TPU Werdesa, pukul 10.00 pagi.
"Assalamualaikum, Harsa~" sapa Jeman saat sudah berada di tempat istirahat terkahir temannya.
"Apa kabar Sa..."
"Gue udah buka usaha coffe kayak yang kita berdua janjiin dulu. Alhamdulillah, bisnis gue lancar Sa.."
"Sa... bisa ga sekali aja lu temuin gue di mimpi.. gue kangen banget sama lu Sa.." Air mata yang mati-matian ditahan Jeman akhirnya meluncur dengan bebasnya.
"Gue kangennn banget Sa.."
"Bohong kalau setelah di tinggal lu gue bahagia Sa.."
"G-gue... merasa gagal jadi sahabat karena ga bisa ada di saat saat terakhir lu. Gue juga ga tau kalau lu punya penyakit mental, gue minta maaf Sa..."
"Saa... tolong temuinnn gue sekaliii aja."
Pukul 13.30 Di Rumah Harsa.
Setelah kembali dari makam, Jeman pergi ke rumah Harsa lalu pergi ke kamar milik Harsa. Entah kenapa rasanya ia sangat merindukan temannya.
"Harsaa... Harsaaa lu inget ga waktu dulu pas gue di pukul sama Bapak gue teruss lu ngehalangin alhasil yang kena pukul itu pipi lu bukan pipi gue." Jeman berbicara sendiri, seakan-akan Harsa ada di depannya.
Jeman mendongak menatap langit-langit kamar milik Harsa yang tidak pernah berubah dan pikirannya melayang ke masa lalu.
*
"WOI! ANAK SIALAN, DARI MANA AJA KAMU!" Bentak Bapak saat mendengar pintu terbuka dan menampakan Jeman diikuti Harsa.
"Darimana saya, itu bukan urusan anda!" Jawab Jeman dingin.
"GA SOPAN KAMU!"
"Ya! Karena anda tidak pernah mengajari saya sopan santun. Yang anda lakukan hanya membawa perempuan baru setiap hari dan mabuk terus."
"KURANG AJAR!"
"PASTI GARA GARA WIDYA GA NGAJARIN KAMU! JADI KAMU BERANI SAMA BAPAK KAMU!"
"JANGAN BAWA-BAWA IBU SAYA! BELIAU GA SALAH!"
"ANDA YANG HARUSNYA SADAR DIRI, IBU SAYA SUDAH CAPEK CAPEK KERJA SEMENTARA DISINI ANDA SEBAGAI SUAMI DAN KEPALA RUMAH TANGGA HANYA TAU MENGHABISKAN UANG!" Emosi Jeman meledak saat menyangkut Ibunya.
"ANAK SIALAN! BRENGSEK!" Tangan Bapak terangkat akan memukul Jeman.
Bugh..
Jeman menutup matanya erat-erat, ia menunggu akan datangnya rasa sakit yang biasa ia rasakan. Akan tetapi ia tidak merasa apa apa, pelan-pelan ia membuka matanya.
"Harsa!!" Jeman kaget, didepannya Harsa memblokir pukulan Bapaknya untuk dia.
"Jangan pukul Jeman." Harsa menatap dingin ke arah Bapak.
"Kurang ajar!" Karena emosi dan ia juga sedang mabuk, Bapak memukul kembali wajah Harsa dan terjadilah perkelahian antara keduanya.
"STOPPP!! STOPP GUE MOHON! SA HARSAAA!" Jeman panik melihat mereka bertengkar membabi buta.
Ia celingukan mencari sesuatu untuk membantu Harsa.
Matanya menangkap tongkat kayu, lalu ia ambil dan memukul kepala Bapaknya.
Bugh..
"Aghh!" Teriak Bapak, lalu ia pingsan.
"Sa, Harsaa lu ga papa?" Khawatir Jeman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home to Come Home || END
Cerita PendekMasih ada sangkut pautnya sama Somnabulisme! Baca aja yerobunnn!!! Membantu menyenangkan orang itu bakal dapat pahala, so baca terus vote and komen ya? Rabu, 29 Maret 2023.