CHAPTER 05

4.9K 382 21
                                    

Saya ingin merasakan kehangatan itu kembali, siapa yang mempunyai pelukan itu? Tolong beritahu.
-Leonard Hudson Tunggara.

••• HAPPY READING •••

Setelah Leonard tertidur pulas, akhirnya Ratih bisa melepaskan pelukan dari pria itu.

Kali ini, gadis itu turun dari tangga lalu menghampiri Troy yang sedang duduk dengan memakan salad buah, seperti tuan saja memang.

"Eh, nyonya."

Saat menyadari Ratih berdiri tak jauh darinya, Troy berdiri dan menundukkan kepalanya sebagai hormat.

"Jangan seperti itu, saya bukan seorang bangsawan," kekeh Ratih. Kenapa di mansion ini sepertinya sangat menghormati tuan rumah secara berlebihan. "Boleh saya duduk tuan?" Tanya Ratih membuat Troy terkejut, dirinya di panggil tuan? Oh ya tuhan kapan itu terjadi padanya setiap hari.

Troy menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "panggil Troy saja, nyonya."

"Baiklah Troy, apa saya boleh duduk?"

"Ini milik nyonya, nyonya bebas mau apapun saja disini," jawab Troy tersenyum hangat.

"Ini bukan milikku."

Troy hanya membalas dengan senyuman, bingung haru berbicara apa. Sepertinya nyonyanya ini adalah gadis baik, terlihat dari penampilannya yang waw.

"Troy, saya ingin bertanya padamu."

"Bertanya apa, nyonya?"

"Kau tau kemana tuan semalam?" Tanya Ratih, "tadi malam adalah malam pengantin bagi saya dan tuan, bukan apa. Saya takut terjadi apa-apa pada tuan karena dia pergi begitu saja setelah makan malam," jujurnya. Bukan pikiran kotor yang ada di otak Ratih, dia hanya takut jika Leonard pergi karena tidak menerimanya.

Troy terdiam, jadi kemarin itu acara pernikahan tuannya. Sepertinya benar yang di maksud tuan besar, bahwa tuan Leonard menikah dengan acara sederhana untuk menyembunyikan semuanya.

Troy bingung harus jawab apa, pasalnya ini semua menusuk hati jika dirinya jujur.

Melihat kegelisahan Troy, Ratih tersenyum. "Jawab dengan jujur, Troy. Saya tidak akan marah."

"Nyonya."

"Ya."

"Sebenarnya, tadi malam tuan pergi ke club yang berada di daerah temannya. Saya tau tuan berada di sana dari pemilik club itu, tuan bermalam dengan seorang wanita bayaran," jujurnya, tak enak hati.

"Sudah kuduga."

Ratih kembali tersenyum hangat, "terimakasih atas penjelaskannya, Troy. Saya pergi dulu."

Troy mengangguk dengan menatap punggung Ratih yang menuju halaman mansion, "kenapa nyonya tidak sakit hati?" Beo nya. Padahalkan itu adalah berita yang sangat menusuk hati, namun kenapa nyonyanya tidak memperlihatkan sakit hatinya itu?

•••••••••

Jam sudah menunjukkan pukul 9;57 Leonard terbangun dari tidurnya. Masih dengan guling yang ia peluk, Leonard mengucek matanya lalu mengecek arlojinya yang terletak di atas nakas. Setelah itu, Leonard menyibakkan selimutnya lalu turun dari atas ranjang.

Serayu | Berlanjut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang