C H A P T E R 04

1.9K 415 90
                                    

Ketukan pintu misterius di tengah malam.

Lantai yang kotor kembali setelah dibersihkan.

Lakban tertempel di depan pintu keluar ruang kerjanya.

Lalu, becekan-becekan yang disengaja.

(Name) menatap kosong ke arah depan. Tentu saja dia tahu ini ulah siapa. Mikage Reo. Sepertinya lelaki itu menyimpan dendam dengannya karna perlakuannya kemarin.

Tapi, bukankah ini jatuhnya pembullyan?! Tunggu— apa seorang (Name) sedang dibully oleh anak lelaki yang nakal?!

Tidak mungkin... meski rencana Reo selalu gagal karna (Name) pro player, tapi tetap saja... rasanya menjengkelkan. Ia sudah berjanji untuk tidak menggunakan kekerasan. Walau tak dapat dipungkiri bahwa dirinya sangat-sangat ingin mendwichagi oknum R.

Jam dinding menunjukkan pukul 7 malam. Tinggal sebentar lagi sampai—

Tok. Tok. Tok.

keusilan Reo terdengar. Sudah jelas yang mengetuk pintunya setiap malam dengan rutin adalah Reo. Jika (Name) membukanya, lelaki itu akan bersembunyi.

Jadi... Ayo kita jebak dia!

(Name) menunggu di depan pintunya. Pada ketukan pertama dia akan mengabaikkannya. Mari hitung mundur. Tepat sebelum ketukan kedua, dia akan membukanya!

Dengan begitu Reo tidak akan sempat lari untuk bersembunyi. Hehe, ini menyenangkan meladeni permainan anak kecil.

10, 9, 8, 7, 6, 5, 4

3

2

1



To— BRAK!

(Name) menarik tangan Reo dengan cepat untuk masuk ke dalam ruangannya. Gadis itu menutup pintu dan mengukung tubuh Reo diantara kedua tangannya.

"Sempurna. Kau pikir rencana bodohmu itu akan berhasil mempermalukanku?"

Wajah lelaki itu memerah begitu menyadari seberapa dekat jarak mereka saat ini.

"Aku tidak tahu kau sedang mencari perhatian atau menyimpan dendam padaku sehingga mengusiliku setiap hari..."

Tangan (Name) bergerak mencengkram dagu milik lelaki itu, "Tapi tindakanmu itu sungguh mengganggu. Kau tahu? Aku hanya ingin bekerja di sini. Bukan meladeni bocah sepertimu."

Ah,

Di mana gaya bicara orangtua yang selalu diselipkan pada gadis ini?

Reo memegang balik tangan (Name) berusaha menyingkirkannya dengan tatapan mengancam, "Lepaskan. Aku."

Gadis itu terdiam sejenak seakan memikirkan sesuatu. Mendadak seringai kecil terbit dibibirnya yang membuat Reo merasakan firasat buruk.

"Nggak mau~."

"Hah💢?! Dasar tua! Cepat lepaskan aku! Aku ingin tidur!"

"Aduh. Anak kecil nggak boleh berisik. Kamu pengen tidur 'kan? Ayo tidur~," Ucapan (Name) terdengar mencurigakan ditelinga Reo.

Lelaki itu berusaha memberontak hingga tangannya tak sengaja menyentuh perut berbentuk milik (Name).

"....."

"Wah? Kau tertarik dengan per—"

"Ugh! Dasar sialan!"

(Name) menatap datar reaksi Reo yang tidak sinkron. Wajahnya memerah malu, mulutnya berkata kasar seolah tak senang. Lucunya~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

- 'BLUE LOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang