2. Jalan-jalan

44 18 0
                                    

HALOO


kembali lagi dgn Cici..
HAPPY READING ✨

*******

unik ya.. suka sama orang yang sama dalam beberapa kali

~~~~~~~~

Acara perpisahan akan segera dimulai, terlihat pembawa acara mengambil mikrofon dan memulainya dengan sapaan salam.

Tempat duduknya berurutan sesuai urutan kelas. Kelas Shaila berada ditengah. Dan gadis itu duduk disamping kanan. Kelas kak Zaka berada dibelakang sendiri, karena urutan kelas kak Zaka adalah yang terakhir.

Shaila menoleh mancari letak Bunda dan adeknya itu berada. Tanpa ia sadari, sedari tadi ada cowok yang menatap gerak geriknya.

Shaila menoleh ke belakang karena merasakan ada yang melihatnya. Dan netranya tak sengaja berkontak mata dengan Zaka. Sontak, Shaila langsung memutuskannya.

'pengen deh, fotbar sama kak Zaka. Tapi, nanti dilabrak pacarnya. Gausah deh,"

"WOYY, ngelamun apa Lo? Fokus bener." Shaila tersenyum, kemudian menggelengkan kepalanya.

Beberapa kalimat sambutan dari pak kepala sekolah, telah selesai. Para hadirin dimohon untuk berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia raya dan mars madrasah.

Beberapa menit telah berlalu, kemudian waktunya untuk acara penghargaan kepada anak murid yang berprestasi dan aktif didalam kelas. Satu persatu nama murid dipanggil, dan dipersilahkan untuk maju ke depan.

Akhirnya, waktunya kelas kami. Ternyata Fika lah yang mempunyai penghargaan tersebut.

Kami pun bertepuk tangan untuk mengapresiasi Fika.

'wahh keren, aku bahkan gak tau punya bakat apa.' Batin Shaila iri.

Acara wisuda ini awalnya berjalan dengan lancar, tiba-tiba saja kami mendapat kabar duka bahwa istri dari pak lurah meninggal dunia. Terpaksa, acara ini diberhentikan sampai disini.

Ada beberapa murid yang menikmati kebersamaan terakhir dengan temannya untuk berfoto ria. Dan ada juga yang pulang ke rumah karena dirasa acara ini sudah selesai, dan tidak mempunyai tanggungan untuk disini lagi.

~~~~~~~~

Suara burung berkicau pada pagi hari yang cerah ini. Suara ibu-ibu rumah tangga yang membeli sayuran itu pun terdengar sampai kamar ini. Suara teriakan sang Bunda memenuhi setiap sudut rumah. Bukannya bangun, Shaila malah menarik selimutnya kembali menutupi seluruh tubuhnya.

"KAKAK BANGUN!! UDAH PAGI," Bunda menggedor pintu kamar Shaila yang terkunci.

"Iyaa." Gadis itu membuka pintu kamarnya.

"Cepetan keluar kamar. Libur bukannya jalan-jalan, lari pagi, healing atau apa. Ini malah tidur sepanjang hari. Sana keluar nyari angin."

"Males Bun, kalau lagi dapet."

"Ya gatau, daripada tidur. Mending jalan-jalan sama temen," Shaila mengangguk lesu saja.

"Ohh. Atau nggak, Bunda cariin temen aja buat jalan-jalan? Temennya Bunda punya anak laki-laki ganteng banget, tau nggak?"

"Nggak tau Bun,"

"Ishh, udah sana mandi." Bunda mendorong paksa Shaila untuk masuk kembali ke kamarnya.

Bunda mengambil gadgetnya untuk menghubungi temannya. Beliau benar-benar akan menyuruh Shaila beraktivitas seperti anak remaja kebanyakan.

Setelah menunggu beberapa lama kemudian, ada seorang tamu yang datang dengan membunyikan bel pintu. Bunda langsung menghampirinya dengan senyum yang merekah.

FRIENDLY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang