“A hidden identity.”
KEESOKAN harinya, Sugawara mengajakmu ke gedung olahraga dengan senyum cerah di wajahnya. Sinar matahari pagi menyinari ruangan saat kamu berdua memasuki tempat latihan klub voli. Sugawara dengan antusias memperkenalkanmu kepada anggota klub voli, termasuk manajer mereka, Kiyoko dan Yachi.
Anggota klub voli menyambutmu dengan hangat. Hinata melayangkan senyum ceria ke arahmu. "Hai! Aku Hinata Shoyo! Senang bertemu denganmu, [Nama]–Senpai!" serunya dengan antusias.
Tidak jauh darinya, Kageyama— meski ekspresi wajahnya terlihat serius, ia menganggukkan kepala sebagai tanda sambutan. "Aku Kageyama Tobio. Jangan berharap terlalu banyak dariku."
"Eh? Apa maksudmu—"
Sebelum kamu sempat bertanya lebih lanjut, Nishinoya dan Tanaka turut menyambutmu.
"Hai,Hai, [Nama]!" seru Nishinoya sambil mengayunkan tangannya dengan semangat. "Aku Yuu Nishinoya, libero andalan tim!"
"Dan aku Ryuunosuke Tanaka, Wing Spiker terhebat di Karasuno!" sambung lelaki berkepala plontos itu sambil merangkul pundak Nishinoya.
"Hei, tunggu sebentar." Mata Nishinoya memindai kamu dari ujung rambut sampai ujung kaki, "Kamu siswi tahun kedua, kan?"
Kamu mengangguk sambil tersenyum, "Iya. Aku siswi tahun kedua, sama seperti kalian."
"Whoa— Itu artinya kita berada di tahun yang sama!" ucap Nishinoya dengan mata berbinar, "Boleh aku memanggilmu dengan panggilan 'Chan' saja? Aduh!"
Tanaka memukul kepala sahabatnya, "Oi! Itu tidak sopan! Tapi kalau [Nama] tidak keberatan, sih, aku juga mau memanggil [Nama] dengan embel-embel 'Chan' biar terasa akrab."
"Aih, kau ini sama saja!" celetuk Nishinoya.
Kiyoko tersenyum hangat sambil mengulurkan tangannya, "Senang bertemu denganmu, [Nama]–Chan. Aku Kiyoko, Kiyoko Shimizu. Manager Tim ekstrakurikuler voli." ucap Kiyoko saat kamu membalas jabatannya sambil tersenyum.
"Ha–Halo, salam kenal, [Nama]–Senpai. Aku Hitoka Yachi!" ucap Yachi dengan suara yang sedikit gugup.
Sugawara memberikan pengantar singkat tentang Yachi, "Yachi adalah manajer kedua kita. Jika kamu butuh bantuan atau ada pertanyaan, Yachi siap membantumu, benar kan, Yachi." tanya Sugawara yang dibalas dengan anggukan oleh gadis berambut bob tersebut.
oOo
Sugawara merasa senang melihatmu semakin dekat dengan anggota klub voli; terutama dengan Kiyoko dan Yachi— karena kalian sama-sama perempuan. Meskipun kamu bukan anggota klub voli, mereka menerimamu sebagai bagian dari keluarga mereka. Seiring berjalannya waktu, Sugawara melihat perubahan positif yang ada dalam dirimu.
Ketika kamu berbincang dengan Kiyoko, dia memberikan kamu nasihat: bagaimana mengatasi kecemasan sosial dan membantu kamu membangun rasa percaya dirimu. Selain itu, Yachi selalu siap mendengarkan dan memberikan dukungan ketika kamu merasa down. Kamu merasa nyaman berbagi cerita dengan Yachi— terutama karena kalian sama–sama memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Sugawara merasa cemburu melihat kedekatanmu dengan Hinata dan Kageyama. Ia mulai merasa terasing dan merasa bahwa kamu lebih memilih menghabiskan waktu dengan Hinata dan Kageyama daripada dengannya. Perlahan, perasaan cemburu yang tumbuh di dalam dirinya semakin membara.
Di satu sisi, ia ingin melihatmu bahagia dan menikmati pertemananmu dengan Hinata dan Kageyama. Namun, disisi lain, ia ingin menjadi orang yang paling berarti bagimu dan merasakan kedekatan yang sama denganmu seperti sebelum kamu mengenal teman-temannya.
Sugawara mulai merenung dan merencanakan cara untuk menghabiskan waktu bersamamu tanpa kehadiran Hinata dan Kageyama. Dengan melakukannya, ia bisa memperoleh perhatianmu sepenuhnya dan menunjukkan betapa pentingnya dirinya dalam hidupmu.
oOo
Sugawara mulai mengatur situasi agar kalian bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Sugawara mengirim pesan kepadamu untuk mengajakmu makan siang di kantin sekolah.
Sugawara–Senpai:
Hai, [Nama]. Apa kamu ingin makan siang bersamaku di kafetaria? Aku sudah memesan roti lapis tuna kesukaanmu.
Sepulang sekolah Sugawara mengajak kamu untuk belajar di perpustakaan.
"Konnichiwa, [Nama]. Apa kamu ingin pergi ke perpustakaan bersamaku? Aku tahu ada buku yang mungkin menarik minatmu."
Lelaki itu tahu, kamu tidak akan bisa menolak, apalagi ketika ia berjanji akan memberi kamu rekomendasi buku bacaan.
Dengan seulas senyum hangat, kamu setuju untuk mengikuti Sugawara ke perpustakaan. Ketika kalian sampai di sana, aroma daripada buku yang tersusun apik di rak mulai menyelinap ke dalam indra penciuman mu.
Waktu berlalu begitu cepat hingga tiba saatnya untuk berpisah. Kamu mengucapkan selamat tinggal pada Sugawara dan berjalan menuju rumah masing-masing.
Bulan semakin tinggi di kaki langit: memancarkan sinar samar yang hanya menambah ketegangan saat kamu melintasi gang yang gelap. Setiap suara kaki yang bergema di lorong sempit tersebut membuatmu semakin waspada.
Setiap desiran angin membuatmu berdebar, membuatmu semakin waspada terhadap segala macam bahaya yang mungkin mengintaimu. Tiap bayangan yang terlihat seperti sosok yang menyeramkan, dan setiap suara kaki yang terdengar bergema di lorong sempit itu, membuat bulu kudukmu berdiri.
Kamu tersentak ketika seseorang tiba-tiba menarik pergelangan tanganmu. Getaran rasa panik langsung merambat melalui tubuhmu, seiring dengan jeritan yang memenuhi lorong gelap itu.
"Tidak! Lepaskan! Tolong, jangan sakiti aku!"
"Tenanglah, [Nama], ini aku." Sosok yang menarik tanganmu mulai menampakkan dirinya perlahan-lahan di bawah sorot lampu jalan yang redup.
"Su— Sugawara–Senpai?!"
Lelaki berambut abu itu tersenyum tipis, "Maafkan aku, aku tidak bermaksud membuatmu ketakutan. Aku hanya ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja.
Aku tidak tega membiarkan seorang perempuan berjalan sendirian di tempat gelap seperti ini. Jadi aku memutuskan untuk membuntuti kamu, karena aku khawatir, ada orang jahat yang mungkin ingin menyakiti kamu, [Nama]."
Lelaki itu tersenyum hangat dan mengulurkan tangannya. "Ayo, aku akan mengantarmu pulang."
Kamu merasa sungkan untuk menerima uluran tangannya, namun kamu tahu lelaki di hadapanmu kini adalah seorang gentleman. Tanganmu bergerak untuk menerima uluran tangannya.
Sugawara tersenyum dan menarikmu dengan lembut ke dalam dekapannya. "Jangan takut, [Nama], kamu aman bersamaku."
Kamu mengangguk perlahan, merasa terharu oleh perhatian Sugawara. "Terima kasih, Senpai. Aku benar-benar beruntung kamu ada di sini."
Sugawara mewakili bayanganmu, berjalan di sampingmu dengan langkah penuh keyakinan. Seolah dia telah mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Dalam kegelapan malam itu, kamu merasa dilindungi oleh kehadirannya.
Seperti Asican yang tidak pernah menunjukkan bayangan, Sugawara memancarkan cahaya di tengah dunia yang terhanyut dalam kegelapan. Ia adalah penjaga yang selalu siap, menjaga dirimu dari bahaya yang tersembunyi di sekitar kamu.
Kamu telah terjerat oleh pesonanya, tanpa menyadari bahwa dalang di balik mimpi burukmu di masa depan adalah Sugawara.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Oleander 「Haikyuu」
FanfictionOleander: Romantisme Berbahaya Siapa yang tidak mengenal Koushi Sugawara? Setiap orang mengenalnya sebagai sosok senior kelas tiga yang terkenal dengan sifat pengemongnya, plus, kedudukannya sebagai setter dan wakil kapten di tim voli laki-laki Kara...