Setelah pertemuan kalian di perpustakaan hari itu, kalian mulai sering bertemu. Kadang-kadang itu hanya kebetulan, tapi kadang kalian juga merencanakan untuk bertemu. Kegiatan yang paling sering kalian lakukan adalah belajar bersama di perpustakaan atau membahas pelajaran yang sedang sulit dipahami.
Selain itu, kalian juga suka membicarakan tentang sastra dan bahasa-bahasaan, membahas tentang keindahan dan makna dari karya-karya tersebut. Sugawara selalu memberikan sudut pandang yang unik dan menarik dalam diskusi tentang buku-buku tersebut.
Selain membahas buku-buku, kalian juga sering meminjamkan buku-buku favorit kalian satu sama lain dan merekomendasikan buku-buku baru yang menurut kalian menarik. Ada saat-saat ketika kalian membaca buku yang sama, dan setelah itu kalian akan membicarakannya secara mendalam. Kegiatan-kegiatan seperti ini semakin mempererat hubungan persahabatan kalian.
Sugawara juga menjadi seorang mentor yang sangat andal bagimu. Lelaki berambut putih itu dengan senang hati membantumu memahami mata pelajaran yang sebelumnya belum kamu mengerti, seperti matematika, sains, dan home economic.
Ia selalu memberikan penjelasan dengan cara yang mudah dimengerti dan menjawab pertanyaanmu dengan sabar. Berkat Sugawara, kamu merasa lebih percaya diri dalam menghadapi ujian dan tugas sekolah serta mulai memahami konsep-konsep yang sebelumnya sulit bagimu.
Kamu mulai merasa nyaman dengan Sugawara; seorang pria yang selalu siap mendengarkan curahan hatimu tentang apapun. Mulai dari materi yang akan diujikan, pekerjaan rumah, hingga film yang baru saja kamu tonton.
Dengan senyum ramahnya, Sugawara selalu memberikan perhatian penuh saat kamu bercerita, bahkan ketika topiknya terasa abstrak atau sulit dimengerti.
Setelah kegiatan ekstrakurikuler, kamu dan Sugawara selalu pulang bersama. Sugawara aktif di klub voli, sedangkan kamu bergabung di klub sastra.
Dalam prosesnya, kamu menyadari bahwa tanpa disadari kamu telah membagikan kegemaranmu dengan Sugawara, dan ia selalu siap mendengarkan tanpa merasa bosan atau menghakimi.
Lucunya, kamu tak menyadari bahwa sikap manisnya memiliki makna terselubung. Sugawara menghafal rutinitas harian mu, kegemaranmu akan sesuatu, sampai dia menuliskannya di atas notepad yang selalu lelaki itu bawa di saku seragamnya.
Tak sampai disitu, obsesi Sugawara kian meningkat. Lelaki itu diam-diam membuntuti kamu dari belakang. Jika ketahuan, ia memiliki berbagai alasan untuk mengelak. Lagipula..., siapa yang akan percaya bahwa senior yang terkenal ramah itu, adalah seorang penguntit? Aku yakin, kamu sendiri juga tak akan mempercayai fakta tersebut.
***
Sugawara berkacak pinggang sambil menyaksikan para junior berlatih di lapangan. Ia merasa sangat bangga melihat mereka terus berkembang dan belajar menjadi pemain voli yang lebih baik setiap harinya. Tak lama kemudian, Daichi bergabung dengannya dan berdiri di sebelah kanannya.
"Wah, mereka semakin bagus ya," kata Sugawara sambil tersenyum.
"Iya, kita harus memberikan apresiasi untuk usaha keras mereka," ujar Daichi, setuju dengan pernyataan Sugawara.
Sebagai senior dan kapten tim, Daichi memahami betul tantangan yang dihadapi oleh para junior mereka. Ia dan Sugawara selalu berusaha memberikan bantuan dan dorongan agar para junior bisa berkembang menjadi pemain voli terbaik.
Ketika Yamaguchi, salah satu junior mereka, melakukan kesalahan, Daichi langsung menegurnya, "Hei Yamaguchi, jangan terlalu gegabah. Pastikan bola masuk ke tanganmu dulu sebelum melakukan serangan, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oleander 「Haikyuu」
FanfictionOleander: Romantisme Berbahaya Siapa yang tidak mengenal Koushi Sugawara? Setiap orang mengenalnya sebagai sosok senior kelas tiga yang terkenal dengan sifat pengemongnya, plus, kedudukannya sebagai setter dan wakil kapten di tim voli laki-laki Kara...