34.| Tipu Daya

67 15 10
                                        

✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿⁠

"Sebagian orang ingin kembali ke masa kecil setelah merasakan pahitnya menjadi dewasa, lantas, bagaimana dengan dia yang menderita sedari kecil? Kemana ia akan pulang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebagian orang ingin kembali ke masa kecil setelah merasakan pahitnya menjadi dewasa, lantas, bagaimana dengan dia yang menderita sedari kecil? Kemana ia akan pulang?"

A novel by Ade Bintang 🌟

_____________________________


    Isak perih terdengar menyedihkan di sepanjang lorong rumah pengobatan. Para tabib berlarian mengurus Hiro yang semakin kritis.

Saat itu keadaan benar-benar riuh tak terkendali. Para medis menyiapkan pelayanan terbaik, dengan jarum-jarum serta obat tradisional yang telah mereka buat selama ratusan tahun.

Sedangkan Isabella, dengan seluruh tipu dayanya ia terus menangis haru. Ditemani para bangsawan yang mencoba menenangkan. Namun di detik selanjutnya, wanita ini mengubah sepersekian ekspresinya. Tatapan Isabella seketika dingin penuh arti. Membuat para bangsawan yang mengelilinginya sedikit merinding. Isabella mengusap air matanya.

"Di mana, Aluna?" tanyanya, mengingat beberapa detik lalu ia masih bisa mendengar lirih tangis Aluna dari sudut lain rumah pengobatan. Namun dalam sekejap suara itu enyah bagaimana tak pernah ada.

"Saya melihat putri Aluna berjalan tergesa-gesa keluar rumah pengobatan," ucap Lalisa—Bangsawan kecil negeri Carlotte.

Isabella terdiam sejenak. Lalu dengan tatapan tajamnya ia melangkah cepat meninggalkan rumah pengobatan. Isabella tahu betul, Aluna adalah orang yang memiliki perasaan lemah terhadap orang terdekatnya, mustahil bila ia meninggalkan Hiro di tengah kekacauan ini.

Dan kecepatan Isabella dalam menangkap paham situasi ini bukanlah berita baik bagi Aluna.

Di sisi lain, dengan tergesa-gesa Aluna melangkah memasuki perpustakaan. Tempat terakhir mereka berbincang sebelum peristiwa besar mengerikan itu terjadi.

Saat memasuki ruangan carik kertas berhamburan itu. Aluna seketika merasakan pengap. Ia menggigit bibirnya kuat, sedikit ragu pada keadaan. Namun dengan cepat Aluna masuk tanpa memikirkan apapun lagi.

Tak lama, langkahnya terhenti. Aluna menatap tajam secarik kertas lusuh di atas meja. Dengan mata berkaca-kaca serta tangan yang masih bergetar hebat gadis ini meraih kertas itu.

Tulisan demi tulisan terangkai indah bersama gores penuh arti. Aluna menghela nafas, bersiap membaca surat peninggalan itu.

"Aku berjanji untuk menemanimu seumur hidupku, hanya saja seumur hidupku tidak bisa menjadi seumur hidupmu."

Seketika bulir tipis air mata terjatuh perih mengaliri pipi Aluna. Tangisnya tak tertahankan. Bahkan pikirannya yang kalut itu saja masih mampu mendengar suara Hiro yang seolah membacakan surat itu untuknya.

ALLETHEA: Revenge The Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang