Bab 3

25 4 2
                                        

Yerim yg tertidur karena kelelahan setelah menangis ditemukan oleh seorang penjaga saat mendekati dini hari.

"Hei nona! Nona! Kau tidak boleh tidur setelah minum ditempat seperti ini! Disini berbahaya! Kau bisa terkena demam!"

Beberapa saat kemudian penjaga itu mulai kebingungan karna melihat Yerim mulai menggigil kedinginan. Ia pun segera menghubungi 119. Tidak lama kemudian, paramedis memindahkan Yerim kedalam ambulans dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Dokter yg sedang memeriksanya selama beberapa saat, memberikan perintah kepada paramedis.

"Dia keracunan alkohol dan terkena hipotermia. Gejalanya mirip dengan pasien yg baru saja kita tangani tadi. Karena pasien masih bertahan, berikan dia infus dan naikkan suhu nya perlahan. Periksa statistik vitalnya selang tiga puluh menit. Kalau pasien sadar, segera laporkan padaku. Perawat Kim, tolong baringkan dia disamping pasien yg tadi."

"Baik Dokter."

Perawat Kim mendorong kasur yg ditiduri yerim dan membawanya ke ruang IGD. Ditempat itu terdapat pasien wanita yg baru saja datang sedang berbaring di atas kasurnya. Dua orang pasien masuk ke rumah sakit yg sama, di waktu yg sama dan gejala yg sama. Semuanya terasa seperti takdir yg aneh. Perawat itu lalu meletakkan pasien yg dibawanya di sebelah wanita itu. Saat itu, ia mendengar suara pip dari monitor yg terhubung dengan pasien yg datang lebih dulu. Perawat Kim melihat monitor dan mendapati grafik jantung pasien itu berdetak dengan sangat cepat.
Tiba-tiba seorang wanita setengah baya yg terlihat seperti penjaga pasien itu berteriak.

"Hei! Nyonyaku, sepertinya tidak bernafas!"

"Jantungnya berhenti! Tolong siapkan defibrillator!"
Perawat Kim berseru.

Begitu mengetahui keadaan darurat, ruang IGD mulai di penuhi ketegangan. Paramedis datang berlarian dari berbagai tempat. Dokter memegang baju pasien lalu melepaskan dengan merobeknya, lalu melakukan CPR. Namun tidak ada respons sama sekali meskipun Dokter itu terus berusaha keras. Dokter yg lain mengoleskan gel ke alat defibrillator dan mulai menempalkan kembali pada dada pasien."

"150 joule !"

Buk!
Tubuh pasien pertama tersentak. Akan tetapi tidak ada perubahan pada jantung pasien.

Tubuh pasien pertama tersentak, akan tetapi tidak ada perubahan pada tubuh pasien. Dokter Moon kembali berteriak, ia sedang mengamati pasien dan monitor lekat-lekat, hingga mengeluarkan tetesan keringat di dahinya. Tanpa memedulikan keringat di dahinya itu, ia terus melakukan CPR dan mengeluarkan seluruh kemampuan nya demi menyelamatkan nyawa sang pasien.

"200Joule."

Buk!
Tubuh pasien yg datang lebih dulu dari Yerim itu kembali tersentak. Dokter moon kembali memperhatikan monitor dan menahan nafasnya. Saat itu, perawat Kim berkata dengan terburu-buru.

"Dokter, detak jantung pasien yg ada di sebelah juga berhenti!"

Sekarang saja tim medias sedang berusaha dengan mempertaruhkan nyawa mereka untuk menolong satu pasien yg kini sedang di tanganinya. Mendengar perkataan bahwa jantung pasien disebelah juga berhenti, membuat ruang IGD itu semakin dipenuhi ketegangan.

"Sial. Dokter Choi cepat lihat keadaan pasien itu!"

Sebelum menyelesaikan perkataan nya, Dokter Choi sudah melesat pergi untuk menolong pasien yg satunya lagi dan mulai melakukan CPR. Akankah malam ini menjadi malam berkabung? Keringat di dahi Dokter Moon semakin mengalir deras.

"300 Joule."

Buk! Buk!
Beberapa saat setelah melakukan CPR beberapa kali, akhirnya jantung pasien mulai berdetak kembali dengan lemah.

"Hidup! Oh tuhan!"

Namun sebelum bernafas lega, Dokter Moon membalikkan badannya dan melihat pasien yg ada disebelahnya. Dokter Choi yg sedang memegangi defibrillator berteriak dengan keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'll Be Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang