Haloo, happy reading jgn lupa feedbacknya yaa💗
****
Cuaca pagi ini sangat cerah, matahari terlihat begitu memukau memancarkan sinarnya. Terlihat seorang gadis tengah berlari di parkiran dengan terburu buru. Langkahnya sungguh tergesa gesa hingga rambutnya yang di kuncir kuda terayun kesana kemari.
Raut mukanya memerah bukan karena sengatan sinar matahari tapi bisikan orang orang di sekitarnya yang membuatnya malu.
Hari ini hari selasa dimana seluruh murid memakai seragam putih abu abu dan kaos kaki putih tapi berbeda dengan Sabita. Kedua kakinya terbalut kaos kaki berwarna hitam dimana hal itu menjadi bahan ledekan orang orang.
Ia merutuki Bubu, kucing kesayangannya yang telah menghilangkan kaos kaki putih miliknya itu. Naasnya lagi, Sabita tidak memiliki kaos kaki putih cadangan. Dan berakhirlah ia nekat memakai kaos kaki hitam ke sekolah.
Sabita sampai di kelas dengan nafas terengah engah. Ia duduk di kursinya di barisan kedua lalu menyeka keringat yang membanjiri keningnya. Lari dari parkiran hingga ke kelasnya yang berada di lantai dua benar benar menguras tenaganya. Terlebih perutnya belum di beri asupan apa apa.
"Woy Sab!" panggil Mesha atau akrab di panggil Caca yang barusan datang lalu duduk di sebelah Sabita.
"Udah gue bilang panggil nama gue yang bener. Lo kira gue sapi, sab sab." dumel Sabita.
"Kan nama lo emang Sabita."
"Ya kan bisa Bit apa Ta gitu jangan Sab." Sabita mengipasi wajahya dengan buku yang ia ambil dari dalam tas.
"Siap Sab!" balas Caca berlagak hormat bermaksud meledek.
"Serah anying!"
"Sensi bener dah, bisulan baru tau rasa lo." ujar Caca mencolek dagu Sabita yang langsung di tepisnya.
"Apa hubungannya anjir?" tanya Sabita dengan raut muka masam.
Caca nyengir sembari menggelengkan kepalanya lalu pandangannya mengarah ke bawah dan itu semakin membuat Sabita semakin kesal.
"Lo kalo mau ketawa, ketawa aja gak usah di tahan. Ketawain gue sepuas lo."
Caca menutup mulutnya berusaha meredam ketawanya agar tidak lepas.
"Lo salah hari apa gimana? Kaos kaki lo luntur jadi warna hitam, Sab?" tanya Caca meski terdengar seperti meledek Sabita habis habisan.
"Diem deh. Ini tuh gara gara Bubu, dia ngilangin kaos kaki putih gue. Daripada gue gak sekolah nekat aja pake kaos kaki hitam." jelasnya dengan nada kesal.
"Pinter juga si Bubu." puji Caca spontan.
"Lo mau gue pukul?"
"Bercanda astaga. Trus kenapa gak beli aja sih?"
"Gak keburu. Males."
"Yee dasar, untung hari ini gak ada razia."
Seketika kedua mata Sabita membola kala baru mengingat sesuatu.
"Ulangan pak Budi jam ke berapa, Ca?"
"Pertama. Ngapa lo? Gak belajar?" selidik Caca dengan mata memicing.
Sabita memukul jidatnya pertanda lupa lalu nyengir tanpa dosa.
"Lupa hehe.."
"Kan udah gue ingetin semalem ya, Sabita. Makanya jangan drakoran mulu." Kalau Caca sudah mode emak emak gini berhasil membuat Sabita diam tak berkutik.
"Gak drakoran kok. Cuma Jimin live malam tadi, sayang banget kalo di lewatin." ngelesnya.
"Ya emang Jimin Jimin lo itu live nya berapa jam sih? 2 jam? 5 jam?"
"Setengah jam.."
"Tuhkan, Allahuakbar."
"Ih udahan dong ngomelnya. Ntar gue nyontek ya, Ca?"
"Tai."
***
Kaisar tengah duduk di depan kelas sembari mengotak ngatik kameranya. Kaisar Girlanda, laki laki yang menyukai fotografi tak heran jika dirinya menjabat sebagai ketua ekskul fotografi di sekolahnya.
Laki laki introvert yang terjebak memiliki teman ekstovert. Awalnya Kaisar merasa risih namun lama kelamaan ia terbiasa berteman dengan mereka.
Kaisar beranjak dari duduknya lalu berdiri di pembatas koridor. Kelasnya yang berada di lantai dua membuatnya bebas melihat pemandangan dari atas sini.
Bermaksud untuk mengetes kameranya, Kaisar secara asal mengarahkan benda itu siapa tahu ia mendapatkan objek yang menarik.
Namun, Kaisar salah fokus. Siluet seseorang yang tengah berlari di parkiran menarik perhatiannya. Bukan. Bukan wajahnya yang menarik fokus kameranya tapi kaos kaki hitam yang melekat pada kaki gadis itu berhasil membuat kening Kaisar berkerut.
Gak salah? Batin Kaisar.
"KAISARRR." panggil seseorang yang dapat Kaisar tebak siapa pelakunya.
"Nyontek tugas bu Ina." katanya dengan nafas ngos ngosan setelah berada di sebelah Kaisar. Namanya Joshua Ajendra biasa di panggil Jojan. Laki laki yang selalu membawa rokok di saku bajunya.
"Di tas." jawab Kaisar tanpa melihat lawan bicaranya.
Seperti penasaran, Joshua mengikuti arah pandang Kaisar sedetik kemudian matanya membola.
"Lah Sabita ngapain pake kaos kaki hitam anjir? Masih tidur itu anak? Apa ngigo?" tanya Joshua ke Kaisar yang bahkan tidak tahu jawabannya.
Kaisar melirik Joshua sesaat lalu kembali memerhatikan gadis itu yang terus berlari di koridor lantai bawah.
"Siapa?" tanya Kaisar terlontar begitu saja.
"Sabita, tetangga rumah gue. Emang rada rada itu anak. Bisa bisanya hari Selasa salah kaos kaki." jawab Joshua tanpa mencurigai Kaisar yang tiba tiba penasaran akan seseorang.
Kaisar diam dengan pandangan lurus. Satu kata yang terlintas di pikirannya, lucu. Sabita dengan kaos kaki hitamnya di hari Selasa adalah kombinasi yang lucu.
****
gimana bagian pertamanya? semoga suka! dan maaf kalo ceritaku banyak kurangnya, aku akan terus belajar💗
lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAIBI
Novela JuvenilBagi Kaisar, Sabita dengan kaos kaki hitam di hari Selasa adalah kombinasi yang lucu. Cover by pinterest.