Disukai Hantu

1.5K 102 280
                                    

WARNING!

Bisa sediakan cemilan dan minuman sebelum membaca karena Fanfic ini bakalan sangat panjang seperti biasanya.

Biar gak bosen aja sih, soalnya nih Fanfic nembus 13 rebo dua ratus ke atas. Agak lebih sedikit sih dari fanfic Mimpi buruk, tapi yang ini gak kalah panjang 🗿

Singkron gak singkron, ya disingkronin aja:v

Selamat membaca^^

So, Enjoy~

Disukai Hantu~

Beberapa jam sebelum teror di rumah para sepupu, masih di hari yang sama...

"Ini bener jalan yang benar ke ruangannya Yaya sama Ying?" tanya Solar pada sang kekasih.

"Hm," gumam Halilintar yakin. Berbeda dengan Solar yang malah terlihat ragu. Pasalnya mereka sudah berjalan hampir satu jam di rumah sakit ini, tapi belum juga sampai di ruangan dou Y itu.

Solar menghela nafas penat. "Kenapa kita gak tanya resepsionis aja tadi sih?" gerutunya.

"Kamu gak liat kalau di meja resepsionis tadi kosong melompong? Oiya, kamu kan rabun, mana mungkin liat," cetus Halilintar begitu pedas.

Solar sendiri terkesiap mendengarnya. Dengan penuh kekesalan ia menendang kaki Halilintar dari belakang, lalu berlalu begitu saja meninggalkan sang kekasih.

"Adeh!" Halilintar mengaduh sembari berjongkok memegangi kakinya yang ditendang oleh Solar. "Eh! Sayang tungguin!"

Buru-buru Halilintar menyusul Solar yang sudah berjalan beberapa meter meninggalkannya. Dia meringis pelan setelah sadar ucapannya tadi pasti menyakiti Adek bungsu sekaligus kekasihnya itu. Paling tidak membuat Solar tersinggung.

Benar saja, begitu Halilintar sampai di sampingnya, dapat dia lihat wajah Solar yang ditekuk merengut, terlihat sangat kesal.

"Sayang maaf, kelepasan ngomong," pinta Halilintar dengan wajah memelas.

"Siying miif, kilipisin ngiming," cibir Solar, mendengus sembari membuang muka dari Halilintar serta bersedekap dada. Apa yang dia lakukkan hanya malah membuat Halilintar tertawa geli.

-Grebb!

Langkah Solar terhenti saat Halilintar tiba-tiba memeluknya dari belakang. Dapat dia rasakan kekasihnya ini menyandarkan kepala di bahunya.

"Sayang maafff...aku benar-benar gak sadar pas ngomong kek tadi. Efek capek sama masih ngantuk, aku jadi emosian. Ditambah lagi kita udah jalan satu jam gak tau arah. Maaf Sayang, jangan marahh," bujuk Halilintar sungguh-sungguh, mengeratkan pelukannya.

Solar menghela nafas pasrah. Tangannya terangkat mengelus lembut kepala Halilintar di bahunya. "Baiklah dimaafin. Salah kita juga ke sini jam tiga pagi, gak nunggu-nunggu Gopal bangun. Mau nelpon Yaya atau Ying takut ganggu mereka istirahat."

"Tapi aneh deh Lar," celetuk Halilintar sambil menatap sekitar mereka.

"Aneh kanapa?" tanya Solar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Disukai Hantu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang