Bab 1

38 5 3
                                        

Setahun yg lalu orangtua Yerim meninggal karna kecelakaan lalu lintas dan meninggalkan banyak hutang. Kehidupan Yerim pun menjadi berat. Intinya, PR yg paling berat bagi gadis itu adalah mencari jalan keluar untuk mendapatkan makan tiga kali dalam sehari.

Suasana stasiun ketika pulang kerja terasa begitu gaduh. Tempat itu di penuhi dengan para pekerja yg hendak pulang, para siswa yg selesai dengan belajar, dan para orang tua. Mereka duduk berjajar dengan nyaman dikursi. Termasuk..... Laki-laki cabul itu. Lima menit terakhir pandangan Yerim terus lekat memperhatikan tangan lihai seorang laki-laki yg menyentuh pinggul seorang siswi yg sedang berdiri tidak jauh darinya.

"Orang-orang gila seperti itu ternyata masih saja berkeliaran."

Yerim mengaduk-aduk tasnya lalu mengeluarkan ponsel. Saat sedang merekam perbuatan laki-laki cabul itu, tatapan lelaki itu mengikuti ponsel yg diangkat olehnya. Pandangan lelaki itu kemudian beralih ke wajah Yerim. Ia segera menyadari tindakan Yerim dan segera melepaskan tangannya dari pinggul gadis SMA tersebut. Ia lalu berbicara pada Yerim.

"Apa yg sedang kau lakukan?"

"Jangan pedulikan aku, silahkan lanjutkan."

" Ah, kau benar-benar! Hei kau!"

Disaat lelaki itu akan merampas ponselnya, Yerim segera menghindar ke belakang dengan cepat. Setelah menekan tombol save dan memasukkan ponsel nya kedalam tas, ia kemudian bertanya pada siswi yg sedang menundukan kepalanya.

" Dia bertindak aneh kan?"
Wajah siswi itu memerah. Ia lalu menganggukan kepala dengan pelan.

"Kau melihatnya kan?, Kau, Aku dan siswi ini, kita bertiga harus pergi kekantor polisi. Dengan laporan dari warga sipil seperti kami, kau bisa dituntut dengan tuduhan pelecehan."

" Apa kau gila! Untuk apa aku pergi kekantor polisi."

"Korban nya ada disini, aku adalah saksi dan buktinya ada disini."

Yerim berbicara dengan lantang sambil menepuk-nepuk tasnya. Lelaki itu lalu menatap Yerim dengan pandangan ingin membunuh. Orang-orang didalam kereta mulai berbisik-bisik dan menatap tajam lelaki cabul itu seolah sedang mengkritiknya. Laki-laki itu menggigit bibirnya.

"Berengsek, sialan!"

Laki-laki itu mengumpat lalu turun dari kereta dengan cepat melalui pintu yg terbuka. Yerim berteriak kepada lelaki itu.

"Hei mau pergi kemana! Ayo kekantor polisi! Disaat seperti ini bukankah kita harus bertindak cepat? Bagaimana bisa lelaki yg berpakaian bagus sepertimu bertindak kotor seperti orang cabul?!"

Laki-laki itu cabul itu menghilang dengan langkah cepat kedalam kerumunan dan sudah tidak terlihat lagi. Pintu kereta kembali menutup dan kereta pun mulai berjalan. Yerim lalu menangkap siswi yg hendak pindah tempat duduk karna malu itu.

" Lain kali kau harus membawa pisau, kalau bertemu orang seperti itu lagi, pegang tangannya dengan kuat dan serang tanpa ampun."

Melihat yerim yg bicara dengan semangat, siswi itu hanya mengerutkan wajahnya. Gadis itu tidak menangis, juga tidak tersenyum.

                                  🍀🍀🍀🍀🍀

Dimalam hari yg dipenuhi keheningan, Jeno duduk dimeja kerja dan asyik membaca dokumen-dokumen rumit dengan diterangi lampu meja. Karna terus sibuk mengurusi cabang baru Bohyun Plaza Hotel di Tiongkok, ia bahkan tidak memiliki waktu untuk memejamkan matanya yg kelelahan. Status Jeno sebagai anak tunggal pemilik Bohyun secara otomatis menunjukkan identitasnya di dunia bisnis. Semenjak kecil ia dididik untuk menjadi pewaris perusahaan tersebut. Oleh karena itu, bukan kebetulan jika ia menjadi pemimpin perusahaan nya yg merupakan poros utama perhotelan di korea selatan. Sejak kecil ia dijuluki si genius oleh orang-orang di sekitarnya. Jeno juga menjadi bahan perbincangan banyak orang karena wajah tampan nya. Badannya yg tinggi membuat wajahnya terlihat jelas. Otot dadanya yg padat tersembunyi di balik kemeja putihnya. Setiap kali ia berjalan, pahanya yg seksi membuat para wanita mencuri pandang dan menahan nafas. Tak ada lagi yg perlu dijelaskan mengenai kelemahan Jeno.

I'll Be Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang