Suami Express

502 20 0
                                    

Hollaa

I'm back hehehe...
Kali ini aku datang membawa cerpen loh.

Ada yang mau baca gak?

Skuy!

SUAMI EXPRESS

"Agha, aku gak mau tahu! Aku mau gugurin anak kamu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Agha, aku gak mau tahu! Aku mau gugurin anak kamu!"

What?! You have got to be kidding me?

Kayanya perempuan yang satu ini sudah hilang kewarasan. Pagi- pagi datang ke apartemen orang sambil marah- marah gak jelas dan sekarang mencoba mengambil keputusan sepihak? Bagaimana bisa dia berpikiran seperti itu? Padahal aku udah mau bertanggung jawab?!

"No! Kamu udah gila? Aku gak mau. Titik!"

Perempuan itu, Clara, langsung memukul dadaku bertubi- tubi hingga aku tersandar ke meja pantry. Kopi yang baru saja kutuang bahkan sampai tumpah di atas marmer di belakangku.

"Ini gara- gara kamu! Coba aja kamu malam itu pake pengaman. Gak bakal begini jadinya, " tunjuknya padaku, lalu kemudian pergi menuju sofa di depan TV. Lagi- lagi dia menangis di sana. Aku benci itu!

Akupun akhirnya menyusulnya ke sana. "Ra, kita udah bahas ini sebelumnya. Dan kamu udah sepakat, kan, kita—"

"Gak! Aku gak mau. Aku gak mau nikah dulu, Agha. Aku masih mau lanjut kuliah dan berkarir, bukannya diam di rumah jadi ibu rumah tangga. Aku masih 21 tahun. Harusnya kamu ngerti itu, dong."

Percakapan ini terus berulang- ulang seperti kaset rusak. Gak akan ada habisnya. Clara selalu mengelak dan mementingkan karirnya bla bla bla. All the time. Iya, aku tahu itu juga penting, tapi sekarang mau gimana lagi? Benihku udah tumbuh di rahimnya. Gak mungkin aku celakakan dia lagi dengan melakukan ab0rs1 juga. Pria  macam apa aku? Sebangsatnya aku, gak akan pernah berbuat hal sehina itu. Apalagi pada sahabatku sendiri.

"It's okay kalau kamu gak mau nikah. Tapi jangan gugurin kandungan kamu."

"Enak kamu ngomongnya. Terus gimana tanggapan mommy sama daddy aku nanti, Aghaaa? Tanggapan orang- orang yang lihat aku punya anak tanpa bapak?"

"Nanti aku yang kasih tahu om sama tante. Jangan pikirin orang lain."

"Kasih tahu gimana? Kasih tahu kalau kamu yang notabene- nya sahabat aku dari kecil telah menghamili aku, begitu?"

Aku hanya mengangguk santai dan itu membuat Clara semakin menangis kejer. Kami memang bersahabat sedari kecil, tetapi karena sebuah insiden kami berakhir di tempat tidur. Salahkan Calvin, abang Clara. Si bajingan itu memberikan sesuatu pada minuman kami saat acara malam tahun baru dua bulan lalu.

"Kamu kenapa gak se-frustrasi aku, sih, Gha? Kok, kamu santai banget? Bukannya kamu bilang mau travelling keliling dunia dulu sebelum akhirnya married? Kenapa, kok, tiba- tiba pasrah aja terima kenyataan?" Clara memandangku dengan tatapan nelangsa. Seperti anak kucing yang meminta kudapan. Antara lucu dan ingin dibuang.

Suami Express [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang