part 5

2 0 0
                                    

Rooftop adalah suasana yang cocok untuk nara sekarang. ditempat itu, dia bisa melepas penat dari lelahnya pelajaran. nara orangnya memang jarang terlihat di sekolah.

Nara yang biasanya menghabiskan waktunya di ruang seni musik, kini memilih untuk menenangkan diri di rooftop sekolah. Berbeda sekali dengan ketiga sahabatnya yang kalo istrahat langsung menyerbu ke kantin.

Bukan nara tidak mau ikut, tetapi dia sangat malas harus bertemu banyak orang di kondisi fisiknya yang tidak baik-bakk saja sekarang.

Sebenarnya hari ini, nara berniat tidak masuk sekolah karena masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya. tapi apalah daya paksaan sang yang ayah membuatnya harus masuk sekolah.

Nara menghela nafasnya pelan. memori ingatan masa lalu ketika kakaknya felix masih hidup terlintas di pikiriannya.

Dia sangat rindu dengan kakaknya itu. saat nara di hiruk pikuk siksaan sang Ayah, felix selalu membantu bahkan tak segan-segan melawan sang ayah.

tanpa sengaja nara meneteskan Air matanya saat mengingat itu semua.


"Kalo mau nangis, nangis aja."

Suara itu lagi.

Nara menoleh ke sumber suara itu berasal.

Benar dugaannya bahwa itu adalah laki-laki yang selalu bertemu dengannya beberapa hari ini.

Nara sangat heran, kenapa setiap kali nara bersedih laki-laki itu selalu muncul? Apakah dia adalah cenayang.

Laki-laki yang bernama Gio itu berjalan mendekat ke arah nara berdiri.

"Ini adalah pertemuan kita ke sekian kalinya. Dan di setiap pertemuan gue selalu ngeliat lo nangis. Punya masalah hidup apa sih lo sampai setiap hari keknya lo nangis terus"   ucap gio.

Jujur saja dia penasaran juga. entah kenapa setiap pertemuan dengan nara dia selalu mendapati gadis itu sedang menangis.

Nara hanya diam tak mau menjawab pertanyaan gio.

Lagian apa urusannya emang sama Gio kalo Nara menangis?

"Lo yahh di tanya malah gk jawab" 

"Gue gk perlu ngejawab pertanyaan lo. Lagian urusannya sama lo kalo gue nangis apa?" Jawab nara ketus

"Gue bosan aja liat lo nangis terus."

What? Nara gk salah denger? Barusan gio bilang dia liat nara nangis terus? Emang udah berapa kali gio liat nara nangis terus?

"Kalo punya masalah tuh cerita, jangan di pendem sendiri"  ucap gio lagi

"Lo sewot banget sihh jadi orang."

Gio memutar bola matanya malas. membuat nara bicara dengannya sangatlah susah.

tapi entah kenapa dia merasa pengen lebih dekat dengan gadis itu. maksudnya pengen tau aja nara punya masalah apa sampai-sampai dia menangis seperti barusan.

"Lo udah sembuh?" tanya gio mencari topik pembicaraan baru

"Seperti yang lo liat"  ucap nara masih dengan nada ketusnya

Gio menatap muka nara membuat sang empu merasa risih

"Apa'an sih lo liat gue kek gitu?"

"Emang gk boleh?"

"Gk boleh."  Jawab nara lebih ketus lagi

"Jangan ketus gitu dong kalo ngomong. Nanti cantiknya hilang loh"  ucap gio yang berhasil buat nara mengalihkan atensi ke arahnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QueenaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang