Qian Kun, seorang pria yang berdarah cina yang memiliki kemampuan apapun di segala bidang, hanya satu yang dia tak bisa.
Yaitu kesulitan untuk jatuh cinta kepada orang lain, dia benar-benar kesusahan dalam hal ini.
Hingga dia bertemu dengan seorang pria yang tak terlalu tinggi, memiliki senyuman yang manis membuat dia tertarik.
Entah dia menyukainya atau tidak atau sekedar tertarik saja, tetapi dia sangat senang jika bertemu pria tersebut.
Dan akhirnya mereka menjadi kekasih satu sama lain namun Yangyang belum bisa mencintai dia sepenuhnya.
Padahal Kun sendiri sudah sangat mencintai Yangyang terlalu dalam, hingga dia sadar akan hal itu akhirnya.
"Yangyang? mengapa kamu belum bisa mencintai saya?" tanya Kun kepada Yangyang yang tengah melihat ombak pantai.
"I don't know about it." balas Yangyang yang tak menatapnya sama sekali.
"Why? are u can't tell to me?" lanjut Kun yang mendengarnya.
"Itu..." lirih Yangyang yang menunduk jadinya.
"Itu apa?" tanya Kun lagi kepadanya yag mebuat Yangyang tak bisa berkata-kata lagi.
Dia seakan-akan tak mampu untuk menjelaskan akan hal itu, tetapi Kun menunggu jawaban itu selama ini.
"I don't wanna talk about it." lirihnya yang masih tak bisa menjawab.
Tetapi Kun masih tetap menunggu jawaban itu meskipun dia sudah tak melihat Yangyang lagi, dia memilih melihat langit senja yang cantik saat itu.
"Kalau memang tak bisa, but why u need me for love u?" tanya Kun yang berhasil membuat Yangyang semakin membisu.
"Bukannya itu permintaan kamu, kenapa tanya aku?" balas Yangyang yang tak terima sama sekali.
Kali ini Kun lah yang tak bisa menjawab pertanyaan dari Yangyang itu, dia juga tak tahu jawaban tentang pertanyaan itu.
"Karena all about lovin' u." jawab Kun yang membuat Yangyang terkejut.
Baru kali ini dia mendengar itu dari Kun seorang, selama mereka menjalin hubungan itu dia tak pernah mendengarnya sama sekali.
Mereka berdua menjadi terdiam untuk sesaat, memikirkan akan mengapa mereka bisa menjadi seperti ini.
"And i will love u babe, always.." batin Kun yang melihat matahari yang sudah ingin tenggelam.
"Sorry but i'm can't love you.." batin Yangyang yang semakin diam akhirnya.
Dan akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing, Kun sendiri mengantarnya waktu itu.
Kini mereka tak berani saling menyapa lewat pesan online, sedangkan Kun bukannya tak mau namun dia yang tak berani.
Meskipun dia sudah menyiapkan beberapa kata untuk Yangyang, tapi dia tak pernah bisa langsung mengirimnya.
Pasti ada ragunya karena takut Yangyang hanya membaca tanpa membalas saja, setidaknya tidak masuk ke hp nya namun tak di baca sama sekali.
Kun menjadi stress akan hal itu, hingga dia harus meminum kopi menjadi obat penenang nya sementara.
"I want u.." lirih Kun yang duduk di balkon rumahnya.
Dia menatap langit dan berharap jika Yangyang pasti bisa jatuh cinta kepadanya, mau lama atau tidak dia akan tetap menunggunya.
Hingga malam itu Yangyang sedang keluar dari apart nya menuju supermarket untuk membeli minuman dingin.
Dia harus menyebrang jalan raya yang selalu ramai tiada henti, hingga dia tak sengaja tertabrak oleh mobil yang membawanya dengan kencang.
Untungnya badan Yangyang tak hancur namun banyak sekali darah yang keluar dari tangannya, kepalanya dan kakinya.
Orang-orang yang melihatnya langsung menelpon ambulan dan Yangyang sudah tak sadarkan diri kala itu.
Untungnya hp Yangyang tak terkunci jadi bisa menelpon keluarganya, namun salah satu dari mereka malah menelpon Kun.
"Halo? anda saudara Yangyang?" tanya mereka dengan cepat.
"A-ah benar, ada apa?" tanya Kun yang mendengarnya.
"Begini pria itu tertabrak mobil dan penabrak juga ikut ke rumah sakit, saya harap anda datang." jelas mereka membuat Kun terkejut setengah mati ketika mendengarnya.
Dia langsung mematikan telepon itu dan bergegas menuju lokasi kecelakaan, dia melihat ambulan yang baru sampai dan dia menemukan orang yang menelponnya tadi.
Orang itu pun memberikan hp milik Yangyang kepada Kun, Kun sendiri hampir lemas melihat keadaan mengenaskan dari Yangyang.
Akhirnya Yangyang di bawa ke rumah sakit dan langsung di tangani saat itu, Kun sendiri menunggu di luar rumah sakit sambil memandangi hp Yangyang.
Dia tahu jika hp Yangyang tak di kunci karena Yangyang tak bisa mengingat sesuatu yang pendek, namun dia bisa mengingat yang panjang.
Dia hanya bisa terdiam ketika melihat Yangyang memiliki kekasih lain dan itu seorang wanita, dan akhirnya dia paham mengapa Yangyang tak pernah bisa mencintainya.
Tetapi dia tak menelpon gadis itu karena tak ingin membuatnya khawatir, dia sendiri akan menanggung segalanya.
Kondisi Yangyang sendiri sedang koma dan Kun diminta untuk mendonorkan darahnya karena golongan darah sama.
Kun bersedia akan hal itu, setidaknya dia ingin Yangyang cepat sadar dari koma nya itu dan bertemu dengan dia lagi.
Pengambilan darah sedikit lama saat itu, meskipun sedikit sakit untuk Kun tapi dia rela jika ini dibagikan untuk Yangyang.
Setelahnya Kun masih menghampiri Yangyang, dia masih menjaganya padahal dia belum ada makan malam sama sekali.
Dia hanya makan makanan yang dari suster karena telah mendonorkan darah nya tadi, dokter mengatakan jika Yangyang akan lama untuk sadar.
"Maaf pak, Yangyang sendiri akan lama untuk sadarnya dan saya harap bapak bersedia menunggu." kata sang dokter selesai memeriksa keadaan Yangyang.
"Tak apa pak." jawabnya dengan santai.
Akhirnya dokter pun keluar dari sana, Kun masuk ke dalam ruangan itu dan mengelus kepala Yangyang dengan lembut.
Dia menjadi merasa bersalah akan hal itu, tak lama keluarga Yangyang datang untuk melihat kondisinya.
Kun menjelaskan semuanya dan dia tak tahu jika ini yang terjadi karena hubungannya dengan Yangyang sedang renggang.
Setelahnya Kun izin untuk pulang dan kedua orang tua Yangyang memperbolehkannya, Kun pulang dengan stress.
Dia masih memikirkan kondisi Yangyang yang tengah koma kala itu, hatinya tak tenang seakan-akan ada yang menyuruhnya untuk tetap menjaga Yangyang.
Tapi dia tak perduli akan hal itu, dia tetap kembali ke apart nya sambil memandangi foto strip mereka berdua.
Dia mengingat masa-masa dia dengan Yangyang yang dimana dia belum mengetahui jika Yangyang tak mencintainya.
"I wish i can be yours..." lirihnya yang masih memandangi foto itu.
Dia teringat suara Yangyang yang selalu manis ketika memanggil namanya, tetapi sekarang suara itu perlahan-lahan menghilang.
Dia hanya berharap jika Yangyang mulai mencintainya bukan untuk menyudahi segalanya, tetapi dia tak bisa melakukan apapun saat ini.
Yang bisa dia lakukan hanya menunggu Yangyang untuk sadar dari koma nya itu dan Kun terus berdoa supaya Yangyang cepat sadar.
Hari-harinya menjadi sepi dan dia selalu datang ke ruangan Yangyang untuk memberikannya sebuket bunga yang ia titipkan kepada adik Yangyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
" Me And You. " Oneshoot ( only nct bro ) | end.
Ficção Adolescente[ Oneshoot ] END. Menceritakan seluruh kehidupan biasa yang mereka lewati sebagai pasangan satu sama lain, ada beberapa dari mereka yang hubungannya di publik ada yang tidak namun bukan backstreet. -baku/non baku tergantung pemain setiap kapalnya ya...