chap 2

171 12 0
                                    

DO YOU GET DEJA VU?

(Megumi sudah keluar dari rumah sakit)

"Gumi, bangun. Kita ke taman nanti," ujar Nanya sambil menepuk pelan tubuh Megumi yang masih rapuh. Naoya tentu tau itu, lagipun ia tidak segila itu sampai-sampai ingin menyakiti sepupu nya yang tampan ini. Itu tidak mungkin. Karena orang disebelahnya ini adalah Fushiguro Megumi.

Baru saja ingin mengatakan satu kata lagi, tiba-tiba Megumi menarik Naoya yang duduk di ujung kasurnya dan memeluk pinggangnya.

Naoya terkejut dan wajahnya sudah berubah menjadi merah. Namun ia tidak menolak perlakuan sepupu jauhnya itu. Kalian bertanya tentang bagaimana perasaannya sekarang? Tentu saja dia sangat senang! Dia bahkan tersenyum manis dan terkekeh.

Tangannya bergerak mengusap kepala surai hitam itu dan memainkannya.

"yuuji.." gumam Megumi yang masih tertidur. 'Ah.. dia ternyata mengira diriku adalah Yuuji.' Mood nya yang bagus tadi tiba-tiba langsung menurun karena pria yang lebih muda darinya ini.

Naoya menghela nafasnya dan membangunkan Megumi sekali lagi.

"Gumii?? Ayo bangun."

Megumi pun membukakan matanya. Saat ia melihat lagi, ia malah melihat sepupu nya yang sedang mengusap kepalanya lembut. Setelah sadar dengan posisi mereka, ia melepaskan pelukannya dan mencoba mundur walau tak berhasil karena tubuhnya yang keadaannya rapuh.

"Ayo mandi. Setelah itu kita akan ke taman."

"Ya."

.

.

.

Setelah Megumi selesai mandi, sesuai perkataan Naoya, mereka pergi ke taman yang biasanya Megumi datangi. Mereka pergi disana dengan Naoya yang mendorong kursi roda miliknya.

Tak banyak pembicaraan. Karena Megumi selalu saja mematikan topik mereka dengan balasan-balasan singkat-- walau tidak terkesan kasar-- hal itu membuat Naoya bingung sendiri ingin berbicara bagaimana.

Hening. Keduanya tampak sedang menikmati pemandangan di depan mereka.

"Gumi. Bisakah aku bertanya mengapa kau memilih taman ini?"

"... Tempat ini bisa menenangkan pikiranku. Dan tempat ini sangat spesial bagiku. Untuk alasan rinci nya.. aku tidak ingin membahas itu," jawab Megumi. Ia benar-benar drop semenjak kejadian itu. Setiap hari ia selalu berharap bahwa itu hanyalah mimpi buruk dan Yuuji sedang menemani dirinya dengan senyuman ceria yang sangat manis milik pria pendek itu.

Tidak ada yang bisa mengganti posisi Yuuji di hati Megumi. Itulah kenyataannya.

Naoya mengangguk, "Aku mengerti."

"Kau bisa pergi jika kau ingin, kau, tau? Tidak usah memaksa tinggal seperti itu... Aku juga sudah bilang untuk jangan memanggil ku Gumi. Fushiguro Megumi. Itu namaku."

Megumi merenung. Ia menurunkan pandangannya sambil menggigit lidahnya sampai berdarah. Ia mengepalkan tangannya. Rasa penyesalan tiba-tiba datang kembali padanya.

Yuuji adalah kehidupannya. Tetapi betapa benci nya dunia kepada dirinya, dunia memisahkan mereka berdua dan membuat Megumi terus sengsara tanpa kebahagian miliknya. Semuanya direngut. Kebahagiaannya direngut begitu saja, seakan-akan dia tidak pantas.

'Yuuji sering memanggilku itu...'

"Tidak. Aku ingin menemani Gumi disini. T-tunggu, jangan menggigit lidahmu seperti itu! Itu tidak baik. Hentikan," perintah Naoya. Ia memegang dagu Megumi membuatkan pria itu menatapnya. Mata biru tua cantik itu sudah berair. Beruntung sekali tempat mereka cukup sepi dan orang-orang sedang fokus dengan hal lain.

Wrong TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang