga nyangka kamu menusuk Mba dari belakang, Dit!"
"Bukan begitu, Mba. Aku minta maaf," ucap Dita disela sela tangisnya.
***
Karena pengaruh alkohol saat acara ulang tahun perusahaan, Dita terbangun dalam kondisi tanpa pakaian bersama seorang...
Winda, Cathrine dan Citra berkumpul di sebuah cafe milik Winda. Wanita yang berprofesi sebagai pebisnis itu mengundang dua temannya untuk melakukan konfirmasi mengenai kejadian beberapa hari yang lalu.
"Kalian berdua yakin yang kalian lihat di Rumah Sakit itu laki gue, Bagas?!"
"Yakin lah. Masa kita ngga yakin sih!" Jawab Cathrine tegas.
"Iya, Win. Kita yakin banget kok itu suami lo si Bagas. Lagian kita tuh kenal lo dan Bagas ngga cuma sehari dua hari. Tapi udah bertahun-tahun kita kenal elo berdua. Ya kali kita ngga yakin sama penglihatan kita sendiri. 100% gue yakin yang kita lihat itu si Bagas." Citra pun tak kalah menyakinkan.
"Kalian yakin Bagas habis berobat dari dokter kandungan bersama seorang wanita?"
"Ya Tuhan... kita yakin banget."
"Oke. Gue percaya kalian. Yang pasti gue harus cari mata-mata di sekitar Bagas untuk melihat wanita mana yang dia kencani."
***
Sementara itu ditempat lain, Bagas sengaja meninggalkan mobilnya di pelataran kantor dan menyewa taksi untuk mendatangi rumah Dita. Pukul sembilan malam ia tiba dirumah Dita. Bagas sengaja datang malam malam untuk menghindari tetangga Dita yang pastinya kepo akan kedatangannya.
Bagas bahkan harus jalan mengendap-endap sambil celingak celinguk agar tidak dipergoki warga. Setibanya di depak pintu rumah, Bagas membunyikan bel. Bagas mengintip dari arah jendela rumah yang sudah padam. Tampaknya Dita sudah tertidur.
Saat akan kembali pulang, Bagas mendengar suara pintu di buka. Tak lama lampu di dalam rumah menyala. Ternyata Dita belum tidur. Dari dalam rumah Dita melongok ke arah luar dan melihat Bagas berdiri di depan pintu rumahnya.
"Pak Bagas," ucapnya tak percaya.
Dita buru-buru membuka pintu rumahnya. Ia baru menyadari kalau malam itu hujan turun cukup lebat.
"Aku kira Pak Bagas ngga jadi datang. Makanya aku ngajak Dimas tidur lebih lebih awal."
Dita mempersilakan Bagas masuk. Pria itu tampak kedinginan karena kemeja kerjanya terciprat air hujan. Dita celingak celinguk mencari sesuatu.
"Mobil Bapak mana? Kok aku ngga lihat Bapak bawa mobil. Pantesan saja aku kaget lihat Bapak tiba-tiba muncul."
"Aku sengaja ngga bawa mobil karena ngga mau bikin rusuh warga kompleks malem malem."
"Terus kesini naik apa?"
"Pakai taksi."
Dita beroh ria. Dita segera membuatkan Bagas teh manis hangat dan memberikan sebuah handuk untuk mengelap pakaiannya yang basah.
Tanpa Dita sadari, Bagas mencoba menghindari tatapan Dita. Dita masih belum sadar kalau dirinya mengenakan pakaian tidur yang cukup seksi. Pakaian tidur berbahan silk lembut berwarna coklat susu yang nyaris menerawang. Payudara Dita terlihat menantang menggoda keimanan Bagas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.