- Ilyoung.

436 27 3
                                    

Taeil waktu itu merasa bosan dan berencana akan mengajak Doyoung untuk berjalan-jalan bersama karena malming, namun dia takut jika orang tua Doyoung tak memperbolehkannya.

Sejujurnya dia takut jika tak bisa mengajak Doyoung jalan namun dia meyakinkan dirinya untuk mengajak Doyoung jalan bersamanya.

Dia juga membeli dua bungkus martabak saat itu, biasa itu biar bisa langsung di bolehkan ngajak Doyoung keluar.

"Tok.. tok..." suara ketukan pintu membuat orang rumah Doyoung langsung membukanya.

Doyoung itu punya kakak jadi yang buka pintunya itu adalah kakaknya yang sepantaran dengan Taeil sebenarnya.

"Eh lo Tae, tumben banget kesini mau ngapain?" tanya kakak Doyoung yang mempersilahkan dia masuk.

"Gini gue mau ngajak adik lo buat jalan, bisakan?" tanya Taeil balik kepada kakak Doyoung.

"Bisa aja tapi jaga baik-baik, jugaan ortu gue ga di rumah jadi kalau mau bawa dia bawa aja, cuman jangan sampai tengah malam"  jelas kakaknya Doyoung.

Mereka berdua masih berbincang-bincang di bawah sedangkan Doyoung itu lagi bersantai di kamar.

Tak lama Taeil memberikan dua bungkus martabak itu dan naik ke kamar Doyoung, dia mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Tok-tok..." suara ketukan pintu yang membuat Doyoung langsung membukanya.

Dia kaget ketika melihat Taeil ada di depan itu dengan senyumnya, dia pun mempersilahkan Taeil masuk ke kamarnya.

"Tumben kesini, mau ngapain?" tanya Doyoung yang duduk di dekatnya.

"Ya ngajak kamu jalan, jadi mau ngapain?" balas Taeil yang tak mau berpikiran kotor.

"O-oh tapi mau jalan kemana?" tanya Doyoung balik dengan santai.

"Mau nonton ke bioskop atau dinner?" jelasnya yang membuat Doyoung sedikit bingung memilihnya.

"Mau kedua-duanya.." lirih Doyoung pelan.

Taeil melihat sikap Doyoung yang menunduk dan masih bingung, dia paham jika Doyoung menginginkan kedua-duanya.

"Iya deh kita bakalan lakuin keduanya." ucap Taeil yang membuat Doyoung senang.

"Seriusan?! makasih yaaa." jawab Doyoung dengan senang.

Saat Doyoung menatap Taeil, dia langsung mencium bibir Doyoung dengan lembut yang membuat Doyoung tak bisa berontak.

Dia tak mau akan hal itu, tapi dia tak sekuat badan Taeil jadi dia tak bisa memberontak sama sekali, Taeil melumat bibir itu sedikit kasar.

Doyoung melenguh karena bibirnya berdarah, Taeil merasakan darah itu dan akhirnya melepaskannya, wajah Doyoung merah karena itu saja.

"Tae! aku ga ada nyuruh kamu buat bikin bibir aku luka ya!" bentaknya yang kesal.

"Maaf aku ga sengaja, udah siap-siap sana, jadi ga pergi?" tanya Taeil yang membuat Doyoung langsung tersenyum.

"Hehe mau-mau." cengirnya begitu saja.

Akhirnya Doyoung siap-siap dan mengganti bajunya di kamar mandi, Taeil menunggunya dengan santai.

Tak lama Doyoung keluar dengan baju yang sedikit terbuka, Taeil langsung melihatnya lalu menarik punggungnya.

"Aku ga ada nyuruh kamu buat pakai gituan." bisiknya dengan deep voice membuat Doyoung sedikit takut.

"Tapi aku cuman ada baju ini, bolehin ya?" jelas Doyoung yang sebenarnya berbohong biar bisa makai baju itu.

"Doyoung." panggil Taeil yang membuat Doyoung harus mengganti bajunya.

Doyoung mengganti bajunya dengan Hoodie yang oversize dan berakhir mereka pergi naik mobil Taeil, Doyoung menjadi kesal karena baju tadi.

"Jangan kesal lagi, jugaan baju itu lumayan terbuka Doy." kata Taeil yang paham akan raut wajah Doyoung.

"Tapi aku pengennya pakai gituan.." lirihnya yang menjadi ngambek.

"Tidak Doy, kamu cuman bolehin tunjukkan ke suami kamu aja nantinya, kalau aku ga nentu jadi suami kamu atau ngga dan maaf kalau udah ngambil first kiss mu tadi." jelas Taeil panjang lebar dengan nada pelan.

Doyoung terdiam mendengarnya, ciuman itu tadi adalah first kiss bagi mereka berdua apalagi Doyoung yang takut jika itu terjadi sebenarnya.

"Kamu ga mau perjuangin aku?" tanya Doyoung yang mulai serius.

"Aku mau Doy tapi takut ortu kamu ga restuin" lanjut Taeil dengan nada pelan.

"Ga perlu takut, aku bakalan bantu buat hal itu, tapi kamu udah ada uangnya?" tanya Doyoung lagi yang kepo.

"Udah buat hal itu malahan udah lebih sekarang, jadi jangan takut kalau aku ga bisa nafkahin kamu." jelasnya dengan senyum.

Taeil menggandeng satu tangan Doyoung, mereka pergi ke bioskop buat nonton film keluaran terbaru saat itu.

Dan ternyata itu film romantis, sejujurnya Taeil tak tahu akan film itu karena dia hanya mengikuti saran dari Doyoung saja.

Doyoung menyukai filmnya, hingga satu jam lebih barulah mereka keluar dari sana, mereka pergi lagi buat dinner di salah satu restoran waktu itu.

Doyoung bercerita banyak tentang film tadi sedangkan Taeil mendengarnya saja, Taeil suka cara Doyoung bercerita kadang.

"You could be mine Doy." lirih Taeil pelan.

Doyoung tak mendengarnya namun dia masih saja bercerita, setelahnya mereka berbelanja lagi ke mall dan Doyoung hanya membeli barang lucu saja.

Dia membeli bando dengan hiasan kelinci, Taeil sendiri tertawa melihatnya karena cocok dengan Doyoung.

"Sometimes I don't wanna miss a thing about u." bisik Taeil yang membuat pipi Doyoung merah jadinya.

"Me too." balasnya pelan dan lari dari sana.

Taeil hanya tersenyum kecil melihat hal itu, dia berjalan pelan menghampiri Doyoung dan memegang pundaknya seakan-akan mengatakan "aku dapet kamu."

Doyoung hanya bisa nyengir karena itu saja, mereka berdua benar-benar romantis kala itu dan setelah berbelanja lalu mereka cerita-cerita di sebuah taman.

Wajah Doyoung tampak manis malam itu dan Taeil ingin melahap bibir itu, namun dia juga tak mau membuat wajah kesal terlukis di wajahnya Doyoung.

"Sabar ya? aku pasti bawa kamu ke pelaminan?" ujar Taeil tiba-tiba yang menggenggam erat tangan Doyoung.

Doyoung terdiam tapi tak lama dia tersenyum dan mengangguk sebagai jawabannya, dia menunggu hal itu karena Taeil benar-benar berjanji.

Taeil bukannya tak mau langsung menikah Doyoung, namun ada beberapa hal lain yang masih harus dia pikirkan secara matang-matang.

Menikah bukanlah suatu hal yang bisa di anggap hal mudah oleh orang-orang, menikah adalah memiliki pasangan, hidup bersamanya, menafkahinya dan tak berpisah sedikit pun.

Mereka sudah berpacaran selama setahun lebih dan sejujurnya Doyoung tak pernah merasa bosan dengan Taeil, meskipun banyak orang yang mengatakan jika Taeil terlalu tua untuk Doyoung dan begitu juga sebaliknya, dia tak masalah akan hal itu.

Dia hanya melihat cara bagaimana Taeil mencintainya, menyayanginya dan bagaimana bentuk bahasa cintanya itu.

"Thank you for loving me." bisik Doyoung dengan gummy smilenya.

Taeil hanya tertawa kecil dan mengelus kepala Doyoung dengan lembut, malam itu mereka banyak tertawa.

Dan setelah itu Doyoung diantar pulang oleh Taeil, Taeil tak mampir karena hampir tengah malam dan akhirnya pulang.

Namun setelah mengantar Doyoung, dia tak pulang namun membeli beberapa bir kaleng dan meminum semuanya di dekat pantai sembari menjawab pertanyaan yang muncul di kepala dan hatinya.

" Me And You. " Oneshoot ( only nct bro ) | end.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang