Nadhira berdiri di dekat pagar rumahnya, Sarga sudah duduk di atas motornya dengan kunci yang sudah tertancap.
"Aku pulang dulu ya,,,, hati-hati di rumah" ucap Sarga.
"Iya, iya udah sana" balas Nadhira.
"Ihh ga romantis amat sih neng" ucap Sarga lalu menyalakan motornya.
"Yaudah si, mau pulang juga, hati-hati di jalan" balas Nadhira.
"Yaudah aku pulang dulu, bye bye Mbak Pacar" ucap Sarga.
Nadhira menutup pagar rumahnya, lalu masuk ke dalam rumahnya. Mendudukkan dirinya di sofa sembari menghela nafas.
"Ayah tau gak ya kalau aku pacaran, nanti kalau aku cerita ngga di bolehin lagi, tapi kalau ngga cerita haduh gimana ya" ucap Nadhira pada dirinya sendiri.
"Ya udahlah yang penting mempertahankan nilai, gitu kan simple"
..........
Nadhira berjalan menuju lapangan basket sekolah, Nadhira terdiam sebentar matanya tertuju pada seorang perempuan yang sedang memberi minuman ke Sarga. Entahlah, jika memang Sarga adalah seseorang yang populer kabar tentang Sarga sudah memiliki pacar pasti sudah tersebar luas.
"Hoi, Nadh, ngapain diem disini" ucap Ghafri membuat Nadhira kaget
"Ya Tuhan.. kaget tau" ucap Nadhira sembari mengelus dada nya.
"Mau nyamperin kapten kan" ucap Ghafri lalu ia juga melihat perempuan yang berada di dekat Sarga.
"Namanya Zia, mantan nya Sarga pas sebelum sama lo, anak nya aga aga trouble maker gitu, ngga usah khawatir lo" ucap Ghafri
"Nih sekarang lo jalan ke sana dengan percaya diri, kasih minum nya ke Kapten biar si Zia tau kalau lo pacarnya" ucap Ghafri
"Engga usah deh, aku balik aja, nanti ganggu mereka" ucap Nadhira lalu berbalik arah.
Ghafri menatap punggung pacar kapten nya yang lama-lama menjauh.
"Unik banget cewenya kapten" ucap Ghafri sembari memasang wajah bingung, setelah itu langsung membalikkan badannya.
"Hai Ghaf" sapa Zia, Ghafri hanya senyum tipis, melihat keanehan itu.
"Tadi cewe lo mau ke sini, tapi ngeliat lo sama Zia dia balik arah deh" ucap Ghafri
"Lo beneran, ga boong lo" ucap Sarga
"Beneran, emang gue pernah boong sama lo" ucap Ghafri mulai memainkan bola basket nya.
"Dia marah ga ya" ucap Sarga
"Ya elah, ga, masa gitu doang marah sih, cewe lo sekarang posesif banget ya, beda sama gue" Ucap Zia yang tidak di gubris oleh Sarga
Sarga langsung berdiri lalu pergi dari lapangan basket, segera berlari menuju kelas Nadhira. Sarga berhenti dengan nafas yang terengah-engah. Sarga melihat dimana keberadaan Nadhira.
"Nad, aku bisa jelasin" ucap Sarga
"H-hei, jelasin apa?" Tanya Nadhira dengan wajah bingung.
"Kamu ngga marah?" Ucap Sarga masih dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Ngapain coba" ucap Nadhira tertawa kecil.
"Tadi kan kamu ngeliat aku sama Zia" ucap Sarga.
"Aku tu tadi balik arah soalnya takut ganggu kalian, siapa tau serius pembicaraan nanti aku tahu sesuatu yang seharusnya aku ngga tau kan ngga enak" ucap Nadhira
"Nad" panggil Sarga.
"Gue beruntung dapetin lo" ucap Sarga lalu pergi begitu saja.
Sarga kembali ke lapangan basket dan di sana masih ada Zia. Sarga bergabung dengan Ghafri untuk bermain basket.
"Gimana cewe lo ga, udah beres, atau udah putus" ucap Zia
"Cewe gue ga kaya lo kali" ucap Sarga.
"Cewe lo ga marah kan bang, emang unik cewe lo, masa tadi dia balik arah terus bilang 'aku balik aja, takutnya nge-ganggu' gitu katanya, gue ampe kehabisan mikir ada ya cewe dewasa kaya Nadhira" ucap Ghafri.
"Cewe gue tuh" ucap Sarga.
"Si paling cewe gue" ucap Ghafri merebut bola dari Sarga tapi dengan cepat Sarga berlari sembari men-dribble bola basket di tangan nya.
.................
Jam menunjukkan pukul 7 malam, Nadhira sedang duduk sembari memainkan handphone nya, entah apa yang membuat Nadhira menoleh kan wajahnya untuk melihat ke arah jendela, seperti ada angin yang mengirimkan pesan. Nadhira memperhatikan suasana di luar jendela, lebih tepatnya langit pada malam hari itu. Nadhira perlahan berjalan menuju dekat jendela.
"Pelangi malam"
Nadhira menjabarkan karpet di terasnya, membawa alat lukis nya ke teras, duduk sembari mempersiapkan langit yang ingin di lukisnya.
Entah itu namanya pelangi atau bukan, Nadhira seperti teringat sesuatu. Yang ia ingat hanya
"Pelangi malam"
Cahaya bulan begitu terang benderang menerangi malam, sebuah cahaya berwarna kuning dan sedikit biru melengkung.
"Dear lukisan yang ku buat, aku ingin bercerita aku pernah melihat cahaya melengkung yang ku sebut pelangi malam sebelumnya, dulu ada seseorang yang berkata 'itu bukan pelangi, tapi aku lupa namanya' lucu tapi maaf aku akan terus menyebutnya pelangi malam"
Begitulah Nadhira melukis dan memaknai lukisan nya.
"Bahkan sampai saat ini masih tentang kamu Ardi, andai saat itu aku tidak jatuh terlalu dalam apakah aku akan seperti ini?"
Tak lama setelah Nadhira memandangi langit Nadhira mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat dari rumah nya.
Tak lama kemudian, langkah kaki itu berhenti di depan pagar rumah Nadhira, Nadhira tersenyum melihat seseorang yang berada di depan pagar rumahnya.
Berdiri dengan satu tangan memegang kantong plastik berisi makanan, jersey nya penuh dengan keringat, terlihat sangat lelah namun wajahnya berkata lain, wajahnya tersenyum seperti mempunyai semangat baru. Ya siapa lagi kalau bukan pacarnya 'Sarga Ezar Alastar yang matanya ga keliatan kalau senyum'
Nadhira buru-buru membuka pagar tanpa memakai sandal.
"Habis latihan?" Ucap Nadhira
"Iya" jawab Sarga dengan senyum nya
Kini mereka duduk di teras menikmati pemandangan malam yang indah.
"Nadh, mau aku kasih tau ga? Pertama kali ketemu kamu?" Ucap Sarga sembari menatap Nadhira
"Waktu aku ngga sengaja nabrak kamu kan?" Jawab Nadhira
"Engga, sok tau kamu" ucap Sarga
Hari itu Sarga bercerita kepada Nadhira bagaimana pertama kali bertemu dengan Nadhira.
..................
![](https://img.wattpad.com/cover/314725813-288-k889453.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGA EZAR ALASTAR!!
Romance"Sarga Ezar Alastar, aku banyak belajar dari mencintaimu, Bagaimama cara sabar, bagaimana harus merelakan, siap dalam hal kecewa, mengikhlaskan itu semua pelajaran buat aku, dan walaupun memang kecewa itu ada, aku tetep seneng kok bisa mencintaimu...