Haechan, seorang lelaki pembuat cookies yang sering dia jual ke sekolah lewat kantin saat itu dan ternyata banyak sekali yang menyukai kue buatannya.
Hingga semua orang bertanya-tanya siapa yang membuatnya, tapi Haechan tak pernah mengatakan jika dia yang membuatnya.
Sampai ada salah satu murid yang selalu memborong semua kue itu saking enaknya, dan ternyata itu ketosnya sendiri.
"Buk? jualan saya habis?" tanya Haechan yang menghampiri salah satu kantin.
"Habis banget, malahan ada yang borong tadi." jelas ibu kantin dengan senang.
"Siapa buk?" tanya Haechan yang kepo.
"Siapa ya namanya? aduh ibuk ga paham siapa namanya." lanjut ibu kantin yang tak bisa menyebut namanya.
" Yaudah buk, kalau ada yang nanya siapa yang buat bilang aja gini 'yang penting dia sekolah disini." jelas Haechan saat itu.
Ibu kantin pun mengangguk sebagai jawabannya, waktu itu sudah jam pulang dan Haechan langsung pulang ke rumahnya dengan naik kendaraan umum.
Haechan itu tinggal sendirian, dia tak tahu orang tuanya kemana dan dia juga tak tahu dimana abangnya sendiri.
Dia tak bisa mencari mereka karena tak memiliki informasi sedikit pun, dia hanya mempunyai penghasilan karena bekerja secara serabutan.
Dia bekerja sebagai pelayan di salah satu cafe, magang menjadi karyawan penjual bunga, sebagai tukang kasir dan lainnya.
Itupun kadang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari baginya, makannya dia menjual cookies saat itu.
Dia pun mulai membuat cookies saat itu, karena sekitar jam 19.00 nanti dia harus bekerja lagi nanti dan baginya itu melelahkan tapi dia harus punya uang.
Dia membuat banyak cookies saat itu dan berharap habis, membeli bahan-bahannya saja sudah mahal sekali.
Dan semuanya selesai, dia langsung membungkusnya dan memasukkannya ke dalam kulkas lalu siap-siap untuk bekerja.
Dia pun langsung bergegas mengunci rumahnya itu dan berlari menuju tempat kerjanya yang tak begitu jauh, untungnya dia sampai dengan tepat.
Dia memang mempunyai teman tapi itu hanya satu saja karena dia anak introvert, dia pun bekerja dari jam 19.02 hingga jam 22.05.
Haechan pun langsung mendapatkan gajinya, dia pulang namun di tengah perjalanan dia melihat dua orang yang tak asing dimatanya.
Orang itu berada di cafe sambil meminum sesuatu di luar cafe itu, makin lama Haechan semakin memperhatikannya.
Entah mengapa dia merasa kalau orang itu salah satu anggota keluarganya, akhirnya dia pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Misi kak, kenapa ada disini?" tanya Haechan saat itu.
Mereka berdua langsung terdiam melihat Haechan yang bertanya, benar-benar terdiam sejenak karena sesuatu.
"Bang? kok dia mirip sama mae?" tanya dari salah satu mereka berdua.
"Entahlah tapi feel gue bilang kalau itu dia" jelas seseorang itu yang membuat Haechan bingung.
Haechan sendiri tak paham akan apa yang dibicarakan, dia hanya menyimak percakapan itu saja akhirnya.
"Nama lo siapa?" tanya dari salah seorang mereka.
"Oh Haechan." jawabnya dengan santai.
Mereka berdua semakin merasa aneh, tapi bisa saja kan itu hanya nama yang sama bukan orang yang di cari bukan?
"Nama panjang lo?" tanya mereka lagi kepadanya.
"Haechan Suh" ujar Haechan dengan senyumnya.
Mereka berdua nyaris terkejut ketika mendengarnya, benar-benar kaget bukan main kala itu.
"Kenalin kita berdua Hendery sama Choisan." ujar Hendery kali ini.
"Ahh gitu.." balas Haechan dengan kikuk.
"Kok lo bisa dapat marga Suh?" tanya Choisan yang benar-benar heran.
"Gatau itu yang dibilang sama ibu panti asuhan, dan sekarang aku tinggal sendiri." lanjut Haechan yang menjelaskannya.
"Berarti dia adik kita yang hilang bang?" tanya Hendery yang menepuk pundak Choisan.
Choisan dan Hendery bingung bukan main saat itu, akhirnya mereka menanyakan alamat rumah Haechan akhirnya.
Setelah Haechan menjelaskannya lalu dia langsung minta izin untuk pulang saat itu karena sudah larut malam, dia berlari karena takut jika ada yang mengganggunya.
Kedua orang tadi benar-benar merasa heran dan memutuskan untuk pulang juga, akhirnya Haechan sampai dengan selamat.
Esok paginya dia bersiap datang ke sekolah benar-benar pagi sekali, menitipkan barang jualannya di kantin dan masuk ke kelas.
Di sekolahnya boleh membawa hp jadi di tasnya hanya ada banyak buku pelajaran, dua headset ada yang kabel ada juga yang tidak serta charger untuk hpnya.
Dia sendiri tak punya uang untuk membeli powerbank, karena harganya terlalu mahal bagi dia seorang.
"Echan!" seru Jaemin yang menghampirinya.
Haechan pun tersenyum dan bertanya ada apa kepada Jaemin, Jaemin memberitahukan kepada Haechan.
"Gue ada dua kabar, yang baik atau yang bikin lo bertanya-tanya?" tanya Jaemin kepadanya.
"Yang baik dulu deh." ujar Haechan akhirnya.
"Kak Mark itu nanya siapa yang bikin cookies yang ada di kantin lohh." jelasnya dengan semangat.
Memang hanya Jaemin saja yang tahu jika Haechan berjualan cookies di sekolahnya, saat mendengarnya Haechan langsung menutup mulut Jaemin.
"Pelan aja ngomongnya! kenceng bener." ucap Haechan yang kesal jadinya.
"Maaf deh tpi dia kepo siapa yang buat." lanjut Jaemin yang memperlihatkan postingan di twitter.
Haechan kaget melihatnya ternyata itu yang dimaksud oleh ibu kantin, dan dia pun bertanya lagi kepada Jaemin.
"Yang kabar bertanya-tanya itu apaan?" tanya Haechan yang membuat Jaemin langsung mencari sebuah postingan di twitter juga.
"Ini maksud gue, itu bukannya lo?" tanya Jaemin yang memperlihatkan salah satu foto masa kecil kepada Haechan.
Haechan menatap lama sekali dalam foto itu, dia merasa tak yakin jika itu dirinya sendir waktu itu tapi Jaemin meyakinkannya.
"Itu lo Echan, benar-benar mirip banget sama lo." jelas Jaemin yang membuat Haechan masih saja tak percaya.
"Bukan gue itu mah, salah orang kali." sahut Haechan yang mengatakan jika itu bukan dirinya.
"Tapi mereka nyari yang marga Suh, dan disini cuman lo yang marga Suh." ujar Jaemin yang membuat Haechan terdiam.
"Ga mungkin gue itu mah, gue juga marga orang Jepang bukan Suh." timpal Jaemin lagi yang membuat Haechan semakin bertanya.
"Tolong kasih no hp gue dong ke mereka, gue lagi ga ada kuota." kata Haechan yang buka suara akhirannya.
Jaemin pun mengangguk dan akhirnya memberikan nomor hp Haechan kepada orang yang mencarinya itu, bel sekolah pun berbunyi yang menandakan jam pelajaran pertama.
Haechan dan Jaemin langsung masuk ke kelasnya dan belajar akhirnya, tapi Haechan benar-benar tak fokus karena itu saja.
"Ga mungkin itu gue, gue memang marga Suh tapi bisa jadi orang lain kan?" tanya nya dalam hati kala itu.
Berbagai pertanyaan tentang foto tadi dan marga Suh itu menghantuinya, benar-benar tak bisa dihilangkan begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
" Me And You. " Oneshoot ( only nct bro ) | end.
Novela Juvenil[ Oneshoot ] END. Menceritakan seluruh kehidupan biasa yang mereka lewati sebagai pasangan satu sama lain, ada beberapa dari mereka yang hubungannya di publik ada yang tidak namun bukan backstreet. -baku/non baku tergantung pemain setiap kapalnya ya...