BAB 35

477 56 6
                                    

Tirta memasukkan beberapa foto dokumentasi di TKP penggerebekan unit Arsilia bersembunyi, ke dalam map berwarna cokelat sebagai bukti tambahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tirta memasukkan beberapa foto dokumentasi di TKP penggerebekan unit Arsilia bersembunyi, ke dalam map berwarna cokelat sebagai bukti tambahan.

Unit 605 itu setelah dibuka paksa ternyata ditinggalkan berantakan, menyisakan beberapa barang, terkhususnya bertumpuk gula dan tepung di dapur yang beberapa bungkusnya sudah terbuka membuat butiran kasar dan halus itu berserakan di lantai.

Diselidiki lebih detail, polisi menemukan bubuk sabu sejumlah 20 gram di dalam plastik yang menggulung dalam kresek hitam menumpuk dengan tepung.

Awalnya, kehadiran Tirta di sini adalah mencari petunjuk agar ia bisa mengetahui posisi Gevariel. Namun, melihat ada beberapa seniornya yang hadir, tidak mungkin ia hanya diam melamun saja. Maka dari itu, Tirta inisiatif sendiri mengambil beberapa gambar dengan kamera, yang segera dicetak di tempat.

"Mana cewek lo?"

Sania tiba-tiba saja sudah ada di sampingnya, perempuan itu membalut tubuh semampai itu dengan blazer. Terlihat sekali kalau dirinya tanpa rencana datang ke sini.

Alis Tirta mengerut. Cewek yang mana? Ia mempunya banyak gebetan di setiap tikungan. Tidak mungkin ia harus menyebutkan nama mereka satu persatu untuk memastikan orang yang dimaksud Sania. Mengerti dengan raut yang ditunjukkan pria itu, Sania berdecih, seraya meraih salah satu lembaran foto yang menampilkan sudut kamar.

"Mana lagi kalau bukan Viola," sindirnya.

Pria itu terkekeh, ucapan Sania begitu terdengar konyol. Viola itu kekasih temannya sendiri, meski ia tahu hubungan mereka palsu. Tapi, dari bagaimana Viola menceritakan tentang pria itu padanya. Tirta dapat merasakan getaran di dalam mata Viola yang selalu berbinar.

Tirta mengakui, kalau Viola perempuan yang cukup manis. Anak itu memiliki aura yang bisa menarik lawan jenisnya untuk mendekat lebih dari perkenalan singkat.

Namun, kembali lagi. Tirta cukup tahu batasan, apalagi ketika Gevariel sering kali meneleponnya hanya karena ia mendatangi unitnya dan bertemu Viola, membawa selusin donat, atau yang paling lebih lucu. Gevariel marah padanya ketika tahu kalau ia juga dipanggil 'Bang' oleh Viola. Bukan tanpa alasan, Tirta sengaja melakukannya untuk memancing amarah Gevariel. Dan, benar saja berhasil.

Sania menoleh pada rekan di sampingnya yang sudah mendengkus dengan bibir tersenyum kecil. Tebaknya, mungkin pria itu sedang kasmaran. Bibir Sania mengerucut, membayangkan Tirta memikirkan wanita lain itu agak mengganggu. Foto yang dipegangnya dihempas ke meja, Sania sebal dengan bayangan yang diciptakannya sendiri.

"Ngaco, ah," ujar Tirta, seraya berlalu menjelajah titik-titik yang bisa saja terlewat, salah satunya lorong gelap yang berujung pada sebuah pintu besi dengan tulisan 'GUDANG'.

Meski bibirnya terus menggerutu, Sania tetap mengekori pantat Tirta yang berjalan menjauh dari kumpulan petugas yang masih melakukan penyelidikan.

"Gelap banget di sini, nggak ada lampu?" gumam Sania.

Partner in Prime [ ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang