Happy reading–!
Seorang pemuda dengan motor besarnya sibuk dengan handphonenya sembari menunggu si pemilik rumah keluar.
"Pagi nono, ini sarapan di lebihin bunda"
Nono, begitu si pemuda tadi dipanggil akhirnya menoleh dan menyunggingkan senyum manisnya sampai matanya pun ikut tersenyum.
"Makasih nana. Yuk naik, ntar telat"
Nana pun naik setelah dipasangkan helm oleh sahabatnya itu. Keduanya selalu berangkat pagi sekali menuju sekolah.
"Hidih, pagi banget tuh anak ke sekolah" gerutu echan si tetangga julid yang memperhatikan nana dan Jeno yang berangkat bersama dari jendela besar kamarnya.
"Bagus dong, emang kamu yang masih dekil gini. Mana cuma pakai bokser doang. Sana mandi cepet!"
Echan dengan cepat beranjak ketika sebuah bantal melayang ke arahnya. Dengan cepat berlari ke kamar mandi sebelum mae tercinta melempar barang lainnya.
"Heran, punya anak kok bandel banget. Disuruh mandi doang susahnya minta ampun. Jangan sampai ketekmu mae gosokin ya!" Omel Ten pagi itu sambil membereskan kamar bungsunya itu.
Di dalam kamar mandi Echan bergidik ngeri. Membayangkan sekujur tubuhnya yang digosok dengan tidak manusiawinya oleh Ten, sungguh itu adalah hal yang tidak akan pernah ia ulangi.
Berbeda dengan kediaman Ten dan Winwin yang pagi selalu ribut, rumah besar ala eropa milik keluarga Jaehyun masih sepi seperti tidak ada penghuninya.
Atau mungkin karena rumah mereka besar dengan halaman luas jadi bisa menyamarkan keributan yang terjadi di dalam rumah megah dua lantai itu.
"SATU...DUA..TIGA... OKEE GAK ADA YANG MAU BANGUN. JANGAN SAMPAI PANCI PINK BUBU INI MELAYANG YA!"
Dari lantai dua turun empat laki-laki dengan cepat. Mereka saling mendorong dan beradu mulut saling tuduh.
Taeyong hanya bisa memijat pelipisnya. Heran dengan tingkah 4 laki-laki aneh yang sayangnya adalah suami dan anaknya.
Mark dan Jeno kebetulan hari ini memang berada dirumah. Mengingat sebab tengah libur.
*Nono itu Lee Jeno yah, Jeno yang besar itu Jung Jeno pacarnya Na Jaemin. Nana itu Nakamoto Nana
Pusing dikit gapapalah yah :*
"Gak anak gak bapak sama aja tingkahnya, kalian mau bubu mati muda hah?"
Jaehyun menggeleng cepat, berbeda dengan si bungsu Sungchan yang memiliki seribu balasan untuk kedua orang tuanya, agak durhaka memang.
"Mana bisa bubu mati muda, kan udah tua"
Dan pagi itu, sendal bulu abu-abu milik Taeyong melayang sempurna ke arah kepala Sungchan.
Begitupun dengan kediaman Lucas. Si bungsu Chenle bersuara lumba-lumba itu tengah mengadakan konser dadakan sembari membersihkan tubuh.
Lucas hanya bisa termenung sambil menyantap sarapannya. Merasa lelah sebab suaminya pun melakukan hal yang sama.
"Sabar ya baba. Namanya juga ujian"
Renjun si sulung yang pagi ini tidak kambuh dan mengikuti jejak sang adik hanya bisa memberikan semangat pada Lucas.
Padahal dalam hati ia terheran-heran sebab seharusnya yang bertingkah itu adalah sang baba.
Hanya kediaman milik Dokter Taeil yang benar-benar aman dan tentram. Meskipun sesekali diisi keributan normal antar kakak dan adik.
"Apasih bang, itukan punya adek!"
Seorang bocah perempuan mengambil kembali nugget dinosaurus miliknya yang baru saja dirampas oleh si sulung.

KAMU SEDANG MEMBACA
The new part (sequel cerita nana)
Fiksi Penggemarcerita nana terus bersambung menjadi bagian baru dengan beragam kisah. senang sedih nana lalui dengan teman-temannya. beberapa rahasia kelam mulai terungkap. yang lama digantikan dengan yang baru. yang datang akan pergi dan yang pergi akan pulang ke...