Part 1

6 1 0
                                    




Qenara. Namanya yang seperti ratu tapi kehidupannya seperti neraka.

Meskipun dilahirkan dan hidup dengan keluarga yang berlimpah harta, nyatanya tak membuat nara seperti ratu. Justru kekayaan malah membuatnya seperti hidup di neraka.

Sedari kecil nara sudah didik keras sama kedua orangtuanya.

Bahkan sejak umur 7 tahun nara sudah merasakan pukulan dan kekerasan dari sang ayah.

Ayahnya yang hobi bermain piano, sangat terobsesi untuk menjadikan nara sebagai pemain piano terbaik.

Bahkan sedari SD ayahnya sudah menyiapkan kelas piano khusus untuk nara.

Ketika nara tidak bermain dengan baik maka sang ayah tidak akan segan-segan untuk memukul tanganya.

Dari kecil nara sering di siksa sang ayah kalau-kalau nara tidak bermain piano dengan baik.

Meskipun nara sudah melakukan yang terbaik dan sering mendapatkan juara 1 ketika lomba bermain piao, sang ayah tetap saja tidak puas dengan itu semua.

Nara memiliki kedua kakak,

laki-laki dan perempuan. Namun berbeda denganya, kedua kakaknya diberi kebebasan kedua orangtua untuk memilih apa yang mereka suka.

Dari kecil nara sungguh iri kepada kedua kakanya yang selalu mendapatkan kasihsayang dan perhatian lebih dari sang Ayah.

Kakak nara yang pertama bernama felix yang sangatlah sayang kepada nara. Ketika sang ayah marah dan menyiksa nara, felixlah satu-satunya yang selalu membelanya.

Berbeda dengan kakaknya yang kedua bernama Laras yang selalu tak acuh kepada nara. Namun meski begitu dia tetap peduli kepada nara walaupun dia sangat gengsi mengakuinya.

Sementara ibu nara? Dia memang peduli dan sayang sama nara. Tetali ketika nara dipukul bahkan disiksa sang ayah dia tidak pernah membelasnya. Justru dia ikut menyalahkan nara meskipun dia tidak bermain tanga seperti ayah.

Namun Na'as. Semenjak kematian felix kakaknya, nara benar-benar sendiri. Tidak ada pembelaan, tidak ada tempat dia bersandar disaat dia merasa lelah.

Ayah,ibu, dan kak laras menyalahkan nara atas meninggalnya felix sang kaka

Semenjak kematian felix dunia nara seakan hancur.

**

Nara divonis mengidap penyakit kanker otak beberapa bulan yang lalu oleh sang dokter. Penyakit tersebut sudah menyerang tubuhnya 1 tahun yang lalu dan nara baru mengetahui beberapa bulan yang lalu. Dan penyakit tersebut sudah masuk stadium 3.

Dokter menvonis jika hidup nara tidak akan bertahan lama, kecuali dia rutin melakukan kemoteraphi.

Hal tersebut sudah rutin nara lakukan, namun rupanya penyakit tersebut sepert sudah menyatu dengan nara dan seperti enggan melepaskannya.

Nara tidak tau sampai mana dia akan bertahan. Dia tidak tau apakah dia masih bisa melihat dunia besok?

Sungguh semesta sangat tidak berpihak dan kasihan kepadanya. Disaat dia harus menjalankan kehidupan yang menyedihkan, tuhan malah memberikan penyakit ini kepadanya.

Nara sungguh sudah sangat lelah, dia tidak tau kapan dia akan hidup bahagia. Tapi mengingat penyakit yang dideritanya dan kehidupannya yang menderita tidak akan mungkin nara merasakan kebahagiaan.

Disaat remaja lain merasakan kehidupan seperti pada umumnya, hanya naralah yang tidak merasakannya.

Terkadang dia merasa iri kepada teman-temannya yang selalu mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya, yang selalu mendapatkan apa yang mereka mau. Yahh nara sangat iri kepada mereka. Tidak sepertinya yang penyakitan dan selalu mendapatkan kekerasaan dari sang ayah.

QueenaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang