EMPAT

23 32 36
                                    

Hai selamat malam, tandai typo ya.
Selamat membaca, semoga suka❤️
Oh iya, jangan lupa vote+komen ya, biar aku makin semangat!!

                            ❤️❤️❤️

"Gak kerumah dulu Wi?" Tawar Reina, saat kini dia dan Dewi tiba di depan rumahnya. Mereka baru saja pulang membolos.

"Gak ah, nanti mama gue nyariin. Makasih ya Rei traktirannya, dadah." Ucap Dewi sambil tersenyum sebentar lalu berlalu meninggalkan Reina.

Reina membalas senyuman Dewi, lalu dirinya pun berjalan memasuki rumahnya, dan berniat membersihkan tubuhnya lalu beristirahat.

Reina pun membuka pintu rumahnya, namun, kehadiran seseorang yang tengah berdiri tepat dihadapannya kini membuat jantungnya serasa pindah ke lambung.

"Zidan? Ngapain disini?" Tanya Reina takut hanya karena mendapat tatapan datar dari sahabatnya, Zidan.

"Gue disini mau hukum murid pak Raka yang barusan bolos." Jawab Zidan sambil mendaratkan bokongnya di sofa.

"Maaf." Suara Reina bergetar. Pasalnya, dia takut Zidan melaporkan ini ke mami nya.

"Sini duduk." Zidan tidak menjawab permintaan maaf Reina, dirinya malah menepuk sofa disampingnya dan menyuruh Reina duduk.

Tak lama kemudian, Reina menyusul Zidan lalu duduk disampingnya dengan pandangan yang terus menunduk.

"Kenapa nunduk, hm?" Zidan bertanya sambil menaikkan dagu Reina agar menatapnya.

Namun, Reina masih bungkam. Lalu Zidan pun kembali bersuara,
"Gak pa-pa, gak perlu cerita kalau emang gak mau. Gue gak bakalan bilang ke mami lo kok. Sekarang, lo mandi dulu, abis itu kita nonton TV bareng ya?" Tawar Zidan.

"Lo gak mau pulang?" Alih-alih menjawab tawaran Zidan tadi, Reina malah menanyakan hal seolah-olah mengusir Zidan.

"Nanti lo udah tidur, gue pulang." Jawab Zidan singkat.

Reina pun mengangguk lalu pergi ke lantai 2 dimana kamarnya berada. Zidan dengan setia menunggu Reina sambil menyiapkan beberapa camilan dari dapur.

Zidan sudah tidak sungkan lagi dirumah Reina, karena setiap mami Reina kerja lembur, dia selalu menitipkan Reina kepadanya. Dan Zidan dengan antusias meng-iyakan permintaan mami Reina.

                            ❤️❤️❤️

PRANGG!! suara benda pecah membuat Arsean yang tengah terlelap seketika bangun dengan keadaan kaget.

Dia melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 23:56. Yang artinya, papa nya sudah pulang. Dan suara benda jatuh tadi Arsean yakin itu ulah papa nya.

Arsean bangkit dari tempat tidurnya, berniat keluar kamar dan melihat kekacauan apa yang telah di perbuat papa nya kali ini.

Tapi saat Arsean hendak membuka knop pintu kamarnya, suara papa nya membuat dirinya mengurungkan niat untuk keluar.

"INI SALAH KAMU! MALAH MEMASUKKAN ANAK ITU KE SEKOLAH MAHAL! SUDAH TAHU HIDUP KITA PAS-PASAN!" Bentak Andra-papa Arsean kepada Linda yang tak lain adalah mama Arsean.

"AKU CUMA MAU YANG TERBAIK BUAT SEAN MAS!" Ucap Linda dengan nada yang tak kalah tinggi dari suaminya.

"PERCUMA LIN, ANAK ITU TETAP BODOH! BAHKAN DIA TIDAK PERNAH MASUK 10 BESAR DARI DULU!"

"DIAM MAS! KALO ANAK KITA DENGAR GIMANA?!"

"BIARIN! SUPAYA DIA MIKIR! BIAR KAYAK KAKAKNYA YANG SEKARANG SUDAH SUKSES"

"Mereka beda mas! Sean bersinar dengan caranya sendiri." Tutur Linda dengan nada yang sedikit direndahkan.

"YAUDAH! KAMU URUS SAJA ANAK TIDAK BERGUNA ITU! AKU TIDAK MAU TAHU!" Bentak Andra lalu meninggalkan Linda yang tengah menangis.

Arsean masih setia berdiri di balik pintu, menghela nafas panjang, lalu berkata lirih, "ternyata benar, gue emang gak berguna. Bukan satu orang aja yang ngomong kek gitu."

                          ❤️❤️❤️

"Sean kita bayar kas setiap hari Selasa, bayarnya 5 ribu. Jadi karena gue udah ngasih tau lo, lo jangan pura-pura lupa ya waktu gue tagih." Reina berkata panjang lebar pada Arsean.

Tetapi, Arsean hanya menatap kosong ke arah papan tulis. Hingga Reina pun kesal.

"Ih! Gue ngomong di dengar gak sih?! Cape tau." Kesal Reina.

"Sstt. Gue dengar kok, udah ya." Arsean berkata demikian sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir Reina.

Reina yang mendapatkan serangan tiba-tiba kayak gini, hanya diam mematung. Atau lebih tepatnya, ngelag.

Arsean juga tidak melepaskan telunjuknya di bibir Reina, dia juga kaget dengan perbuatannya sendiri.

"Sorry, gue reflek." Ucap Arsean sembari melepaskan telunjuknya di bibir Reina.

Reina tidak berkata apa-apa, dia langsung membalikkan tubuhnya menghadap ke depan. Karena bangku Arsean tepat berada dibelakangnya.

"Lah marah tuh anak?"

                            ❤️❤️❤️

See u next chapter ❤️

Dipublikasikan: Minggu, 2 April 2023.

RUMIT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang