7

3.4K 491 15
                                    

Pergi ke luar dengan Mihya itu...

Hari ini kamu akan pergi dengan kakakmu untuk mencari keperluan festival tahunan di sekolah.

Awalnya sih, mau pergi sendiri. Tapi si sulung memaksa untuk ikut denganmu. Kamu memakai celana bahan berwarna hitam dengan sweater maroon.

Kamu meneliti penampilanmu di cermin. Kamu sudah siap. Membuka pintu kamar, kamu menoleh melihat kakakmu yang baru saja menutup pintu kamarnya.

"Udah siap (name)? Yuk berangkat."

Kamu sejenak meneliti penampilannya. Cukup serasi denganmu pikirmu. Celana bahan hitam, kaos putih tulang, dan cardigan maroon melekat bagus di tubuhnya.

"Cari apa dulu ini (name)?" Tanyanya setelah kalian turun dari kereta.

"Dari yang paling deket, pita sama cat air dulu kali yah? Ayo Mihya,"

Kalian berjalan ke arah sebuah toko alat tulis untuk mencari keperluan. Kamu mencari di sudut selatan, kakakmu mencari di sudut barat.

"Kalau pakai ini mungkin bagus..." Gumammu sembari memilih warna.

"Kalau Mihya gimana ya?" Kamu membawa dua warna cat air lalu mencari keberadaan kakakmu.

"...."

"Ah yah, maaf aku gak bisa berikan nomorku, nona nona manis"

Tampak di sana kakakmu sedang berbicara pada tiga orang gadis seperti seumuran denganmu. Kamu tak kenal mereka.

"Aduh kakak, hanya bertukar nomor ponsel..masa tidak mau? Lagipula kamu sendirian?" Paksa perempuan yang di tengah.

Menurut mata (name), selama hidup 16 tahun, instingnya mengatakan yang di tengah itu bosnya. Duh, bikin repot batinmu.

Kamu berjalan dengan tegas ke kakakmu yang nampak lelah tapi tertutupi senyuman.

"Mihya~ udah dapat nih, ayo pulang?" Kamu membawa dua warna cat itu di tangan kirimu, sedangkan yang satunya kamu pakai untuk menggandeng—lebih tepatnya menggeret tangan kakakmu.

"Ah iya (name)! Haha bisa dilihat aku tidak sendiri nona nona. Daah!" Kini giliran kakakmu yang cepat cepat menggeretmu menjauh dari sana.

"Ah jadi kebeli kan dua duanya. Mihya sih" Kamu memanyunkan bibirmu.

"Yaudah sih (name), warnanya cantik kok. Kalau dipakai dua-duanya mungkin bakal bagus."

"Yakin?"

"Yakin. Besok dicoba deh."

Akhirnya kamu mengangguk pasrah membuat kakakmu mengusap kepalamu sayang.

"Yosh, ke mana lagi?" Tanyanya padamu.

"Bentar, balikin mood dulu. Beli es krim aja lah Mihya."

"Oke lah."

Kalian beralih masuk ke pusat belanja untuk mencari es krim yang kamu cari.

"Mihya kamu antriin dulu ya, aku mau ke toilet. Nih titip." Kamu tak menunggu jawaban, langsung memberikan tote bag berisi cat air dan pita yang kalian beli.

Sekitar tujuh menit kemudian kami kembali dengan senyuman menghiasi wajahmu setelah membuang sebagian beban hidup.

Tapi ekspresimu berubah datar kemudian.

Kemu melihat kakakmu yang terpojokkan oleh empat orang wanita, sepertinya tante-tante? Kamu melihat tatapan kakakmu seperti,

"(name) tolong! Sumpah takut diculik!"

Kamu memijit pelipismu lelah,

"Duh mihyaa!"

Akhirnya kamu maju juga untuk membebaskan kakakmu.

"Permisi kakak kakak cantik, Mihya aku bawa pulang dulu yaa!"

"Yah, ternyata sudah punya pacar"

Kamu tersenyum dan buru-buru menggeret tangan kakakmu menjauh.

"Asli Mihya, gak mau aku keluar sama kamu lagi."

"Ih (name) jangan gitu lah sama kakak sendiri." Katanya melas.

"Ya kamu digoda terus sama perempuan. Mana tadi tante-tante yang dateng. Yang repot siapa ini?" 

"Ya maaf sih (name), pesonaku gak bisa ditolak."

"..."
"..."

"Lah? (Name) tunggu!"

...bikin repot!!

HEY SISTER! Michael Kaiser Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang