9. Atap

89 6 0
                                        


"DASAR GAY" teriak haechan ke arah jaemin yang marah,

"APA KAU BILANG?" Ucap jaemin memanas, ia tak pernah semarah ini,

"kau suka jeno jaem, kau gay" ucap haechan yang masih terdengar di telinga jaemin walau suara angin memaksa memperkedap suara haechan yang sedang ada di atap bersama jaemin,

"Aku bukan gay, aku memang mencintai jeno, tapi aku bukan gay" ucap jaemin ingin memukul haechan,

"Kau tak tau jaem, kau itu akan kalah dengan hina, jeno mencintainya, dia tak mungkin memilihmu banci" ucap haechan membuat jaemin memukul haechan, haechan balik memukul tapi tak sekuat jaemin, mereka adu jotos tanpa terkendali hingga mark dan jeno datang dan berusaha memisah mereka,

"Apa yang kalian lakukan sebenarnya, hah?" Ucap mark kesal,

Jaemin berusaha berdiri dan melepas tangan jeno, ia berjalan mendekati haechan yang salah satu matanya sudah tertutup darah,

"Chan jika ada yang tau masalah ini, aku akan membunuhmu, aku tak main-main kau pasti tau itu" bisik jaemin membuat haechan hanya diam takut, ia tak menyangka jaemin bisa semenakutkan itu, yang ia tau jaemin baik tak pernah menyakiti orang, badan cungkring, pemalas, ternyata memiliki kekuatan yang lebih besar dari mark,

Jaemin berjalan menuruni tangga diikuti dengan jeno, dan haechan yang dibantu mark , mark juga tau haechan sangat menjengkelkan jadi haechan sering bertengkar dengan beberapa training lain, tapi ia tak menyangka haechan babak belur parah karena jaemin yang berparas manis dan lucu.

-----*------

"Apa yang kau lakukan? Jaemin tak mungkin memukulmu sampai seperti itu, jika kau tak memulai" ucap mark berusaha menyelesaikan perselisihan,

"Karena perempuan" ucap haechan dusta, membuat mark diam, berfikir apakah benar mereka menyukai perempuan yang sama, jikapun ada ia yakin itu lami, training perempuan yang dekat dengan jaemin,

"Siapa?" Tanya mark penasaran,

"Kau tak perlu tau" ucap haechan singkat,

"Aku harus tau, siapa chan?" Tanya mark lagi dengan suara tegas,

"Bisakah kau tak kepo, aku malas membahasnya" ucap haechan langsung tidur di kasurnya,

"Aku tidak bisa membantu jika seperti ini chan" ucap mark berusaha memaksa haechan agar bercerita,

"Aku tak butuh bantuanmu hyung, pergilah" ucap haechan dengan menarik selimut menutupi tubuhnya. Haechan hanya bisa menangis di bawah selimutnya, ia tak tau mengapa dia mengatakan itu, apakah benar dia mencintai lami dan tidak terima jika jaemin hanya memainkannya.

----*----

*Di kamar jenojaem*

"Jaem, kau tak biasanya seperti ini" ucap jeno dengan suara lembut,

"Apa kau ada masalah dengan sifatku? Kau bisa pergi menjauh" Ucap jaemin membuat jeno membuang nafas,

"Aku tak akan pergi jaem, aku akan selalu bersamamu, dan aku akan selalu mendukungmu, jadi biarkan aku mengetahui cerita lengkapnya" ucap jeno berusaha membuat jaemin tenang,

"Aku bertengkar karena perempuan" ucap jaemin membuat jeno diam, jeno tak tau ia harus bagaimana, ia juga tak menyangka jaemin sampai seperti itu karena perempuan,

"Apa perempuan itu begitu berharga hingga kalian bertengkar seperti itu?" Ucap jeno mulai marah, penyebab yang tak masuk akal menurutnya,

"Kau mana tau cinta jen? Kau tak pernah menggunakan hatimu, kau tak tau apa itu sakit hati" ucap jaemin membuat jeno naik darah,

"Siapa? Lami?" Tanya jeno dengan suara deep, membuat jaemin merinding, jeno tidak pernah membuat ekspresi seperti itu,

"Maaf, aku tak bisa mengatakannya" ucap jaemin berusaha memalingkan tatapan jeno,

"Tidurlah besok kita ada rapat dengan manager" ucap jeno membaringkan tubuhnya di kasur, dan kepala menghadap tembok, sedangkan jaemin berusaha menahan air mata agar tidak turun membasahi pipi.

----*----

Keesokan harinya haechan yang merasa bersalah berusaha menyapa jaemin, tapi jaemin masih kesal sehingga tidak membalas sapaan dari haechan,

Setelah rapat selesai dan sudah mendapat omelan dari manager nuna, jaemin dan haechan akhirnya berbaikan walau tak ada yang tau apa akar permasalahan mereka, mark sampai heran dengan dua orang bergolangan darah AB tersebut, sedangkan jeno masih sulit tersenyum walau ia masih mengikuti jaemin seperti biasa,

Rapat 2015 menjelaskan jika mereka akan mengikuti acara pertunjukan ragam bersama training perempuan SM dengan dibantu leeteuk super junioryang bernama The Mickey Mouse Club, di tayangkan bulan juli 2015.

"Jen, aku minta maaf, bisakah kau tak membuat ekspresi seperti itu?" Tanya jaemin dengan wajah imut,

"Apa kau bisa berjanji tidak akan bertengkar lagi sampai berdarah-darah seperti kemaren? Aku tak suka melihatnya" ucap jeno dengan wajah serius,

"Iya, aku akan menahan diri, haechan memang menjengkelkan, aku tak bisa menahannya" ucap jaemin dengan mulut sedikit mengrucut,

"Jauhi saja lelaki gendut itu" ucap jeno membuat jaemin tersenyum, dan dibalas senyuman juga oleh jeno.

----*----

"Jaem aku minta maaf ya, tidak seharusnya aku memancingmu seperti itu" ucap haechan sedih, ia saat itu memang sangat marah,

"Kenapa kau sangat emosi padaku?" Tanya jaemin membuat haechan tersenyum pahit, dan duduk disamping jaemin yang sedang bermain handphone,

"Kata kaeun unie lami menyukaimu" ucap haechan melihat perubahan ekspresi jaemin yang ternyata sama sekali tidak berubah,

"Trus?" Ucap jaemin dengan mata meruncing,

"Apa kau tak kasian pada lami, dia menyukaimu, tapi kau tak menyukainya" ucap haechan sulit dipahami,

"Aku tak pernah memaksa dia menyukaiku haechan" ucap jaemin tak habis fikir,
"Apa kau menyukainya?" Tanya jaemin mulai melihat handphonenya kembali,

"Iya" ucap haechan terpaksa, ia tak tau kenapa ia sangat kesal saat jaemin mengaku padanya jika ia menyukai jeno,

"Wah ternyata benar karena perempuan, aku bilang ke jeno kalau ini masalah perempuan, oklah aku nggak bohong kalau begitu padanya" ucap jaemin kaget awalnya, tapi ia mulai menganggukkan kepala,

"Apa kau akan menjauhi lami?" Ucap haechan penasaran, jika jaemin menyukai jeno seharusnya ia tak dekat dengan lami,

"Aku tak bisa menjauhinya, aku sudah menganggapnya adik, kau coba saja dekat dengannya aku akan mendukungmu penuh" ucap jaemin dengan tangan mengepal seakan mau ikut berperang,

"Apa dia sudah tau jika kau menyukainya?" Tanya haechan pelan karena jeno sedang latihan di depan mereka,

"Gila saja, tidak mungkin dia tau" ucap jaemin sambil menyikut haechan,

"Kau tak mau mengatakan padanya? Bisa saja kau akan menyesal nanti jika hanya diam seperti ini" tanya haechan membuat jaemin berhenti bermain dan melirik jeno,

"Aku lebih suka memendam perasaan tidak normalku, dari pada kehilangan sahabatku" ucap jaemin dengan sedikit sedih,

"Apakah cinta itu begitu memalukan?" Ucap haechan membuat jaemin menganggukkan kepala mengiyakan,

"Jujur aku takut terlalu berharap lebih, semoga jeno benar-benar akan berkencan dengan hina" ucap jaemin dengan senyuman,

"Maksudmu?" Tanya haechan aneh,

"Melihat dia bersama orang lain membuat diriku yakin jika dia memang bukan milikku" ucap jaemin membuat haechan berfikir,

'apa tidak sakit?' Ucap haechan dalam hati.

NcT DREAM (Nomin, Markhyuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang