🍀🍀

98 13 3
                                    

"yoshii..." Jeongwoo ikut terbangun saat haruto terbangun dengan tergesa setelah mendengar di speaker suara mamanya memanggil yoshi.

Saat mereka turun tergesa, asahi dan yoshi yang baru bangun juga dengan sempoyongan sedang berjalan menuju ruang tamu yang dimana disana ada mashiho yang duduk termenung.

"Yoshi kamu apain adik kamu hah?" Tanya mama nya setelah melihat wajah yoshi terpampang dilayar telepon genggamnya.

"Lho... emang aku apain ma?" Tanya yoshi sejenak melirik ke mashiho yang kini terisak.

"Lho mashi kamu kenapa nangis sayang?" Tanya yoshi terburu sambil memeluk mashiho.

"Kakak ngatain aku annoying tadi malam. Trus tangan aku diginiin." Adu mashiho sambil menghempaskan tangan yoshi untuk menirukan apa yang yoshi lakukan padanya tadi malam.

"Eh kapan sayang??? Kakak ga mungkin gituin kamu apalagi ngatain kamu annoying." Kata yoshi sambil menarik mashiho kembali kepelukannya.

"Ckkk... Kak yoshi pasti mabuk deh semalam." Kata asahi.

"Kebiasaan deh kak yoshi kalau mabuk kelakuannya kayak dajjal." Timpal haruto.

"Benar kamu mabuk yoshi?" Tanya mama mereka yang kini sudah senyum-senyum melihat wajah asahi dan haruto yang mereka jelek-jelek in dilayar HP nya.

"Ia ma maaf, yoshi ada banyak masalah dikantor. Papa sih ga ia bangat ninggalin semua tanggung jawab ke yoshi."

"Lha kok malah nyalahin papa sih." Teriakan papa mereka terdengar disebrang sana.

"Papa.. kapan pulang, kak yoshi ga sayang mashi lagi, tadi malam mashi dimarah-marahin, padahal mashi udah ngehawatirin kak yoshi sampe ga tidur jam 2 pagi. Hiks..." Tangis mashiho semakin pecah saat ngadu sama papanya.

"Yoshi.. kamu apain anak kesayangan papa?"

"Adek kesayangan aku juga kali pa."

"Dasar anak kodok, ngapain bikin anak papa nangis hah?"

"Dadar papa kodok. Iuhh"

"Hahah.." mashiho tertawa mendengar adu mulut antara yoshi dan papa mereka, yang otomatis membuat semua yang ada diruangan itu tersenyum juga mendengar tawa riang mashiho.

Jeongwoo yang menyaksikan kehangatan keluarga itu menepuk jidatnya, karena semalaman jeongwoo telah berburuk sangka kalau yoshi tiap hari berprilaku kasar pada mashiho. Tapi ternyata dia salah, mashiho sangat disayangi dirumah ini. Mashiho selalu dijaga sebaik mungkin. Jeongwoo menarik nafas dalam, dia jadi ragu pada dirinya sendiri. Dia meragukan kemampuannya untuk bisa menjaga dan membuat mashiho bahagia seperti yang dilakukan keluarga mashiho pada mashiho.

"Yoshi, pokoknya papa ga mau tau, sebagai hukuman kamu harus nanya mashiho dia maunya apa, dan harus kamu penuhi."

"Ia pa ia..."

"Ywd bye sayang-sayang nya papa, mau pacaran dulu sama mama kalian ya."

"Ia pa, kak mashi ama kak yoshi doang yang disapa?" Teriak asahi pura-pura kesal.

"Ia nih, padahal yang bungsuan juga haruto." Cemberut haruto.

"Daritadi papa lihatin cuma muka kalian berdua loh nak, udah yang disorot seringan lubang hidung kalian juga. Uda akhh bye."

"Hihihi.." keempat bersaudara itu terkekeh karena sudah berhasil membuat papa mereka kesal. Semantara jeongwoo hanya terdiam. Suasana rumah haruto yang selalu ramai dengan candaan membuat dia merasa hangat. Berbeda dengan rumahnya yang terasa kaku dan hampir jarang ada interaksi.

Mashiho memperhatikan perubahan wajah jeongwoo yang kini terlihat sedikit murung, tapi dia masih terlalu malu untuk mengajak jeongwoo bercanda, entah kenapa jantungnya masih selalu tidak baik-baik saja setiap kali melihat jeongwoo.

Slowly (Mashiwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang