C H A P T E R 01

2.3K 477 135
                                    

Kling~🔔

"Ah, selamat datang. Selamat sore, semangat sore, seindah sore, sapa sore!" sapa (Name) yang mendapatkan tatapan bingung dari pengunjung, termasuk seorang lelaki yang menjadi subjek sapa sorenya.

"Aku mencari ini—," ucapan sang lelaki terpotong dengan celotehan (Name), "Anak muda jaman sekarang suka banget pake pakaian tertutup begitu, apa nggak gerah mas?"

"Hei, aku mencari—"

"Padahal lepas masker di sini juga nggak apa-apa lho! Di sini menyediakan ruangan private dilengkap pendingin ruangan. Tenang saja, dijamin aman untuk anak muda introvert seperti mu, Nak."

Guratan merah terbit dipelipis sang lelaki, "...💢Aku mencari buku ini. Cepat beritahu saja di mana letaknya. Dan aku akan membelinya."

"Oh? Baiklah! Tolong berikan sebentar, hm... buku ini genre sport ya? Kalau begitu pasti ada di rak ke tujuh," (Name) berjalan diikuti laki-laki itu di belakangnya.

Langkah mereka terhenti di depan rak barisan ketujuh. (Name) pun menajamkan matanya guna mencari letak buku. Ini agak lawak sih, mendongak ke atas sampai pegal, ternyata bukunya ada di paling bawah.

(Name) membawa bukunya ke meja kasir. Ia tercengang begitu lelaki di depannya mengeluarkan black card dari saku jaket yang dia kenakan.

"Woahh, anak muda jaman sekarang emang pinter-pinter ya cari duitnya," gumam (Name) yang masih terdengar jelas.

Lelaki itu memberikan tatapan datar, "Sudah culun, cara bicaranya idiot lagi," bisikan kecilnya terdengar oleh telinga (Name). Tentu saja (Name) kesal, "Heh, anak muda! Jaga omonganmu sama orangtua."

"Padahal masih bocah."

"Umurku sudah 15 tahun."

"Bo-cah."

"Huh, kenapa anak jaman sekarang sama sekali tidak ada sopan santun...," (Name) mendengus kesal dan memilih cepat-cepat menyerahkan belanjaan sang lelaki, "Silahkan pergi, kembali lagi kesini ya walaupun aku ga senang melihatmu. Tapi kedatanganmu membantu bisnis pak bos."

Ucapan (Name) hanya diabaikkan olehnya. Gadis itu memilih mengendikkan bahu tak peduli. Tidak lama dari itu, terdengar bunyi ringtone handphonenya.

Tertera nama sang kakak di sana, (Name) berusaha mengangkat tapi sinyal berkehendak lain. Mau tidak mau gadis itu keluar dari toko-nya dan mencari tangkapan sinyal yang bagus.

Sudah cukup jauh ia berjalan, akhirnya berhasil tersambung. Hal pertama yang dia dengar adalah teriakkan kakaknya.

"(Name)! Kau berbuat ulah lagi ya kemarin?"

"Ulah apanya? Aku baik kok."

"Jangan bohong..."

"Duh, bawel. Iya-iya, aku kemarin memang ngehajar anak sekolah yang lagi ngerokok di gang sempit! Karena asapnya tak sengaja kehirup, aku jadi kesal. Terus pukulan yang aku layangkan itu reflek! Hanya reflek! Jangan salahkan aku."

"Ya... dan kau melemparkan nomor handphoneku atas bentuk pertanggung jawaban, iya kan?!"

"...Hehe.."

- 'BLUE LOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang