Pagi itu, sinar matahari menyinari bumi dengan hangatnya, menyambut keluarga Kid dalam perjalanan pulang kampung dari Surabaya menuju Bogor. Di dalam mobil, suasana penuh kegembiraan, dengan Kid duduk di kursi belakang bersama adiknya, Bella, sementara orang tua mereka mengemudikan mobil dengan penuh semangat.Namun, kegembiraan itu tiba-tiba terhenti saat mobil mereka mengalami masalah teknis dan harus berhenti di rest area. Mesin yang mogok mengejutkan semua orang, tapi mereka mencoba untuk tidak panik. Ayah Kid segera berusaha memperbaiki masalah tersebut, sementara Kid dan Bella duduk di bangku dekat taman, menunggu dengan sabar.
Di seberang taman, seorang gadis muda yang terlihat sedih duduk sendirian. Kid merasa terdorong untuk mendekatinya, membawa senyum ramah di wajahnya. Ia memberi isyarat kepada Bella untuk tetap di tempat, lalu menghampiri gadis itu.
"Hey, apa kabar?" sapanya dengan lembut, mencoba mengusir kesedihan yang menghampiri gadis itu.
Gadis itu menoleh, matanya memancarkan ekspresi keterkejutan dan sedikit kelegaan. "Hai," jawabnya dengan suara lembut.
Kid duduk di sampingnya, dan mereka mulai berbincang.
"Namaku Kid, dari Surabaya. Kamu?"
"Aku Rose, dari Jakarta. Tapi aku mau pulang kampung ke Madiun."
"Oh, jadi kamu juga pulang kampung?"
"Iya, kalo kamu?"
"Aku mau ke Bogor, pulang kampung juga."
Mereka berdua saling memperkenalkan diri sambil bertukar senyuman hangat. Tidak lama kemudian, Bella dan adik Rose, Jared, bergabung dengan mereka. Jared yang ceria membuat atmosfir semakin menyenangkan, dan Kid merasa seperti dia telah mengenal mereka selama bertahun-tahun.
Setelah berbincang-bincang dengan penuh semangat, Kid dan Rose memutuskan untuk menjelajahi rest area. Mereka dengan antusias berjalan melewati berbagai penjual yang menjajakan beragam oleh-oleh khas daerah. Mata mereka berbinar-binar saat melihat berbagai macam camilan dan cinderamata yang menggoda.
"Rose, lihat ini! Aku suka banget dengan lonceng kecil ini," seru Kid dengan mata berbinar, menunjuk sepasang lonceng kecil dengan tali berwarna merah.
"Wih, iya! Tapi ini kaya loncengnya Kakashi waktu lagi menguji Naruto, Sakura, dan Sasuke, kan?" ujar Rose dengan nada penuh kegembiraan sambil menikmati es puddingnya.
"Ih, kok kamu tahu? Aku juga membayangkan hal yang sama!" kata Kid terkejut, wajahnya berseri-seri, terpancar kebahagiaan yang menghiasi ekspresinya.
"Tentu saja aku tahu," sahut Rose dengan senyum nakal.
"Oke, ini akan menjadi rahasia kita," ucap Kid sambil tersenyum tengil.
"Rahasia apa?" tanya Rose.
"Rahasia kalo kamu wibu haha," jawab Kid sambil tertawa.
"Iii gitu diamah," ucap Rose dengan nada manja sambil memukul lembut badan Kid.
Kid hanya tersenyum bahagia melihat perubahan ekspresi wajah Rose. Dari yang tadinya terlihat sedih dan murung saat pertama kali bertemu, kini Rose tampak ceria dan bahagia. Mereka berdua pun akhirnya melanjutkan pencarian oleh-oleh di toko cenderamata, tertawa dan berbicara dengan gembira sambil memilih cinderamata favorit mereka. Saat Rose terpesona oleh barang-barang yang menarik perhatiannya, Kid dengan lembut menyelinap untuk mengambil lonceng yang disukainya tadi, sebagai tanda kenangan dari pertemuan yang menyenangkan.
Tak disangka, Rose melihat Kid yang hendak membeli lonceng itu. Dia tertawa kecil sambil berkata, "Kamu benar-benar suka itu, ya?"
Kid hanya mengangguk sambil tersenyum lebar. "Iya, aku pikir ini akan menjadi kenang-kenangan yang bagus."
Setelah mereka selesai berbelanja, Rose membeli beberapa gantungan kunci dan pernak-pernik, sedangkan Kid terlihat tidak membeli apa pun. Rose menatapnya dengan heran, lalu bertanya, "Kok kamu gak beli apa-apa?"
Kid pun hanya tersenyum dan mengajak Rose untuk melihat-lihat pedagang di sepanjang taman. Mereka berdua menikmati setiap momen, terutama ketika mereka menemukan hewan-hewan lucu yang dijual oleh pedagang. Jared, adik Rose, yang sangat antusias, juga turut serta dalam kegembiraan mereka, membuat suasana semakin cerah dan menggelitik.
Namun, senyum mereka terhenti saat kedua ayah mereka memanggil dari kejauhan. "Anak-anak, sudah waktunya untuk kembali ke mobil!" seru Ayah Kid sambil menggelengkan kepala.
Mereka berdua saling berpandangan, merasa sedikit kecewa bahwa momen berharga mereka harus berakhir begitu cepat. Namun, di balik rasa sedih itu, mereka tetap merasa bersyukur telah menghabiskan waktu yang berharga bersama.
Saat mereka bersiap-siap untuk berpisah, tiba-tiba ibu Rose datang dengan senyuman lembut. "Rose, waktunya untuk pulang, sayang. Ayahmu sudah menunggu di mobil," ucapnya sambil melambaikan tangan ke arah ayahnya kid.
Rose tersenyum dan mengangguk, menatap Kid dengan tatapan hangat. "Aku harus pergi, Kid. Terima kasih untuk hari yang menyenangkan," ucapnya dengan suara lembut.
Kid tersenyum pahit, tapi dia mengangguk mengerti. "Terima kasih juga, Rose. Aku harap kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti," ucapnya dengan suara lirih.
Sementara Jared berlari ke arah Rose, menggandeng tangannya, "Ayo, kak! Aku mau cerita banyak ke kakak tentang lucu-lucuan tadi!" serunya riang.
Rose tertawa kecil, merasa sedih harus berpisah dengan Kid namun juga bahagia karena mendapat candaan dari adiknya. Dia melambaikan tangan pada Kid sambil berjalan menjauh, diikuti oleh Jared dan ibunya.
Kid melihat mereka pergi dengan perasaan campur aduk di hatinya. Dia tahu bahwa pertemuan singkat mereka telah meninggalkan kenangan yang tak terlupakan, dan meskipun sedih karena harus berpisah, dia merasa bersyukur telah mengenal Rose. Dengan senyuman getir, dia kembali ke mobilnya, membawa kenangan indah itu dalam hati.
Sementara itu, di mobil Rose, dia duduk di samping Jared dengan senyum di wajahnya. Jared pun kemudian berkata, "Kak, kak, lihat deh, teman kakak yang tadi ngasih ini. Katanya, 'jangan sampai hilang, bilangin ke kakakmu.'"
Rose pun terkejut melihat gantungan lonceng kecil bertali merah yang dipegang oleh Jared. "Ini kan loncengnya Kid," ujarnya sambil tersenyum melihatnya, merasakan getaran hangat dari kenangan pertemuan mereka.
Sementara itu, Kid juga terlihat sedang memegang lonceng yang sama sambil tersenyum, merasa beruntung telah bertemu dengan seseorang yang begitu istimewa di tengah-tengah perjalanan pulang kampungnya.
Meskipun pertemuan mereka singkat, tapi Kid dan Rose tahu bahwa itu adalah awal dari sesuatu yang istimewa. Kenangan akan pertemuan itu akan tetap hidup dalam ingatan mereka selamanya, memberi mereka harapan untuk bertemu lagi di masa depan.
Bogor, 30 April 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Antalogi Cerpen : Karya Muhammad Ali Akbar
Short StoryAntologi cerpen karya Muhammad Ali Akbar adalah kumpulan cerita pendek yang memikat dengan tema yang beragam dan genre yang bervariasi. Setiap cerpen dalam antologi ini menawarkan pengalaman membaca yang unik, mulai dari kisah-kisah realisme yang me...