9

3.1K 499 36
                                    

Sebenarnya, kamu...

Sekarang kamu sedang bersantai-santai dengan bunda di ruang keluarga. Menonton tv dengan kepalamu di paha sang ibu.

"Bunda dulu Mihya tuh gimana sih? Bunda ngidam apa deh, sampai anaknya pecicilan gitu. Tapi ajaibnya pinter." Tanyamu saat layar tv menayangkan iklan.

"Michael? Hmm...hahhaha dari kecil emang aktif."

"Oooh, si kecil aktif ya bund."

"(Name) ingat? Dulu Michael nempel terus sama kamu. Katanya kalau ditinggal, bisa dicuri setan."

"Ih kok gitu bun?" Tanyamu sekarang duduk menghadap bunda.

"Iya loh, dulu waktu kamu umur 5 atau 6 ya? Michael sekitar 7 tahun pokoknya, papa kalian belum ke Jerman lagi kan. Kalian diajak papa nonton animasi horor. Emang ngawur papa kalian." Jelas bundamu.

Kini kalian saling duduk berhadapan.

"Terus terus?"

"Kamu sama Mihya duduk sebelahan di sini, papamu di atas. Kalian nontonnya seriuuus banget. Bunda sampai heran deh, anak-anak umur segitu tuh umumnya kaget, takut, nangis kalau lihat yang serem. Eh tapi kalian kok malah diam diam aja."

"Wah kok gitu.. tapi (name) emang iya sih, berani gitu." Banggamu pada dirimu sendiri.

"Eiiy kata siapa! Ceritanya belum selesai. Waktu nonton, kan malem-malem. Pas banget, lagi hujan..."

"Terus terus?"

"Terus kalian nonton animasinya sampai selesai."

"Ih bunda kok ga ada yang serem. Udah nungguin." Katamu sebal.

"Bentar (name),

Nah, waktu itu bunda suruh kalian bertiga tidur, udah malem begini. Papamu nurut, langsung ke kamar habis cium kalian. Terus tinggal kalian kan. Michael ngomong gini,

"Bunda Mihya mau jagain (name)! Mau tidur sama (name)! Biar (name) gak diculik nenek-nenek!"

Bunda ketawa denger itu. Kan emang kalian waktu kecil kamarnya udah dipisah...emang dasarnya juga kalian berantem terus." Bundamu tertawa mengingat masa lalu.

"Terus bunda bilang,

"Yaudah kamu temenin (name) tidur di kamarnya."

Kamunya yang gak mau. Malah ngomong gini,

"(name) gak mau sama Mihya. Bunda Mihya takut tidur sendiri."

'Ih Mihya gak takut! Mihya mau jaga (name)!'

'gak mauuu'

Terus kan daripada kamu gak bisa tidur, bunda akhirnya suruh Michael tidur di kamarnya. Michael beneran gak takut sih."

"Lah terus kenapa? Beneran mau jagain aku?"

"Bunda juga gak tahu. Lanjut. Terus kalian tidur tuh di kamar masing-masing, nah ini bagian serunya (name)."

Kamu sontak duduk menegak mendengarkan dengan saksama.

"Jam 1 malam listrik di rumah mati. 'pet!' gitu. Kan posisi udah pada tidur semua. Nah bunda tuh bangun. Terus bangunin papa kalian buat cek di bawah. Kita berdua turun tuh, bunda yang pegang senter. Tiba-tiba...

'MIHYAAAAAA!'

Bunda kaget itu kan, panik. Terus bunda ninggalin papa kalian, otomatis senter bunda bawa. Udah bodoamat sama papa kalian."

Keningmu berkerut mendengar cerita bundamu. Mau ketawa karena membayangkan gimana nasib papamu, tapi juga agak takut, eh sedikit deng.

"Bunda lari ke kamar kakakmu. Soalnya kamu teriak Mihya gitu. Bunda buka, senterin ke seluruh ruangan, Michael nya gak ada!"

"Loh?! Terus Mihya ke mana? Dia diculik setan?"

"Bentar,... Michael gak ada, bunda beralih ke kamar kamu. Bunda dobrak itu pintu...kamu tahu apa yang bunda lihat, (name)?" Kata bundamu misterius dan serius.

"..." Kamu menebak nebak kemungkinan buruk.

"A...a..apa bun?"

Bundamu menghela napas lega, lalu tersenyum.

"Bunda lihat Michael lagi meluk kamu. Dia nenangin kamu yang nangis sambil terus kecup kepala kamu,

"Gak papa (name), Mihya di sini jagain (name)"

gitu katanya."

Kamu membuang napas dengan lega. Senang ternyata bukan sesuatu yang serius.

Mihya kecil selalu ada untukmu.

"Gitu loh (name), kakakmu walau pecicilan, tapi sayang sama kamu. Bunda kira Mihya yang kenapa kenapa. Ternyata kamu yang bangun tidur, terus takut karena gelap."

"...iya tahu kok. (Name) juga sayang sama Mihya."

"..."

"Hah? Apa (name)? Gak denger?"

Kamu sontak menoleh ke belakang, dibalik sofa kakakmu menyeringai jahil padamu. Dia sepertinya baru pulang dari latihannya.

"(Name) tadi bilang apa?" Kakakmu mendekatkan bagian kanan wajahnya padamu, menunggumu mengulang kalimatmu tadi.

Wajahmu memerah malu, telapak tanganmu reflek mencium pipi putihnya. Sukses memberi tanda telapak tangan.

"AW! Bunda lihat kelakuan (name)!"

...juga menyayanginya.

HEY SISTER! Michael Kaiser Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang