03

511 52 0
                                    

"Adek pulang sendiri ga pa-pa ya? Abang mau ada tanding basket sama anak sekolah sebelah." Ucap Haruto, agak tidak rela meninggalkan Chiquita untuk pulang sendiri.

"Ga pa-pa, asal menang aku ga pa-pa." Jawab Chiquita yang samanya tidak rela pulang sendiri, takut bertemu Ayden--anak sekolah sebelah yang selalu mengikutinya ketika bertemu.

"Sama Junghwan aja ga si? Nanti kalo pulang sendiri Abang juga di omelin sama Mama."

Chiquita menggeleng. "Ka Junghwan pasti udah pulang, aku ga bakal bilang Mama kalo pulang sendiri. Paling sampe rumah cuma 30 menitan kalo naik angkot."

Akhirnya Haruto pasrah.

"Kalo udah sampe, telpon Abang ya? Biar hati Abang tenang."

Entah mengapa hari ini Chiquita merasa Abangnya itu menjadi lebih lemah-lembut, tak ada tingkah ajaibnya, untuk hari ini. Membingungkan.

"Aku pulang ya, Abang." Pamit Chiquita lalu berjalan meninggalkan Haruto, yang senantiasa masih menatap Adiknya sebelum tubuh Chiquita tak terlihat akibat berbelok.

Chiquita berdiri, menunggu angkutan umum. Dengan perasaan gusar si bungsu terus menunggu, perasaan tak enak menghantui dirinya. Seperti ada yang memperhatikan.

Tak lama pergelangan Chiquita di pegang. Ayden pelakunya, lelaki yang selalu Chiquita hindari. Si bungsu tak suka pada lelaki itu, selain nakal, Ayden terlalu memaksa.

"Bagus, hari ini kamu pulang sendiri. Setiap hari aku selalu nungguin buat pulang bareng, tapi kamu selalu aja bareng Abangmu itu."

Lelaki sekolah sebelah itu memang selalu menunggu Chiquita setiap pulang sekolah, tapi ketika melihat Chiquita bersama orang lain, Ayden selalu mengurungkan niatnya untuk menghampiri si bungsu.

"Pulang bareng ya?"

Kepala nya menggeleng. "Aku lagi nunggu Ka Junghwan ko." Dalihnya.

Ayden tersenyum teramat manis, sebelum wajah datar itu kembali muncul. "Aku tau kamu bohong ya, aku denger obrolan kalian tadi." Katanya sambil menarik Chiquita.

"Engga, aku yang bohong ke Abang. Sebenernya aku ada janji sama Ka Junghwan, buat anterin dia pergi." Chiquita tetap pada pendiriannya dan menahan dirinya dari tarikan.

"Emang bener, dia ada janji sama gue bro. Jadi lepasin tangan lo dari Chiquita, sebelum gue patahin tangan kotor lo itu."

Chiquita menghela nafasnya lega, entah mengapa tiba-tiba Junghwan ada di sini. Si bungsu berjanji akan membelikan kakak kelasnya itu donat, sebagai rasa terimakasih.

Little Star; Chiquita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang